Chapter 21

1.6K 57 1
                                    

Jam istirahat Shireen memutuskan untuk pergi ke kantin saja. Bukan ia tidak patuh pada suaminya, hanya saja ia rindu makan bersama dengan para sahabatnya.

"Gak ke ndalem Ren?" tanya Rania saat sampai dikantin.

"Gak ah, mau makan sama kalian aja."

"Entar suami kamu marah loh," ucap Farida khawatir.

"Gak akan kok, Mas Arzan itu baik."

"Ya ya ya, terserah deh."

Mereka kompak memesan siomay dengan es teh manis, dan memakannya bersama.

...🦋🦋...

Selesai makan Shireen pergi ke toilet sebentar, sebelum pergi ke ndalem. Karena waktu istirahat masih tersisa 20 menit lagi.

Dikoridor menuju toilet, ia berpapasan dengan ustadzah Mayasara yang sepertinya juga habis dari toilet. Kebetulan toilet santriwati dan asatizah memang searah.

"Ustadzah, file tugas kemaren sudah saya kirim," ucap Shireen memberitahu.

Ustadzah Mayasara hanya memandang datar dengan tatapan tak enak dipandang, Shireen merasa tak nyaman dengan tatapan itu, ia memutuskan untuk pamit duluan, tapi suara ustadzah Mayasara menghentikan langkahnya.

"Kamu ternyata tukang ngadu ya."

"Apa maksudnya ustadzah?" tanya Shireen bingung.

"Gak usah pura-pura gak tau. Kamu ngadu sama Gus Arzan tentang soal yang saya berikan kemaren kan? Dan tadi saya dimarahi sama Gus Arzan, untung saja tidak dipecat!" jelas ustadzah Mayasara dengan tatapan tajam.

"Astaghfirullah, ustadzah maafkan saya. Saya gak maksud ngadu, tapi saya memang gak punya laptop buat ngerjain itu, makanya saya pinjem laptop Mas Arzan. Dia nanya buat apa, saya jawab aja buat ngerjain tugas dari ustadzah. Kan gak mungkin saya bohong sama suami sendiri," balas Shireen menjelaskan.

"Gak usah pamer didepan saya! Harus kamu tau Gus Arzan itu mencintai saya, dia juga pernah bilang ingin mengkhitbah saya. Tapi kamu tiba-tiba datang dan mengambil semua kebahagiaan saya!"

Deg.

Shireen terkejut mendengar penjelasan ustadzah Mayasara, hatinya mendadak sakit. Apakah benar selama ini Arzan mencintai ustadzah Mayasara? Bahkan berniat menikahinya?

"U-ustadzah gak bohong kan?" tanya Shireen sendu, bahkan kini ia sudah berkaca-kaca.

"Untuk apa saya bohong? Harusnya kamu itu sadar, kamu masih bocah! Sedangkan Gus Arzan pria yang sudah dewasa. Kamu gak pantes dengan Gus Arzan!" cetus ustadzah Mayasara yang sangat menohok. Setelah itu ia dengan sengaja menginjak kaki Shireen kemudian pergi dengan senyum menyeringai.

"Awww... Shhhh..." ringis Shireen kembali merasakan perih dibagian kakinya. Shireen pun terduduk dilantai karena tak tahan lagi untuk terus berdiri.

"Hiks... Hiks... Hiks... Kenapa Mas Arzan gak bilang kalau cinta sama ustadzah Mayasara? Kenapa Mas Arzan bohong selama ini?"

Shireen menangis tersendu-sendu dilorong toilet sambil meracau tak jelas.

"Shireen, astaghfirullah!" Suara bariton Arzan membuat Shireen menghentikan tangisnya.

"Mas Arzan..."

Accidental LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang