Chapter 27

1.5K 45 1
                                    

Sudah dua hari ini Arzan berusaha mencari bukti bersama Kang Umar. Kang Umar adalah satu-satunya orang yang siap membantunya, para warga pesantren pun sedikit banyak kecewa mendengar berita dari Gus idolanya.

Saat ini, keduanya sedang berada di ruangan pimpinan Pesantren, kemarin mereka sempat mengecek CCTV dan memang pada hari Kamis, ustadzah Mayasara sempat pergi keluar jam 8 malam.

"Udah nemu dimana lokasinya Kang?" tanya Arzan dengan mata yang sibuk pada laptopnya.

"Belum Gus, tapi dari perkiraan saya. Sepertinya itu di sebuah hotel."

Arzan menghentikan sejenak pekerjaannya. "Hotel?"

Kang Umar mengangguk. "Terlihat dari nuansa kamarnya, ya walaupun rada gelap. Karena lampu dimatikan, hanya ada cahaya dari lampu tidur saja."

"Berarti kemungkinan hotelnya dekat dari sini."

"Betul Gus. Tidak mungkin ustadzah Mayasara mencari hotel jauh-jauh. Karena dia pergi jam 8 malam, dan pulang sekitar pukul 3 pagi."

Arzan mengangguk, ia membuka google maps, melihat hotel yang sekiranya dekat dengan Pesantren.

"Chatharinna Hotel?" Arzan membaca nama gedung hotel yang lumayan dekat dengan pondok Pesantren Al-Muhajjirin.

"Nah, bisa jadi hotel itu Gus."

"Kang, bagaimana kalau kita kesana?"

"Maksudnya kita nginap Gus?"

"Tidak perlu, kita cukup mampir sebentar disana sembari mencari bukti."

Kang Umar mengangguk. "Kapan kita akan kesana Gus?"

"Ba'da Dzuhur saja."

...🦋🦋...

Baru dua hari berpisah dengan Gus Arzan, membuat Shireen sedikit merindukan suaminya itu. Walaupun kecewa, namun tak bisa dipungkiri Shireen merindukan Gus nya itu. Ayahnya juga sudah mengetahui masalah yang sedang dihadapi Shireen. Bagaimana reaksinya? Tentu saja sangat marah. Setelah mendengar cerita dari Shireen waktu itu, Khalif langsung hendak menemui Arzan untuk memberikan pelajaran kepada menantunya itu. Tapi Talita melarangnya dan mengatakan jangan gegabah.

"Lo denger gak sih Ren? Daritadi bengong mulu!" dengus Maira yang habis curhat dengan Shireen. Saat ini mereka sedang berada dirumah Shireen, lebih tepatnya didalam kamarnya.

"Iya iya denger kok."

"Denger aja tapi gak diresapi!" cibir nya sebal.

"Aku juga banyak pikiran Mai, jadi gak bisa fokus sama cerita kamu."

Maira menggela nafas pelan, ia paham posisi sahabatnya ini. "Masih kepikiran sama suami lo?"

Shireen mengangguk. "Kenapa Mas Arzan gak kesini sih? Gak ada niat apa buat jelasin atau sekedar minta maaf gitu," celutuk Shireen dengan bibir berdecak sebal.

"Memangnya zina yang dilakukan suami lo itu seperti apa? Zina mata? Zina tangan? Zina pikiran? Atau-"

"Zina yang sebenarnya!" potong Shireen cepat.

"Whatt!! Jangan bilang kalau suami lo...."

Shireen mengangguk. "Aku gak tau itu benar atau nggak, tapi yang jelas aku sudah melihat semuanya."

"Lo gak usah suzun dulu, siape tau bukan suami lo. Kali aja orang lain yang nyamar jadi suami lo."

"Su'udzon Maira! Buka  suzun!" koreksi Shireen.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang