51. Maaliq's first birthday

3K 161 3
                                    

"No! Ma...." Maaliq menangis, ia menolak saat akan dipakaikan sepatu, biasanya juga ngga rewel.

"Maaliq mau apa nak? Udah ya jangan nangis terus, nanti capek sayang"

Aku mengalah, daripada Maaliq semakin menangis, aku malah ngga tega liatnya. Perkara tidak mau pakai sepatu, nangis nya sampe teriak-teriak. Mas Wisnu sudah sampai di tempat acara lebih dulu, mau cek persiapan di sana. Aku dan Maaliq akan menyusul, bareng ayah sama bunda.

"Cu..." rengek nya, dan Maaliq masih sesegukan.

"Ini susu nya" Maaliq meminta ku untuk melepaskan pakaian nya, ya sudahlah aku pasrah, kasian juga kalau dipaksa.

✉️ Mas Wisnu

[Maaliq ngambek, perkara ngga mau pake sepatu]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Maaliq ngambek, perkara ngga mau pake sepatu]

[Dipaksa malah nangis sampe teriak-teriak]

[Susah banget dibujuk nya, nyerah aku mas]

[Lucu banget sih]

[Tunggu, mas pulang]

"Assalamu'alaikum..." Itu suara ayah sama bunda.

"Waalaikum salam"

"Lho kok belum siap cucu oma?" Maaliq acuh, biasanya ia akan sangat antusias bila bertemu oma dan opa nya.

"Lagi ngambek bun,ngga mau pakai sepatu, sampe dilempar tuh sepatu nya" sebelah sepatunya ada di pojok meja tv, dan satu lagi ada di kolong meja.

"Pakai sepatunya sama opa yuk..." Maaliq menggeleng.

"Sepatunya salah kali Sal, apa gimana, kok tiba-tiba ngambek gini" Tanya bunda.

"Tadi tuh anteng banget waktu Salma pakein baju, tapi pas giliran mau pakai sepatu malah nangis, ngga ngerti Salma"

"Wisnu udah duluan ya?"

"Iya bun, tapi mau balik lagi"

Maaliq sudah lebih tenang, sekarang Maaliq sedang bermain mobil-mobilan bersama opa nya. Jangan lupakan soal sepatu, Maaliq masih tidak mau memakai sepatunya.

"Pa...pa..." melihat kedatangan mas Wisnu, Maaliq langsung ingin digendong.

"Jagoan papa, kenapa ngga mau pakai sepatu sayang?"

"Ma, mana sepatu sama bajunya, sini biar papa yang pakaikan" Mas Wisnu mode bapak-bapak.

Maaliq kembali menggeleng, ia sudah siap akan menangis.

"Kenapa ngga mau pakai sepatu? Ini sepatunya kan sama kayak punya papa" bujuk mas Wisnu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa ngga mau pakai sepatu? Ini sepatunya kan sama kayak punya papa" bujuk mas Wisnu.

"Maaliq di tinggal aja deh pa, nakal begitu, mama ngga mau ajak anak nakal" Aku kesel juga lama-lama, udah mana mood ku lagi naik turun begini.

Hhhuuuuaaaaaa.....

"Ma...kamu ini, ngalah dulu sama anaknya, ini malah makin nangis lho"

"Stt...cup...cup...sayang nya papa, udah ya nak jangan nangis, abis ini kita beli ice cream oke?"

"Udah dibawa aja sepatunya, ayo kita berangkat sekarang, nanti telat" ucap bunda.

~

"Maaliq kenapa mbak?" Tanya Syera saat kami sampai.

Aku dan mas Wisnu menyewa cafe milik Gema, kami mengundang keluarga terdekat dan kerabat terdekat saja, ada beberapa tetangga juga yang kami undang. Yang datang kebanyakan orang dewasa, karna Maaliq belum punya banyak teman.

"Ngga mau pakai sepatu, susah banget bujuk nya"

"Lucu banget mbak mukanya, cemberut gitu" Syera tertawa melihat raut wajah ngambek Maaliq.

"Ngga mau mbak gendong itu, mau sama papa nya aja"

"Mbak, tadi ditanyain sama istrinya bang Bima"

"Oh iya, nanti mbak kesana, sekarang mau bujuk bujangan dulu, bentar lagi kan acaranya mau mulai"

"Ayo mbak, aku kan MC nya"

Alhamdulillah, acaranya lancar. Maaliq kembali happy saat melihat dekorasi ulang tahun pertamanya. Apalagi saat melihat tumpukan hadiah, Maaliq Ingin cepat membukanya satu persatu.

"Mamaaa...." Maaliq menghampiri ku, masih dalam gendongan mas Wisnu.

"Apa? Udah ngga ngambek lagi sama mama?" Maaliq merentangkan kedua tangan nya, minta digendong.

"Maaa...udah dong, nanti nangis lagi ini anaknya" Mas Wisnu mencoba mendamaikan kami berdua.

"Papa kok belain Maaliq terus sih...Mama sedih deh" Aku pura-pura menangis, dan Maaliq langsung meminta diturunkan, Maaliq memeluk ku dengan tangan mungil nya, gemas.

"Bilang maaf sama mama, maafin Maaliq mama..." Mas Wisnu ikut memeluk kami berdua.

"Gemes banget sih anak bayi, mana bisa mama marah sama Maaliq lama-lama, sini-sini mama gendong"

~

"Mel, tadi kamu nyariin aku ya?"

Aku baru sempet buat samperin Melinda, istrinya Bima. Maaliq dibawa pulang sama ibu dan ayah, nanti sekalian pulang aku jemput Maaliq dulu.

"Iya Sal, sini duduk, aku pengen ngobrol sama kamu"

"Ada apa Mel? Kamu lagi ada masalah?"

"Sal...aku..."

"Kamu kenapa? Kok malah nangis, cerita sama aku"

"Aku...harus gimana ya Sal, mas Bima kayaknya belum bisa moveon dari kamu"

"Hah? Gimana maksudnya? Kamu bisa jelasin secara detail ngga Mel, aku bingung"

"Aku belum disentuh sama sekali, padahal usia pernikahan kita udah hampir satu tahun" Melinda menunduk lalu menyeka airmata nya.

"Serius? Kok bisa sih, duh bang Bima kenapa sih, aku jadi ngga enak sama kamu Mel"

"Aku ngga salahin kamu Sal, aku cuma mau cerita aja"

"Tunggu disini, aku panggil bang Bima dulu"

"Jangan Sal!"

"Masalah ini harus diluruskan Mel, aku ngga mau jadi benalu di rumah tangga kalian!"

"Tapi Sal---"

.
.
.
.
.

Bersambung...

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang