Chapter 20

1.7K 55 0
                                    

Shireen menatap suaminya yang terdiam memandangnya, entah apa yang dipikirkan laki-laki itu, yang jelas saat ini Shireen merasa takut karena sudah keceplosan berbicara.

"Mas, jangan marah dong. Itu juga salah aku karena gak ngikut ulangan."

"Disuruh membuat apa sampe harus pakai laptop?"

"Rangkuman Fiqih bab 5 sampai bab 12."

"Deadlinenya?"

"Besok pagi."

Arzan menghela nafas, ia tidak marah kepada Shireen sebenarnya, tapi kepada ustadzah Mayasara. Mengapa setega itu memberikan tugas, bahkan hanya kepada istrinya seorang.

"Jadi boleh kan Mas aku pinjem laptopnya?"

Arzan akhirnya mengangguk memperbolehkan, membuat Shireen tersenyum antusias dan segera berkutat dengan laptop Arzan.

...🦋🦋...

Hampir jam 11 malam Shireen belum juga selesai, Arzan sudah mengantuk sebenarnya, tapi ia tidak tega membiarkan istrinya sendiri mengerjakan itu semua.

"Masih lama?"

"Hm, tinggal 3 bab lagi."

"Besok aja lanjutnya, ini sudah malam."

"Gak Mas, besok ngumpul."

"Abis tahajjud kan bisa?"

Shireen tetap menggeleng. "Mas tidur duluan aja, aku gak papa kok."

"Yasudah, tapi jangan begadang."

"Siap Pak cuami!"

Arzan mengangkat kedua sudut bibirnya mendengar respon Shireen. Ia segera membaringkan tubuhnya dikasur karena kantuk sudah menyerangnya sedari tadi.

...🦋🦋...

Hampir jam 1 malam Shireen belum juga selesai mengerjakannya, memang tiga bab terakhir materinya banyak sehingga rangkumannya juga panjang.

"Hoamm, duh ngantuk banget."

"Ustadzah Mayasara tega bener nyiksa aku."

Karena tak tahan dengan kantuknya, Shireen memutuskan untuk membuat kopi agar rasa kantuknya hilang.

"Sial sialnya ku bertemu ustadzah Mayasara, ngasih tugas gak ngotak, membuatku sengsara.... " Shireen bernyanyi dengan lirik amburadul sambil mengangkat air hangat yang sudah mendidih.

Namun saat ia ingin menuangkan kedalam cangkir, seekor tikus lewat melintasi kakinya.

"HUAAAA TIKUSSS!!!"

Byurrr...

"Awww, panass."

"Sshhhh, huhhhh panasss!!"

Shireen meniup kakinya yang tertumpah air panas baru mendidih itu, ia tak henti-hentinya mengutuk tikus yang sembarangan melintas di kakinya.

"Dasar tikus jelek! Aku do'ain kamu gak panjang umur!"

"Hiks... Hiks... Hiks... Panas," rintihnya sambil menangis terduduk dilantai.

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang