Mobil Civic hitam itu melaju dengan mulus di jalan Ibu kota yang ramai. Pagi di hari senin yang cerah dimana semua orang memulai hari mereka. Para murid yang berangkat ke sekolah mereka dengan pakaian yang rapi. Para pekerja yang juga tak kalah rapi dengan para siswa serta semua orang yang mulai berhambur dari rumah mereka masing-masing untuk beraktivitas.
Ivanna nampak memainkan ponselnya dengan santai di bangkunya. Sedangkan Aksara terlihat mengemudikan mobilnya dengan santai di sebelah Ivanna.
Suasana di dalam mobil itu senyap. Sebelum akhirnya Aksara membuka suara dan memecah suasana senyap tersebut.
"Kenapa lo bohong?"
Pertanyaan itu membuat Ivanna menoleh ke Aksara dengan tanda tanya besar bersarang di kepalanya. "Bohong?"
"Gue tahu kalau lo bohong ke Vanesha soal lo sama Galvanize."
Ivanna terdiam dengan kedua netra yang menatap Aksara lekat. Dengan mengatakan hal tersebut, itu artinya Aksara tahu kalau ia di bully karena berusaha membantu Gio. Entah darimana Aksara mengetahuinya. Ia rasa itu tak terlalu penting baginya.
"Nggak mungkin juga, kan gue ngomong sama Kak Vanesha kalau Gio penyebab gue di bully sama Galvanize?"
Pertanyaan yang sebenarnya merujuk pada pernyataan itu membuat Aksara tersenyum tipis. "Jadi lo pikir lo bisa nanganin?"
"Kalaupun gue nggak bisa, gue udah berusaha."
"Kenapa?"
Ivanna menatap Aksara dengan tatapan tak mengerti. Apa maksud Aksara?
Menyadari Ivanna yang tak memahami pertanyaannya, Aksara tertawa pelan. "Apa lo beneran suka sama dia sampai-sampai lo ngorbanin diri lo sendiri buat nolongin dia?"
Tak ada jawaban dari Ivanna. Kalaupun ia berbicara apa alasan ia melakukan itu, ia yakin tak semua orang bisa memahaminya bahkan Aksara sekalipun.
Beruntungnya, mobil yang Aksara kemudikan perlahan menepi di depan gerbang SMA Canaya. Ivanna rasa ia tak tak perlu menjawab pertanyaan itu.
"Udah siang, kak nanti keburu telat." tandas Ivanna. Ia segera turun dari mobil Aksara dan tanpa sepatah katapun setelahnya ia segera berjalan memasuki gerbang sekolah.
Sedangkan di balik kemudinya Aksara nampak menyunggingkan kedua sudut bibirnya. Menatap punggung adiknya itu sejenak lantas melajukan mobilnya pergi.
Ivanna memelankan langkah kakinya seraya berfikir. Ia memang memilih abai tentang dari mana Aksara mengetahui hal tersebut namun, semakin lama Ivanna juga penasaran dari mana Aksara mengetahui akan hal tersebut? Bukankah itu berarti Aksara tahu kalau Dio sering muncul saat di sekolah?
Jika Aksara tahu, apakah Vanesha juga begitu?
***
Waktu istirahat adalah waktu paling menyenangkan bagi kebanyakan siswa di SMA Canaya. Mereka melepas penat setelah berjam-jam belajar di ruang kelas. Kebanyakan dari mereka lebih suka memanjakan perut mereka dengan datang ke kantin. Ada juga yang menghabiskan waktu istirahat mereka dengan hal lain yang lebih menyenangkan dari sekedar memanjakan perut. Mem-bully orang misalnya.
Jangan tanyakan apa, siapa, dan dimana hal tersebut terjadi. Sudah jelas itu adalah Theo dan beberapa temannya yang mayoritas adalah anak Galvanize.Bagi mereka, mem-bully Dio lebih menyenangkan dari makan di kantin waktu istirahat. Meski menyenangkan, hal ini jelas-jelas hal yang tidak baik apalagi untuk ditiru!

KAMU SEDANG MEMBACA
SERENITY (END)
Teen FictionAdakah yang lebih indah dari itu? Saat seseorang tak sengaja menyelami kehidupan orang lain. Haruskah tetap terus menyelam tanpa peduli bahwa dirinya akan tenggelam? Atau memilih untuk berhenti menyelam demi sebuah ketenangan? Benar, semua orang pas...