Chapter 30

1.6K 52 1
                                    

Karena Arzan tak kunjung sadar, akhirnya Syakhira memutuskan untuk membawa putranya kerumah sakit. Sadari tadi Shireen tak henti-hentinya melangitkan do'a untuk suaminya, ia takut bila suaminya benar-benar pergi meninggalkannya seperti kata Kang Umar saat ditelpon tadi.

"Shireen, kamu sudah makan Nak?" tanya Syakhira saat mereka sedang berada di ruangan Arzan.

Shireen menggeleng. "Belum Umma, Iren gak laper."

Syakhira mendekati Shireen yang sedang menggenggam tangan Arzan. Menantunya itu terlihat sangat khawatir.

"Sayang gak boleh gitu, kamu harus makan. Menjaga kesehatan adalah cara kita mensyukuri nikmat Allah."

"Nanti Iren makan Umma, nunggu Mas Arzan sadar."

Syakhira menghela nafas. "Umma sama Abba mau kekantin dulu ya. Kamu jagain Arzan, nanti Umma bawakan makan siang."

Shireen hanya mengangguk. Setelah itu Syakhira dan Atlan pamit pergi kekantin rumah sakit.

"Mas, kamu kapan sih bangun?"

"Ayo Mas bangun, aku udah nungguin dari tadi lohh."

"Maafin aku Mas, aku salah." Shireen kembali memecahkan tangisnya sambil menggenggam erat tangan Arzan. Ia menjatuhkan kepalanya di lengan Arzan sambil terus menangis sesegukan.

"Mas jangan tinggalin aku. Aku janji akan sama kamu terus, aku udah percaya sama kamu. Please jangan tinggalin aku, masa kamu tega nyuruh aku jadi janda dibawah umur."

"Aku disini." Suara lirih itu akhirnya terdengar ke indra pendengaran Shireen.

Shireen mendongakkan kepalanya dan tersenyum lebar. "Mas, kamu udah sadar?! Allhamdulilah Ya Allah, makasih." Shireen langsung memeluk erat suaminya.

"Sshhh..." Arzan meringis merasakan punggungnya sakit karena pelukan erat dari Shireen.

"Ya ampun maaf Mas, aku gak sengaja." Shireen langsung melepaskan pelukannya.

"Gak papa."

"Sakit banget ya Mas?"

"Iya sakit. Tapi lebih sakit saat kamu gak percaya sama aku."

Shireen kembali menangis mendengar perkataan Arzan, sungguh dirinya merasa sangat bersalah. "Maafin aku Mas, aku salah. Harusnya aku percaya sama kamu, bukan malah sama ustadzah Mayasara."

"Jangan sebut nama itu kalau kita lagi berdua."

Shireen mengangguk. "Mas mau maafin aku?"

Arzan terdiam lama sambil menatap wajah Shireen. Perlahan raut wajah itu berubah menjadi sedih ketika tidak mendengar jawaban apapun darinya.

"Gapapa Mas kalau kamu gak mau maafin aku, aku tau aku salah. Gak seharusnya aku mencurigai kamu, aku terlalu kekanak-kanakan. Maaf Mas, aku udah jadi istri durhaka."

"Hey, kenapa ngomong gitu?"

"Siapa bilang aku gak maafin?"

"Jadi kamu mau maafin aku?" tanya Shireen tersenyum senang.

Arzan mengangguk sebagai jawaban. "Tapi untuk kedepannya kita harus percaya satu sama lain."

Shireen mengangguk cepat. "Mulai sekarang, aku akan percaya sama kamu, terlepas dari apapun masalahnya."

"Sawf 'usdiquk 'aydan," balas Arzan tersenyum.

"Artinya??"

Arzan terkekeh mendengar respons Shireen. Rupanya sampai sekarang istrinya belum pintar bahasa Arab. "Nanti kalau aku sudah sehat, tiap hari kita belajar bahasa Arab, agar kamu ngerti."

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang