Chapter 4

1.3K 42 0
                                    

Sore harinya Safinah dan Shireen berada di taman pesantren untuk mengerjakan tugas sekolah yang tadi di beri oleh asatidzah. Taman memang menjadi tempat favorit untuk gadis kembar ini.

"Kak, kenapa sih Ayah sama Bunda masukin kita di pesantren? Padahal kan sekolah agama banyak di Bandung," tanya Shireen dengan tangan yang masih sibuk menulis.

"Ayah sama Bunda ingin kita jadi perempuan yang baik dan sesuai dengan syariat agama Islam. Bunda waktu itu pernah bilang kan kalau Bunda sama Ayah sama-sama lulusan pesantren, Bunda ingin anak-anaknya juga lulusan pesantren dengan harapan bisa menjadi perempuan yang sholehah."

Shireen manggut-manggut mendengar jawaban bijak kakaknya. "Oh ya kak, Iren mau nanya."

"Nanya apa?"

"Gimana sih tips untuk cari jodoh yang bener menurut Islam?"

Safinah menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya kamu mau cari jodoh?"

"Kalau sekarang sih enggak, tapi kan cepat atau lambat Iren pasti dewasa Kak. Iren mau punya pasangan yang bener."

"Kita wajib pilih laki-laki yang sholeh. Rasulullah SAW pernah mengatakan lihatlah laki-laki dari 4 hal. Pertama parasnya, kemudian keturunannya, hartanya, dan sebaik-baiknya lihat dari agamanya. Karena laki-laki yang paham ilmu agama akan terus memuliakan seorang wanita dalam pernikahannya."

"Kemudian, lihat hablumminallah. Lihat hubungan dia dengan Allah, kalau hubungannya dengan Allah saja tidak baik, bagaimana hubungannya denganmu nanti? Kalau Allah sang pemilik alam semesta dan seisinya saja dia tinggalkan, bagaimana dengan kamu yang hanya manusia biasa?"

"Lalu terakhir lihat hablumminannas. Lihat hubungan dia dengan orang-orang sekitarnya. Dengan Ibunya, Ayahnya, Kakak dan Adiknya, teman-temannya dan saudara-saudaranya. Karena kalau hubungannya dengan orang-orang disekitarnya baik, InsyaAllah hubungannya dengan kamu juga akan baik-baik saja. Atau sebaliknya kalau dia tidak baik dengan orang-orang disekitarnya, bagaimana dia mau baik dengan kamu yang akan menjadi istrinya nanti?" jelas Safinah panjang lebar seperti orang yang sedang berceramah.

Shireen menangkap semua yang diucapkan kakaknya. Kegiatan menulisnya seketika ia hentikan karena ingin khusyuk mendengar kultum kakaknya. Sampai sebuah pertanyaan ia lontarkan kepada kakaknya. "Gimana kalau suatu saat ada laki-laki baik yang ngajak Iren pacaran?"

"Laki-laki yang baik tidak akan pernah mengajakmu ke jalan yang salah dan membiarkanmu melakukan perbuatan dosa yang jelas-jelas dilarang oleh Allah."

Safinah memegang bahu adiknya. "Kakak kecewa kalau nanti kamu pacaran."

Shireen menunduk, jujur saja ia terkadang ada niat untuk melakukan hal terlarang itu. Ia selalu iri dengan teman-temannya yang setiap saat memamerkan kekasihnya. Tapi keluarganya sangat melarang hal itu terjadi pada anak-anaknya.

"Kak, sebutin satu aja alasan kenapa pacaran itu dilarang dalam islam? Biar Iren tidak tergoda untuk melakukan hal semacam itu," pinta Shireen dengan tatapan dalam dan memohon.

"Zina itu candu. Sekali kamu melakukan zina, pasti akan ada zina-zina selanjutnya. Yang membuat kamu tenggelam pada perbuatan dosa dan tidak bisa mencium bau surga-Nya Allah. Cinta hanya ada setelah pernikahan, kalau sebelum pernikahan itu bukan cinta, tapi nafsu. Godaan setan itu step by step, setan memang tidak mengajak kita 'Ayo berzina!' tapi setan akan membujuk kita untuk melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu. Misalnya dari mulai pegangan tangan, pelukan, ciuman, dan seterusnya sampai ke zina yang sesungguhnya."

Tanpa mereka sadari obrolan panjang itu didengar oleh seorang laki-laki. Senyumnya terbit saat mendengar betapa bijaknya gadis itu menjelaskan semuanya.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang