Hari ini Arzan mengantarkan Umma nya, Sahfia dan juga calon istrinya Shireen, untuk membeli seserahan sekalian fitting baju.
"Kamu gak kuliah Sha?" tanya Shireen melihat Shafia yang sudah siap.
"Hehe, aku bolos Ren. Tapi gak papa demi kamu sama Bang Arzan," cengirnya tanpa dosa.
"Astaghfirullah, kenapa Sha? Kamu rela bolos cuma buat nemenin kita. Aku kan udah ditemenin sama Gus Arzan dan Umma."
"Ren, pernikahan Bang Arzan itu yang paling aku tunggu-tunggu banget dari dulu. Makanya sekarang aku mau bantu siapin semuanya."
"Walaupun kamu harus bolos gitu?"
"Ya gak papa, sekali-sekali boleh lah."
Shireen berdecak tak percaya, effort calon adik iparnya ini sangat besar untuk mempersiapkan pernikahannya.
"Lagian aku termasuk salah satu mahasiswi yang rajin kok. Jadi gak papa bolos satu hari doang."
"Ya ya ya, terserah kamu deh."
...🦋🦋...
Arzan sudah bagaikan bodyguard untuk dua perempuan yang sedang berdebat memilih gaun pengantin saat ini. Dirinya sudah menunggu hampir satu jam lamanya, dan tidak ada hasil sama sekali.
"Ini aja Ren, bagus. Modelnya modern dan elegan." Shafia memperlihatkan gaun pengantin berwarna hijau tosca.
"Yang ini lebih cocok, warnanya putih sama ada motif bunganya juga, modelnya simple dan nyaman dipake. Bagus kalau dipake sama Shireen," kata Syakhira menunjukkan gaun pengantin berwarna putih dengan sedikit renda dibagian dada.
Shireen menggaruk kepalanya yang tak gatal melihat perdebatan antara ibu dan anak di depannya ini. Sejujurnya dia menyukai dua gaun itu, tapi tidak mungkin dia mengambil dua-duanya kan?
"Iren sih terserah kalian aja. Iren gak terlalu ngerti soal fashion."
"Yaudah kita ambil dua-duanya. Satu dipake buat akad, satu lagi dipake saat resepsi," pungkas Arzan memutuskan.
"Ide bagus!" sahut Syakhira setuju.
"T-tapi Umma, apa ini gak berlebihan? Ini harganya lumayan mahal."
"Enggak sama sekali. Lagian kan ini buat hari spesial kamu. Harus cantik dong."
"Iya Ren, kamu harus kaya princess nanti, biar Bang Arzan tambah suka," timpal Shafia menggoda keduanya.
Mau tak mau Shireen mengangguk, sementara Arzan pergi untuk membayar kedua gaun itu.
...🦋🦋...
Kini mereka pergi ke mall untuk membeli perlengkapan lain seperti baju, sepatu, skincare, make up, dan lain-lain.
"Kamu maunya baju kaya gimana sayang?" tanya Syakhira saat mereka sudah sampai di salah satu toko baju.
Shireen tersenyum tipis saat Syakhira memanggilnya sayang, kalimat seperti itu jarang sekali ia dapat dari bundanya. "Sederhana saja Umma, yang sekiranya bakal kepake."
Syakhira mengajak Shireen memilih baju-baju gamis, dan memilihkan sedikit untuk Shireen. Selebihnya ia membiarkan Shireen memilih sendiri sesuai seleranya. Tak lupa ia juga mengajak Shireen untuk memilih sepatu dan sandal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental Love
Teen FictionSquel Jodoh yang sesungguhnya Arzan Rizwan Al-azhar menyukai salah satu santriwati kembar di pesantren kakeknya. Santriwati itu bernama Safinah. Setelah Arzan menyelesaikan pendidikannya, ia berniat melamar Safinah. Tiga hari setelah niat baiknya di...