Chapter 15

1.7K 55 0
                                    

Hari sakral untuk Arzan dan Shireen pun tiba, halaman rumah Shireen sudah terlihat ramai di penuhi keluarga dan saudara dari Arzan maupun Shireen.

Shireen saat ini sedang berada di kamarnya bersama Shafia, Rania dan Farida. Mereka menemani Shireen yang sebentar lagi akan berubah status menjadi seorang istri.

"Cantik banget sih kamu, serius loh," puji Rania menatap kagum sahabatnya.

Shireen mengenakan gaun putih yang dipilih Syakhira untuk akad nikahnya. "Biasa aja kali, gak usah gitu juga natapnya."

"Gimana perasaan kamu Ren?" tanya Shafia.

"Gugup, panas dingin, deg-degan, semua bercampur menjadi satu."

Shafia terkekeh. "Namanya juga hari sakral. Tapi tenang aja, setelah ini kamu gak akan gugup lagi."

Sementara diruang tamu, Arzan bersama dengan wali nikah beserta saksi sudah siap akan melaksanakan ijab qabul. Arzan menjabat tangan Khalif dan menatap calon ayah mertuanya yang bersiap mengucapkan ijab.

"Ya Arzan Rizwan Al-azhar bin Atlanta Farisqi Al-azhar, ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Shireen Ayra Rihanna alal mahri 5000.000.000 rupiah hallan."

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq," balas Arzan dengan lantang dan tegas.

"Bagaimana para saksi?"

"SAH!"

"SAH!"

"Allhamdulilah."

Shireen menitikkan air matanya saat mendengar ijab qabul disusul dengan kata 'sah' dari para saksi. Dirinya masih tak menyangka kini sudah berubah status menjadi istri.

Setelah itu, Shireen mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang begitu merdu oleh Arzan. Suara indah nan lembut itu berhasil membuat hati Shireen bergetar.

"Ayo ke depan, suamimu sudah menunggu," ajak Shafia menggandeng tangan kanan Shireen dan Farida menggandeng tangan kirinya, sementara Rania memegang ujung gaunnya agar memudahkan Shireen untuk berjalan.

Jantung Shireen berpacu dengan cepat saat ia sudah berada diruang tamu, Arzan berdiri untuk menyambut sang istri dan mengulurkan tangannya yang disambut oleh Shireen. Untuk pertama kalinya Arzan menyentuh tangan perempuan yang tidak memiliki ikatan darah dengannya. Setelah itu Arzan mengajak Shireen untuk duduk kembali.

Perlahan Arzan mulai memasangkan cincin dijari manis Shireen, setelah itu Shireen juga memasangkan cincin di jari manis Arzan. Shireen mencium punggung tangan suaminya, setelah itu Arzan mendekatkan kepala Shireen dihadapannya lalu mengecup keningnya.

Setelah kecupan selama 5 detik Arzan meletakkan tangannya diatas ubun-ubun Shireen, lalu membacakan do'a.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."

Arzan menatap Shireen dengan intens, ia tak menyangka gadis yang sama sekali tidak ia cintai, justru harus ia nikahi. Tidak ada rasa tertarik kepada Shireen walaupun gadis ini sudah menjadi istrinya, tapi Arzan tertarik untuk membimbingnya.

"Aku akan belajar mencintai kamu Shireen," ucap Arzan membatin.

Satu persatu orang disana mengucapkan selamat atas pernikahan Arzan dan Shireen. Serta mendo'akan agar pernikahan keduanya bertahan hingga maut memisahkan.

"Arzan, mulai sekarang Shireen menjadi tanggung jawab kamu. Ayah harap kamu bisa menjaga dan membimbingnya ke jalan yang benar, ingatkan dia jika salah arah," pesan Khalif pada menantunya.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang