Chapter 38

1.8K 38 0
                                        

Hari kedua di Arab Saudi mereka mengunjungi kota Madinah. Seperti yang mereka lakukan di Makkah sebelumnya, mereka kembali mengunjungi tempat-tempat bersejarah.

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Masjid Nabawi sekalian sholat dhuha. Disini sangat indah karena terdapat payung-payung lebar yang tidak akan membuat orang-orang kepanasan. Cocok juga dijadikan untuk tempat selfie.

"Masjid ini dibagun saat pertama kali Rasulullah datang ke Madinah ya Mas?" tanya Shireen memastikan.

"Iya betul."

"Nabi Muhammad SAW saat itu menghentikan unta tunggangannya di sebuah tempat yang merupakan penjemuran buah kurma milik dua anak yatim bersaudara. Kemudian tempat itu dibeli Rasulullah untuk dibangun masjid dan kediaman beliau," lanjut Arzan menjelaskan.

Cukup lama mereka berada di masjid Nabawi, menjelang waktu sholat dzuhur, mereka memutuskan untuk sholat di samping makam Rasullulah. Setelah itu berdzikir dan berdo'a.

"Ya Allah, Terima kasih telah mengizinkan hamba untuk menginjak kota Madinah yang ke tiga kalinya. Dan pada kesempatan ini, hamba meminta untuk diberikan kesehatan, kelancaran, serta keharmonisan berumah tangga. Awetkanlah rumah tangga hamba Ya Allah, berkahilah setiap apa yang kami kerjakan, ridhoilah apa yang kami kerjakan. Jangan memberiku bidadari lagi di akhirat nanti Ya Allah, karena hamba sudah memiliki satu bidadari untuk di dunia dan insyaallah Engkau satukan kami di akhirat kelak," ucap Arzan memanjatkan do'a.

...🦋🦋...

Setelah dari masjid Nabawi, mereka mengunjungi salah satu mall yang ada disini untuk membeli oleh-oleh.

"Kita beli apa disini?" tanya polos Arzan saat memasuki mall.

"Banyak lah Mas, beli baju, aksesoris, mukenah, sarung, peci, jilbab, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya."

Toko pertama mereka mampir di toko abaya. Shireen sampai bingung memilih karena abaya disini sangat bagus dan cantik semuanya.

"Umma sukanya model apa ya Mas?" tanya Shireen sambil melihat-lihat.

"Biasanya Umma gak mau warna yang mencolok, terus jangan yang terlalu bermotif. Jadi kamu pilihnya yang simple aja."

Shireen mengangguk paham dan mencari lagi baju sesuai apa yang dikatakan Arzan tadi.

"Daena nakhtar ukhti, (ayo dipilih adikku)," ucap sang pemilik tokoh dengan senyum ramah.

Shireen hanya tersenyum membalasnya, karena ia sama sekali tidak paham apa yang pemilik tokonya bicarakan.

"Dia bilang silahkan dipilih," ucap Arzan memberitahu.

"Oalah, mana aku ngerti pake bahasa Arab gitu?"

"Makanya banyakin belajar."

"Kamu jarang ngajarin aku, sibuk terus sih," cemberut Shireen membuat Arzan terkekeh gemas.

"Iya, nanti aku ajarin kalau ada waktu."

"Kalau Shasa sukanya yang kaya gimana Mas? Aku mau beliin juga buat dia."

"Selera Shasa bisa berubah-ubah, kadang mau yang heboh, tapi juga kadang mau yang simple. Sesuai mood dia aja sih."

"Gimana kalau couplean sama aku?" tanya Shireen sambil menunjukkan dua abaya hitam dengan motif khas Arab.

"Boleh, Shasa juga pasti suka."

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang