Chapter 7

1.3K 43 0
                                    

Safinah sudah siap dengan baju abaya hitamnya serta jilbab dan cadar. Ia akan mendatangi majelis ilmu malam ini bersama adiknya.

"Kak, harus pake cadar ya?" tanya Shireen yang baru selesai bersiap. Ia memakai baju gamis hijau dengan jilbab juga senada.

"Gak usah kalau gak terbiasa."

"Yaudah berangkat aja yuk!" Shireen segera menyalami kedua orang tuanya begitupun Safinah.

"Hati-hati ya," pesan Khalif.

"Kalau ada apa-apa telpon Bunda sama Ayah," sahut Talita.

"Iya Bun, kita berangkat ya."

Khalif dan Talita mengangguk. Setelah itu, twins S langsung pergi ke majelis dengan berjalan kaki. Karena memang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Kenapa kakak suka banget jalan kaki? Padahal lumayan pegel," keluh Shireen yang sudah mulai merasa kakinya pegal.

Safinah terkekeh, dari dulu adiknya tidak pernah berubah. "Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan ibnu Majah dan muslim, seseorang yang berjalan ke masjid, maka setiap langkah kakinya akan diberikan satu pahala, dan dihapuskan satu dosa, dan dinaikkan satu derajat oleh Allah SWT."

"Tapi kan kita mau ke majelis bukan ke masjid."

"Sama saja. Intinya kita datang dengan sebuah tujuan mendapatkan pahala dan ridho-Nya Allah SWT."

"Kakak kok pucet banget? Kakak sakit?" Shireen khawatir melihat wajah pucat kakanya.

"Gak kok, gak papa. Kakak baik-baik aja."

"Beneran? Kakak gak sakit kan?"

"Iya bener. Kalau Kakak sakit juga gak akan pergi ke mejelis."

Shireen mulai sedikit tenang mendengar jawaban kakaknya, walaupun masih ada sedikit keraguan didalam hatinya.

...🦋🦋...

Malam ini Syakhira, Atlan dan Shafia berkunjung ke Pesantren untuk membicarakan perihal khitbah Arzan. Ustadzah Raisyah dan Ustadz Affan-suaminya serta anak-anaknya juga berkunjung malam ini.

"Arzan serius mau nikah?" tanya Ustadzah Raisyah.

Arzan mengangguk. "Iya ustadzah."

"Siapa calonnya?" lanjut Zehan bertanya.

"Safinah." Bukannya Arzan, tetapi Shafia yang menjawab.

Zehan sedikit tidak percaya. "Safinah kembaran Shireen?"

"Iya Kak."

"Beneran Tante?"

Syakhira mengangguk. "Iya Han. Kenapa kamu kaya kaget gitu?"

"Kakak kaya gak pernah denger orang mau nikah aja," celutuk Alifhia.

"Gak papa Tante, cuma specheles aja. Safinah kan masih muda, bahkan umurnya sama kaya Shafia."

"Namanya juga jodoh, gak ada yang tau. Rasulullah dan Aisyah saja terpaut umur yang sangat jauh," sahut Ustadzah Raisyah.

"Umur bukan penghalang untuk menikahi seseorang," lanjut Ustadz Affan.

"Kamu ingin konsep pernikahannya seperti apa?" lanjut ustadzah kembali bertanya.

"Sederhana saja ustadzah, yang penting dapat kesan bahagianya."

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang