Chapter 35

1.5K 40 0
                                    

Pagi hari di Paris Shireen mengawali harinya dengan menyapu villa sedikit karena tidak terlalu kotor. Sementara Arzan sedang mandi, hari ini mereka akan berencana pergi ke Menara Eiffel untuk menghabiskan waktu berdua sebagai sepasang suami istri. (Cielahh...)

Ting!

Bunyi notif dari HP Arzan, membuat Shireen mengalihkan fokus pada benda pipih itu. Karena suaminya sedang mandi, jadilah Shireen yang memeriksa notif dari siapa tadi.

"Ustadzah Mayasara?" gumamnya dengan hati yang bergetar hebat.

"Ada hubungan apa Mas Arzan sama ustadzah Mayasara?"

Karena penasaran, akhirnya Shireen membuka room chat Arzan bersama ustadzah Mayasara. Tidak panjang, hanya sedikit, tapi yang membuat Shireen sakit hati adalah kenapa Arzan membalas semua pesan dari ustadzah Mayasara yang sangat tidak penting menurutnya.

"Jadi selama ini ustadzah Mayasara sering nelpon Mas Arzan?" Shireen melihat riwayat panggilan di whatsapp, hampir setiap hari ustadzah Mayasara menelpon Arzan, namun tak ada satupun yg terjawab.

Ceklek.

Mendengar pintu kamar mandi terbuka, Shireen segera mengembalikan HP Arzan ke tempat semula. Entah kenapa, ada rasa tidak suka saat Arzan masih berkomunikasi dengan ustadzah Mayasara.

"Udah selesai beres-beresnya?"

Shireen menjawab hanya dengan anggukan kepala. Lalu mengambil handuk dan menuju kamar mandi tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Tumben diem? Biasanya rewel banget kalau pagi-pagi."

Sembari menunggu Shireen selesai mandi, Arzan membuka HP nya untuk mengecek pekerjaan. Walaupun ia liburan, namun sesekali masih berurusan dengan pekerjaan. Arzan masih belum menyadari sesuatu di HP nya, karena ia tidak membuka whatsapp. Hanya email dan instagram saja.

Tak berapa lama, Shireen keluar dengan bathrobe putih sebatas lutut. Dan itu sukses membuat jakun Arzan naik turun melihatnya.

"S-sayang, kenapa gak langsung pake baju?"

"Lupa bawa tadi," jawab Shireen santai dan pergi ke walk in closed.

"Sabar Arzan, ingat dia masih bocah."

...🦋🦋...

Selesai dengan ritualnya, Shireen lanjut memasak, karena sedari tadi mereka berdua belum sarapan. Seperti sebelumnya, Shireen masih cuek dan mendiamkan Arzan, ia melakukan aktivitas tanpa percakapan dengan suaminya.

"Shireen... "

"Hm."

"Perginya agak siang aja ya, atau sore. Karena pagi ini aku ada zoom meeting sama dewan pesantren."

"Penting banget?"

Arzan mengangguk sambil tetap memainkan handphone nya. "Penting banget ini."

"Oh yaudah."

"Kamu kenapa Ren?"

"Gapapa."

Arzan meletakkan handphone nya dimeja makan dan mendekat kearah Shireen yang sedang berkutat dengan panci. Ia memeluk istri kecilnya dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahu Shireen.

"Kenapa dari tadi diem mulu? Sariawan?"

Shireen menggeleng. "Aku gapapa."

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang