Chapter 29

1.4K 42 0
                                    

Shireen sedang menikmati kartun Spongebob di televisi sambil memakan keripik kentang. Ini adalah cara untuk menghilangkan kebosanannya.

Drrttt.... Drttt... Drttt...

Layar HP Shireen menunjukkan nomor tak dikenal. Ia menyerit bingung, namun tetap menggeser ikon hijau disana.

"Assalamualaikum, hallo ini siapa ya?"

"Waalaikumsalam. Ning, ini Kang Umar."

"Oalah Kang Umar ternyata. Ada apa Kang?"

"Ning buruan ke Pesantren sekarang!"

Shireen mengerutkan kening. "Memangnya ada apa Kang? Apa ada masalah disana?"

"Gus Arzan dihukum Ning."

"Dihukum kenapa Kang?"

"Ning Shireen gak tau memang?"

"Tau apa Kang?"

"Karena masalah waktu itu, Gus Arzan didera dan dirajam. Sekarang Kang Umar lagi nyari bukti buat bisa nolong Gus Arzan. Kang Umar mohon segera ke Pesantren Ning, kasihan Gus Arzan."

"Astaghfirullah. Memangnya didera dan dirajam itu apa Kang?"

"Didera itu hukuman cambuk Ning. Kalau dirajam itu hukuman yang dilempari batu, bisa saja orang tersebut meninggal."

Deg.

Jantung Shireen serasa berhenti berdetak mendengar penjelasan Kang Umar. "S-saya kesana sekarang Kang!"

...🦋🦋...

Sepanjang perjalanan Shireen tak hentinya menangis membayangkan suaminya yang dihukum sampai seperti itu. Pikirannya tidak bisa positif untuk sekarang, ia benar-benar panik.

"Ya Allah, tolong selamatkan suamiku."

Sekitar sejam lamanya, Shireen akhirnya sampai didepan gerbang Pesantren Al-Muhajjirin, satpam mempersilahkan masuk. Shireen segera berlari menuju lapangan, tanpa menghiraukan para santri dan santriwati yang menatapnya bingung.

Sampai di pinggir lapangan, ia melihat suaminya yang sedang disiksa habis-habisan oleh Abba mertuanya. Dadanya mendadak sesak seperti tak bisa bernafas, apalagi ini ditonton oleh semua warga Pesantren.

"HENTIKAN!!" Shireen segara berlari kencang kearah Arzan.

"Shireen..." gumam Arzan yang sudah terlihat kacau.

"Hiks... Hiks... Mas, kenapa kamu bisa disini? Dan kenapa Abba menyiksa kamu?" tanya Shireen memeluk Arzan dengan air mata yang membanjiri pipinya.

"Shireen awas!" teriak Atlan memperingati.

Shireen menggeleng. "Enggak Abba, jangan siksa Mas Arzan lagi. Shireen mohon."

"S-shireen, ja-jangan disini," lirih Arzan hampir tak terdengar.

"Enggak Mas, aku akan tetap disini. Aku gak mau kamu disiksa lagi. Maafin aku Mas, aku datang terlambat."

"Shireen awas, kalau kamu tetap disana. Kamu akan terkena cambukan!"

"HENTIKAN HUKUMANNYA! GUS ARZAN TIDAK BERSALAH!!" Suara lantang seseorang membuat semua mata tertuju pada sumber suara.

"Kang Umar..."

Arzan samar-samar bisa melihat Kang Umar yang dengan wajah ngos-ngosan. Setelah itu penglihatannya seketika hitam.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang