Usia kandungan Shireen sudah memasuki empat bulan. Seperti kebanyakan Ibu hamil lainnya, ia mengalami morning sickness dan ngidam yang aneh-aneh.
"Kenapa pake make-up tebel gitu? Sengaja mau dilirik laki-laki, hm?" tanya Arzan saat melihat Shireen sudah rapih dengan setelan kuliahnya.
"Ini gak tebel kok Mas, lagian gapapa lah sekali-kali."
"Gak ada sekali-kali, hapus sekarang."
"Mas... Masa aku ke kampus polosan aja sih? Entar keliatan makin jelek lagi, mana badan aku udah mulai gendut," gerutu Shireen cemberut kesal.
"Sayang, gak ada yang bilang kamu jelek. Kamu tetap cantik dimata Mas, apapun keadaannya," bujuk Arzan mengelus kepala Shireen yang terbalut hijab ungu.
"Oke aku hapus, tapi ada syaratnya," ujar Shireen seketika muncul ide cerdik.
"Apa?"
"Pulang kuliah nanti beliin es krim lima."
"Banyak banget?? Buat siapa?"
"Buat aku lah, kalau Mas mau bisa beli sendiri."
"Tapi sayang, lima es krim banyak banget. Itu gak baik untuk bumil kaya kamu."
"Yaudah aku gak mau hapus make-up nya. Dan Mas gak usah nganterin aku, aku naik taksi aja!" jawab Shireen berlalu kearah pintu.
Arzan mengambil kunci mobil dan menyusul Shireen. "Oke fine! Kita beli es krim nanti. Sekarang kamu hapus make-up nya ya, nurut sama suami."
Seketika Shireen mengangguk cepat.
...🦋🦋...
"Belajar yang bener, nanti kalau mau pulang kabarin. Biar aku jemput," ujar Arzan saat sudah berada didepan kampus Shireen.
Shireen mengangguk dan menyalami tangan Arzan. "Iya, jangan lupa es krimnya."
Setelah berpamitan Shireen keluar dari mobilnya dan melambaikan tangan kearah Arzan.
"Pagi Iren..." sapa Icha yang baru datang.
"Pagi Cha," balas Shireen tersenyum.
"Barengan aja yuk!"
Mereka berjalan beriringan menuju kelas sambil bercerita ringan.
"Hay Shireen," sapa Roy tersenyum manis.
Shireen tersenyum tipis. "Hay."
"Shireen doang nih yang disapa? Gue dianggap hantu gitu?" sindir Icha membuat Roy terkekeh.
"Hay juga Icha utaran."
Icha mendengus kesal karena lagi-lagi Roy memanggilnya Icha utaran. Ya memang dia akui namanya mirip, tapi wajahnya jelas berbeda. Yaiyalah, sudah tentu cantik Icha utaran daripada dirinya.
"Oh ya, gimana kuis kemaren? Jawaban yang gue kasih bener semua? Atau ada yang salah?" tanya Roy pada Shireen.
"Allhamdulilah bener kok, ada beberapa yang salah. Tapi gak banyak, makasih ya Roy."
"Sama-sama. Kalau ada yang gak lo tau tanya aja."
Shireen mengangguk.
"Lu kan pinter soal beginian. Kenapa lo milih jurusan Hukum?" tanya Icha heran.
"Jangan bilang lo salah jurusan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental Love
Teen FictionSquel Jodoh yang sesungguhnya Arzan Rizwan Al-azhar menyukai salah satu santriwati kembar di pesantren kakeknya. Santriwati itu bernama Safinah. Setelah Arzan menyelesaikan pendidikannya, ia berniat melamar Safinah. Tiga hari setelah niat baiknya di...