SERENITY-24

110 45 165
                                    

Tak banyak yang terjadi setelahnya kecuali Aldo yang datang dan meminta semua orang untuk ke taman untuk istirahat sejenak. Makanan yang mereka siapkan telah siap.

Anak-anak membubarkan diri mereka dengan semangat dan segera pergi ke taman. Benar, di taman. Mereka menggelar beberapa tikar di sana untuk menikmati waktu istirahat mereka. Akan menyenangkan beristirahat disana sambil makan-makan. Terlebih dengan buaian sang angin yang menyapa dengan lembut.

Tanpa menatap kearah Kavin, Gisel segera berlalu pergi. Menarik tangan Ivanna dan berlalu pergi dari sana.

"Lo kenal sama tuh cewek?" tanya Gio heran.

Dengan wajah piasnya, Kavin menyengir kuda lantas menggelengkan kepalanya. Hal itu sukses membuat tawa Sakra pecah. "Itu anak baru di sekolah gue! Hahaha!" ujar Sakra dengan tawanya.

Kavin memelototkan kedua matanya. "Yang bener, sak?" tanyanya.

"Adik kelas. Anak kelas IPS." Arslan yang menjawabnya.

"Ah elah. Mana gue tahu itu anak sekolahan lo." tanggap Kavin.

"Lah lo ngapain main peluk-peluk segala? Kenal aja kagak!" tanggap Danny heran yang langsung dijawab dengan kedikan bahu oleh Kavin. "Namanya juga refleks."

"Akhem-khemmm nanti juga bakal refleks jatuh cinta!" tambah Sakra.

Kavin tak menanggapinya. Cowok itu beranjak pergi meninggalkan lapangan. Arslan, Sakra, Danny, dan Gio menyusul beberapa saat setelahnya.

Sedangkan di tempat lain, Ivanna terlihat menertawakan raut wajah Gisel. Raut wajah yang seolah tertangkap basah baru saja melakukan hal yang tidak-tidak.

"Lo ngapa jadi spaneng gini, sih, Gis?" tanya Ivanna heran.

"Gue nggak kenal sama tuh cowok! Mana main peluk lagi!" Gedumel Gisel dengan kesal. Raut wajahnya berubah menjadi raut kesal.

Ivanna tertawa lagi yang membuat Gisel melirik kearahnya dengan kesal. "Lo ketawa mulu dari tadi! Ngapain sih?"

"Cowok yang meluk lo tadi Kak Kavin. Anggota inti Albatros." terangnya yang hanya di jawab oh singkat dari Gisel.

"Lumayan sih, Gis! Ganteng juga." ujar Ivanna dengan tawanya.

Gisel hanya memutar bola matanya dengan malas. Menyesal berbicara dan tersenyum dengan Kavin tadi.

"Ehh--Ivanna?"

Suara itu membuat kedua gadis itu menolehkan kepalanya. Menatap kearah Bibi Elija - Ibu panti asuhan- yang baru saja memanggil Ivanna.

Gadis yang di panggil itu tersenyum dan segera menghampiri Bibi Elija. "Hallo, Bi. Apa kabar?" Sapanya.

Bibi Elija tersenyum manis. "Bibi baik. Kamu sendiri gimana Ivanna?"

"Aku juga baik kok, bi" balas Ivanna. Tak lupa ia sertakan senyum manis di wajahnya.

"Sudah lama sekali Bibi tidak melihatmu datang kemari. Kamu tambah cantik saja!"

Ivanna tersenyum lebar atas pujian yang Bibi Elija lontarkan. "Bibi bisa aja!"

Gisel menyengir melihat interaksi kedua orang dihadapannya ini. "Ivanna aja yang di bilang cantik. Keponakan sendiri nggak pernah!" ujarnya berlagak kesal.

Bibi Elija tertawa pelan. "Bibi setiap hari melihatmu sampai bosan! Buat apa bilang cantik?"

Gisel membulatkan kedua matanya dengan mulut yang terbuka. Ia tak habis pikir dengan apa yang Bibinya itu katakan padanya. "Kok gitu, Bi?"

"Memang begitu." balas Bibi Elija singkat. Wanita itu kembali menatap Ivanna. "Gabung sama yang lain, yuk! Bibi ada tamu tampan-tampan! Kalian berdua, kan jomblo siapa tahu kecantol sama salah satu dari mereka!"

SERENITY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang