Chapter 39

1.2K 32 0
                                    

Kurang lebih satu bulan mereka honeymoon ke tiga negara, dan sekarang waktunya pulang ke tanah air.

"Gak mau makan sayang?" tanya Arzan saat mereka berada dalam pesawat.

Shireen menggeleng. "Gak laper."

"Kamu tadi sarapan cuma makan roti sama susu doang, ini udah jam 2."

"Aku kan udah bilang gak laper."

"Laper gak laper kamu harus makan Ren. Sini aku suapin." Arzan mengeluarkan makanan yang sudah mereka siapkan tadi sebelum berangkat.

"Aaaa buka mulutnya."

"Dikit aja ya."

"Iyaa."

Shireen akhirnya menerima suapan dari Arzan, beberapa pasang mata memperhatikan mereka, ada juga yang ikut baper melihat pasangan suami istri itu.

"Sweet banget sama Adiknya Mas," sahut Ibu-ibu tersenyum.

"Dia istri saya Buk," jawab Arzan membuat ibu itu terkejut.

"Oalah kirain Adiknya, maaf Mbak."

Shireen tersenyum ramah. "Gak papa Bu, saya emang masih sekolah."

"Nikah karena insiden ya?"

"Karena Allah Buk, bukan karena insiden," jawab Arzan datar.

Setelah itu tidak ada lagi sahutan dari sang Ibu. Mereka melanjutkan acara suap-suapan, lebih tepatnya Arzan yang menyuapi Shireen.

"Apa badan aku sekecil itu ya Mas? Sampe dibilang Adik kamu," kesal Shireen cemberut.

Arzan terkekeh. "Iya kamu kecil, tapi aku cinta."

"Malah gombal! Aku serius loh Mas."

"Aku juga serius."

"Dahlah, bete aku!"

"Uluhhh, ngambek nih ceritanya?" goda Arzan mencubit pelan pipi Shireen.

"Gak lucu ya!"

"Iya iya enggak," ucap Arzan akhirnya mengalah, setelah itu memberikan air mineral kepada Shireen.

"Mas, kapan aku daftar kuliah?"

"Nanti tunggu pendaftarannya udah dibuka, nanti kita daftar bareng kesana."

Shireen mengangguk saja.

"Kamu yakin mau ngambil kedokteran?"

"Yakin Mas."

"Allhamdulilah kalau begitu, tapi kamu jangan lupa istikharah dulu sama Allah. Bukannya apa, takutnya nanti jurusan itu gak sesuai sama kamu."

"Iya Mas, nanti aku istikharah."

"Apa alasan kamu milih kedokteran?" tanya Arzan serius.

"Pengen jadi dokter. Kata orang kan, dokter itu adalah penyelamat setelah Allah, jadi aku ingin menyelamatkan nyawa orang-orang nanti. Siapa tau dengan pertolonganku akan mendapat pahala jariyah oleh Allah," jawab Shireen tersenyum bangga.

"MasyaAllah luar biasa istriku. InsyaAllah terkabul kalau niatnya baik, tapi jangan lupa libatkan Allah dalam setiap urusan."

Shireen mengangguk. "Kamu dulu milih Psikologi karena apa?"

"Awalnya ingin jadi psikolog, karena jaman sekarang banyak sekali orang-orang yang terkena tekanan mental, entah itu dari keluarga, atau masyarakat. Tapi selain itu, aku ingin bisa memeriksa keluargaku semisal mereka mengalami gangguan mental."

"Iya sih Mas bener kata kamu, banyak yang tekanan mental sekarang. Bahkan teman aku dulu tekanan mental karena pacaran."

"Gimana bisa?" tanya Arzan bingung.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang