Chapter 49

995 29 0
                                    

Shireen terbangun saat jam menunjukkan pukul tiga sore, sudah masuk waktu sholat ashar, tapi dimana suaminya?

"Mas... "

"Kamu dimana?"

Akhirnya Shireen duduk beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk mencari Arzan.

"Mas Arzan kamu dimana?"

"Ihhh kemana sih? Dipanggil gak nyaut!"

"MASS ARZAN!!!" teriak Shireen kencang.

"Astaghfirullah, kenapa teriak-teriak sayang?" Arzan tiba-tiba datang dengan wajah terkejutnya sambil memegang spatula.

Shireen melihat bingung kearah spatula yang dipegang Arzan. "Buat apa kamu itu Mas?"

"Tadi lagi masak, terus denger kamu teriak. Kenapa, ada masalah?"

"Gak ada. Aku nyariin Mas kemana-mana gak nemu, dipanggil juga gak nyaut, makanya aku teriak."

"Kenapa nyariin Mas? Kangen hm?" tanya Arzan sambil menggoda.

"Dihh, enggak ya. Aku masih ngambek sama Mas!" Shireen berlalu meninggalkan Arzan, ia berjalan kearah pintu keluar.

"Eh, sayang mau kemana?"

Arzan segera mematikan kompor di dapur dan mengejar Shireen.

"Shireen mau kemana?" panggil Arzan sedikit berteriak.

"Beli seblak Mas," jawab Shireen sambil menyebrang jalan.

Arzan manggut-manggut, ia memasang sandalnya berniat menyusul sang istri. Namun matanya membulat sempurna kala melihat sebuah mobil berjalan sangat cepat kearah Shireen.

"SHIREEN AWAS!!!" Arzan berlari kencang sebelum mobil itu benar-benar menabrak Shireen. Ia memeluk tubuh istrinya dan dengan cepat membawa keseberang jalan.

Bruk...!!!

"Mas!!"

"Aww... " ringis Arzan saat merasakan siku dan lututnya tergores aspal.

"Mas kamu gapapa? YaAllah maafin aku Mas." Shireen segera berjongkok dan membantu Arzan duduk.

"Kamu gak papa sayang? Ada yang luka gak?" tanya Arzan khawatir sambil memeriksa tubuh Shireen.

"Gak ada Mas, aku baik-baik aja. Malah kamu yang luka karena aku."

Arzan menggeleng. "Bukan salah kamu. Ini sudah takdir Allah."

"Yaudah ayo kita pulang. Mas masih kuat jalan gak?" Shireen berdiri dan mengulurkan tangan kepada Arzan.

Arzan menerima uluran tangan Shireen dan perlahan berdiri. "Kuat kok. Katanya tadi mau beli seblak?"

"Gak jadi deh."

"Kenapa? Entar anak kita ileran kalau ngidam kamu gak terpenuhi."

"Aku udah gak mau lagi makan seblak Mas."

"Beneran?"

Shireen mengangguk yakin dan menuntun Arzan untuk pulang kerumahnya. Posisi kejadian mereka tadi memang didepan rumah mereka.

Sampai dirumah, Shireen mendudukkan Arzan di sofa dan segera mencari kotak P3K.

"Sini Mas, aku obatin lukanya."

Shireen mulai membersihkan luka Arzan dengan alkohol, ia sangat telaten melakukannya.

"Aww...."

"Sakit ya Mas?"

"Perih aja dikit."

"Sekali lagi maafin ya Mas, gara-gara nyelamatin aku Mas jadi luka gini," lirih Shireen sedih.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang