SERENITY-15

89 30 37
                                    

"Bagus ya kalian! Enak-enak bolos cuma buat pacaran! Gio?! Ivanna?!"

Suara itu membuat Ivanna menoleh dengan cepat. Hei? Sejak kapan guru BK ini berada disana? Menatap galak kearahnya dan Gio pula.

"Enak aja Ibu bilang saya pacarnya Gio! Demi apa coba?" sanggahnya tak terima. Gadis itu tak terima dengan perkataan Bu Nami yang mengatakan ia pacar Gio.

"Sudah! Nggak usah berkilah! Sekarang--"

"Bersihkan ruang musik! Oke Bu!" potong Ivanna tiba tiba. Membuat Bu Nami naik pitam sendiri atas ketidak sopanan anak didik barunya yang baru menetap disini sejak beberapa hari lalu.

"Nggak Ivanna!" balas Bu Nami yang membuat Ivanna ber-oh panjang. "Oooh, bersihin perpustakaan?"

Bu Nami menggelengkan kepalanya.

"Berdiri dan hormat menghadap tiang bendera sampai istirahat kedua!"

Bu Nami menggeleng lagi.

"Loh, apa dong, Bu? Biasanya kan suruh gitu-gitu!"

Bu Nami semakin menatap galak Ivanna. "Kalian berdua! Bersihkan taman belakang dan halaman sekolah sampai bersih!" tegasnya.

"Ngerti kalian?!" tandasnya lantas berlalu pergi. Meninggalkan lengang diantara Gio dan Ivanna disana.

"Lo kok nggak nyangkal sih, Gi?" tanya Ivanna sebal. Sedari tadi cowok itu hanya diam ditempatnya dan mengamati interaksi antaranya dan Bu Nami tanpa ada suatu keinginanpun untuk ikut serta dalam interaksi tersebut.

Gio mengangkat bahunya acuh tak acuh. Cowok itu berjalan menuju halaman sekolah. Ivanna sama halnya. Meski, dengan menggerutu tentunya. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk membersihkan halaman sekolah. Tempat itu tak begitu kotor karena sering dibersihkan. Tapi...

"Aish! Ini taman apa hutan musim gugur sih?" gerutu Ivanna begitu melihat kondisi taman belakang sekolah. Banyak daun kering berguguran.

Ivanna menghela nafas panjang dan mulai menyapu. Gio sama halnya. Cowok itu sedari tadi hanya diam. Sesekali menanggapi saat Ivanna mengajaknya berbicara. Keduanya lebih suka mengerjakan pekerjaan dengan cepat. Toh mengeluh juga tidak akan merubah suasana.

Dua puluh lima menit hampir berlalu, dan hampir selesai. Ivanna tersenyum senang. Ia semakin bersemangat karena pekerjaannya akan segera selesai dan ia bisa beristirahat setelah ini.

Tapi, harapan segera selesai dan bayangan bisa beristirahat itu seketika sirna ketika sebuah sampah plastik terlempar kearah keduanya. Sejenak, Gio terdiam ditempatnya. Gurat emosi jelas terlihat diwajahnya. Cowok itu hendak berteriak mengumpat namun tepat saat cowok itu hendak melakukannya, seolah ada sebuah badai tak kasat mata yang menerjang tubuhnya dan membawa hal lain pada diri Gio. Cowok itu menundukkan kepalanya. Membiarkan berpuluh puluh sampah dan gumpalan kertas menimbuni dirinya.

"PEMULUNG DILARANG MASUK, OIII!!" teriak salah seorang dari lantai atas. Dari lantai dua. Meski dibilang taman belakang sekolah, namun tetap ada sebagian dari gedung sekolah yang menghadap kearah taman belakang. Jadi, taman ini tak sepenuhnya sama dengan namanya. Taman ini tak sempurna berada di belakang sekolah. Hanya sebutannya saja karena taman ini terletak di belakang gedung utama sekolah.

"PEMULUNG DILARANG MASUK!!!" teriak salah seorang lagi bersamaan dengan lemparan gumpalan kertas yang menghujani mereka.

Gio hanya diam ditempatnya. Sesekali melindungi dirinya dengan lengan tangannya untuk menghalau lemparan lemparan tersebut. Tentu ini bukan Gio! Jika ini adalah Gio, cowok itu pasti telah marah marah sambil mengumpat. Mengancam akan memukuli siapapun yang dengan biadabnya telah melempari dirinya dengan sampah. Tapi ini Dio, seseorang yang selalu membiarkan dirinya menjadi samsak bullyan.

SERENITY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang