Chapter 41

1.1K 42 0
                                    

1 tahun kemudian

Hari ini adalah hari pertama Shireen OSPEK di kampusnya, aura kebahagiaan terpancar jelas diwajahnya karena akan memulai pendidikan baru dengan suasana yang baru.

"Lipstiknya jangan terang-terang sayang," ucap Arzan sambil menghapus lipstik pink di bibir Shireen.

"Ya ampun gak terang kok Mas. Kan jadi ilang lipstiknya," kesal Shireen cemberut.

"Gak usah pake lipstik bila perlu. Udah gini aja kamu cantik."

"Kalau gak pake lipstik jadi pucat Mas, masa hari pertama Ospek kaya orang sakit."

"Iya tapi dikit aja. Disitu banyak laki-laki."

...🦋🦋...

Kini Shireen sudah berada di kampusnya, ia bersama para senior melakukan pengenalan kampus terlebih dahulu sebelum akhirnya seminar untuk hari pertama ospek.

"Kamu kenapa pilih kedokteran?" tanya salah satu senior bernama Mezza.

"Mau jadi dokter," jawab Shireen singkat. Justru membuat Mezza tertawa.

"Bener juga kata Shireen, masa masuk kedokteran jadi polwan," sahut senior yang lainnya.

"Kamu namanya Shireen ya?" tanya salah satu maba yang juga satu fakultas dengan Shireen.

"Iya, kamu siapa namanya?"

"Icha" jawabnya tersenyum.

"Kita boleh temenan nih?"

"Boleh dong, masa gak boleh," jawab Shireen dengan senang hati.

"Nah, disini akan menjadi kelas kalian," ujar Mezza setelah sampai dikelas yang sudah ada beberapa penghuninya.

Shireen memperhatikan kelas barunya, sangat bersih dan nyaman. Ia mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman, dan pilihannya jatuh pada meja dekat jendela, disana pasti pencahayaannya bagus.

"Akan jadi apa aku setelah lulus disini?"

"Akankah jadi dokter? Atau hanya jadi pengangguran?" gumam Shireen menatap keluar jendela.

...🦋🦋...

Setelah perkenalan lingkungan sekolah, saatnya mereka seminar, kegiatan ini kerap kali diadakan saat ospek untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang kampus.

"Panas banget lagi," gumam Shireen mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.

Sedari tadi ia tak bisa fokus karena didalam aula sangat panas dan ada ratusan maba yang mengikuti seminar.

"Kalau lo gak mau panas, keluar aja," ujar salah satu maba dengan tampang sinis.

"Dihh, apaan sih ni orang? Nyambung-nyambung aja!" batin Shireen mencoba tak memperdulikan dia.

"Sok ngartis banget lo, emang lo pikir keren gitu?" lanjutnya sengaja memancing emosi.

"Maaf nih ya, saya gak mau cari masalah dan gak mau ada perselisihan disini. Oke, tadi mungkin saya salah bicara, saya minta maaf. Gak usah dibahas lagi, karena ini udah siang, perut juga udah laper, badan udah capek, faktor menyebabkan marah sangat mudah terjadi, apalagi kesabaran saya hanya setipis tisu dibagi dua. Jangan sampe saya marah dan kita dihukum, itu sama sekali gak lucu!" balas Shireen mencoba mengontrol emosi.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang