SERENITY-18

81 30 24
                                    

"Apa ini Selin? Kamu tidak mengerjakan tugas dari saya?!" hardik Pak Andre begitu melihat buku tugas Selin yang kosong.

Selin tersenyum canggung. Gadis itu menatap Pak Andre tanpa takut ia akan dihukum karena tidak mengerjakan tugas darinya. "Ekhm.. itu karena...Saya--"

"Tidak usah berasalan Selin!"

Selin tersenyum tipis. "Itu buku tugas saya yang baru, Pak. Buku tugas saya dihilangkan oleh Gio. Karena itulah saya tidak bisa mengerjakannya. Gio bilang dia akan mengerjakan tugas saya. Tapi ternyata --"

"Nggak usah ngarang cerita lo, Selin!" potong Ivanna yang terlihat geram dari bangkunya.

"Gue nggak ngarang cerita, Ivanna! Bapak coba tanyakan semua orang disini. Mereka tahu kalau Gio menghilangkan buku tugas saya," balas Selin.

Pak Andre beralih menatap Randi, sang ketua kelas. "Bagaimana Randi?"

"Selin benar, Pak! Gio menghilangkan buku tugas miliknya!" jawab Randi yang membuat Ivanna melongo tak percaya. Namun sejenak gadis itu tersadar. Ia memutar bola matanya malas. Ini adalah kebohongan besar. Ia rasa semua orang disini tak memiliki rasa kemanusiaan dan mudah percaya pada hal yang tak masuk akal.

Pak Andre beralih menatap Dio. Melihat pria paruh baya itu menatapnya ia kontan menundukkan kepalanya.

"Kamu tahu kan kalau buku tugas itu penting, Gio?!"

Dio masih menundukkan kepalanya. Cowok itu tak berani menatap Pak Andre.

"Keluar dari kelas saya sampai jam saya berakhir!" tegas Pak Andre pada Gio tanpa pikir panjang.

"Tapi Gio tidak mengatakan kalau dia melakukan itu, Pak!" protes Ivanna saat Dio hendak bangkit dari duduknya. Ia segera mencegahnya.

"Saya lebih percaya Randi dan Selin daripada kamu, Ivanna!"

Mendengar kalimat itu Ivanna sontak membulatkan kedua matanya tak percaya. Yang benar saja!

"Randi adalah ketua kelas disini dan Selin adalah murid teladan di kelas ini. Sedangkan Gio, sejak awal masuk dia selalu melakukan pelanggaran. Dia kerap membolos saat pelajaran saya. Bukan hanya pelajaran saya saja. Di pelajaran lain Bapak yakin Gio juga sering membolos!"

"Tapi apa Bapak tahu alasan Gio membolos?"

"Karena dia memang bukan murid baik-baik! " tegas Pak Andre yang kontan membuat Ivanna memutar bo matanya malas.

"Keluar kamu Gio! Kalau tidak biar saya yang keluar dari kelas ini!"

Dio segera bangkit dari duduknya dan keluar dari kelas tanpa mengatakan apapun. Ivanna juga tak mencegahnya. Ia tahu ini akan sia-sia saja.

Suasana lengang sejenak usai Dio meninggalkan ruang kelas sebelum akhirnya Pak Andre kembali bersuara. "Kamu hanya anak baru disini, Ivanna! Hanya karena kamu satu bangku dengan Gio kamu tidak akan tahu tentang dia! Dan alih-alih percaya sama kamu, Bapak jelas lebih percaya pada ketua kelas dan murid teladan di kelas ini!"

Ivanna hanya diam di tempatnya. Gadis itu kembali memutar bola matanya malas. Tidak tahu tentang Gio apanya? Ketua kelas terpercaya dari mana? Murid teladan kelas ini apanya? Teladan merundung maksudnya? Segelintir manusia disini memang tak waras bagi Ivanna.

Suasana kelas berangsur normal. Pelajaran berlangsung dengan tenang. Namun alih-alih memperhatikan, Ivanna memilih untuk menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan lengan yang ia gunakan sebagai bantal.

***

Jam pertama telah berakhir. Pak Andre baru saja keluar dari ruang kelas. Sedangkan Ivanna, gadis itu mengangkat kepalanya dari atas meja. Ia benar-benar tertidur saat pelajaran berlangsung. Suara bel pertanda pergantian jam membuatnya terbangun dari tidurnya.

SERENITY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang