Seperti hari-hari biasanya Shireen kembali bersekolah, rencana bulan madu akan dilaksanakan satu bulan lagi. Dan itu membuatnya sangat antusias, karena Korea adalah salah satu negera impiannya dari dulu, ia ingin sekali pergi. Namun tidak ada kesempatan, padahal ia sudah belajar banyak bahasa Korea.
"Gue nitip boleh gak?" tanya Rania. Ia sangat iri melihat sahabatnya itu bisa pergi ke Korea yang notabennya banyak para idol.
"Boleh, mau nitip apa?"
"Bawain Cha eunwoo kesini."
"Kalau itu mah gak bisa. Jangankan bawa dia Ran, ketemu aja belum tentu."
"Kamu sih, permintaannya aneh-aneh banget!" celutuk Farida.
Saat ini mereka lagi istirahat pertama, mereka memilih mengobrol ditaman Pesantren.
"Gak ke ndalem Ren?"
"Ntar aja ah, waktu istirahat kedua aja."
"Btw gimana Ren rasanya menjalani rumah tangga diusia muda?" tanya Rania kepo.
"Aku sih enjoy aja, selama ini kita baik-baik aja."
"Jangan sombong dulu!" sahut seseorang mendatangi mereka.
"Ustadzah kok nyambung-nyambung pembicaraan kita?" sewot Rania.
Ustadzah mengabaikan Rania. "Suami kamu udah jadi milik aku juga."
Shireen berdiri dan menatap tajam ustadzah Mayasara. "Apa maksud ustadzah bicara seperti itu?"
"Liat ini." Ustadzah Mayasara menunjukkan rekaman video dimana Arzan sedang berada didalam kamar yang lumayan gelap, dengan cahaya temaram. Arzan terlihat hendak melakukan aktivitas haram bersama ustadzah Mayasara.
"Sudah lihat kan?"
"GAK ITU GAK MUNGKIN!!" sangkal Shireen menggeleng keras.
"Ustadzah jangan fitnah Gus Arzan!" sungut Farida.
"Saya kenal Gus Arzan ustadzah. Dan gak mungkin itu Gus Arzan. Ustadzah kalau mau bohong tolong rencananya dirapihkan lagi," timpal Rania.
"Apa kalian tidak lihat itu Gus Arzan? Apa yang membuat kalian tidak percaya?"
Memang benar, didalam video itu terlihat laki-laki memakai baju kokoh berwarna coklat dan kain sarung yang sering Arzan pakai, serta peci yang sama persis seperti peci Arzan. Tetapi posisi laki-laki itu membelakangi kamera, jadi wajahnya tidak terlihat, hanya saja sangat mirip dengan Arzan.
Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Shireen segera pergi dari sana. Tujuannya adalah menemui suaminya, ia butuh penjelasan atas video tadi. Hatinya sudah sangat sakit melihat betapa manisnya Arzan melakukan hal-hal romantis bersama ustadzah Mayasara didalam kamar itu.
"Mas Arzan!" panggil Shireen tak santai.
Shireen mengecek seluruh sudut ndalem, tidak ada suaminya disana. Ia segera pergi ke ruangan pemimpin Pesantren, pasti Arzan disana.
Tok... Tok... Tok..
"Masuk!" teriak Arzan dari dalam.
Shireen membuka kasar pintu itu, hingga menimbulkan suara yang lumayan keras.
"Astaghfirullah, Shireen. Pelan-pelan buka pintunya."
Shireen tak mengubris perkataan Arzan. Ia menatap suaminya itu dengan tatapan marah bercampur kecewa.
"Ada apa? Kok mukanya gitu?" tanya Arzan menghampiri Shireen. Dengan cepat Shireen mendorong tubuh Arzan agar menjauh darinya.
"Aku kecewa sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental Love
أدب المراهقينSquel Jodoh yang sesungguhnya Arzan Rizwan Al-azhar menyukai salah satu santriwati kembar di pesantren kakeknya. Santriwati itu bernama Safinah. Setelah Arzan menyelesaikan pendidikannya, ia berniat melamar Safinah. Tiga hari setelah niat baiknya di...