Bab 22 : Bertemu Permaisuri

16.8K 2.2K 111
                                    

"Selir Mu." Cui Xiaosheng menyapa, lidahnya terasa agak pahit ketika menyebut Mu Jiang dengan panggilan ini. Pangggilan yang mengingatkan Cui Xiaosheng dengan keras bahwa kini Mu Jiang bukan lagi hanya putra kesebelas Jenderal Mu tetapi milik Jun Wang sepenuhnya.

Senyum Mu Jiang mengembang ketika melihat teman lama, ia berada di istana dan dikelilingi orang-orang asing kecuali Xiao Xinyi. Mu Jiang merasa tertekan, akan tetapi hari ini ia berjumpa lagi dengan Cui Xiaosheng. Jadi Mu Jiang bisa melepaskan sedikit rasa frustasinya.

"Saudara Cui." Mu Jiang jadi teringat pada belati pemberian Cui Xiaosheng yang hilang entah kemana, Mu Jiang merasa bersalah. "Maaf, belatimu hilang saat terjadi perampokan."

"Tidak masalah, terpenting kau selamat." Ucap Cui Xiaosheng dengan tulus. Ada penyesalan di hatinya, seandainya ia lebih berani sedikit saja maka Mu Jiang kini pasti sudah ada disisinya.

Cui Xiaosheng mengeluarkan sesuatu dari lengan bajunya, menunjukkan gelang dengan manik-manik indah yang terlihat akrab bagi Mu Jiang.

"Ini…"

"Ini milikmu. Dulu tertinggal di kelas dan aku menyimpannya."

Mu Jiang mengambil gelang itu, memperhatikan dengan seksama kemudian tertawa kecil. Tawa Mu Jiang seakan membawa angin sejuk bagi Cui Xiaosheng.

"Ya, aku membuatnya untuk Hua-jie, aku baru sadar jika ini hilang. Simpan saja, berikan untuk kekasihmu nanti."

Feng Yuxuan keluar dari tenda miliknya dan langsung melihat pemandangan Mu Jiang berbicara sesuatu dengan Cui Xiaosheng, keduanya terlihat sangat akrab dan tersenyum satu sama lain.

Feng Yuxuan tidak mengerti mengapa hatinya terasa tidak nyaman, seolah-olah pemandangan itu merusak matanya.

Menurut Cui Manting, Mu Jiang dan Cui Xiaosheng bersekolah di tempat yang sama jadi wajar jika keduanya sedekat ini.

Tapi… bagi Feng Yuxuan rasanya berbeda. Ia merasa tidak nyaman.

"Jin Yan."

Jin Yan muncul dengan langkah tergesa. "Kita kembali ke Istana sekarang. Ajak Meng Rulan pulang."

Walau Feng Yuxuan adalah pria pemarah, namun nada suaranya tidak pernah sekeras ini. Feng Yuxuan jelas memendam amarah besar di hatinya, Jin Yan segera melihat ke arah dua orang yang bercengkrama dengan akrab.

Jin Yan mengangguk mengerti, ah, jadi seperti itu!

"Baik, Yang Mulia."

Obrolan Cui Xiaosheng dan Mu Jiang diinterupsi oleh Jin Yan dimana itu membuat Mu Jiang tidak puas. Ia hanya bisa mengucapkan salam perpisahan pada Cui Xiaosheng dengan berat hati, Mu Jiang dan Meng Rulan digiring kembali ke kereta kuda lantas kembali ke istana.

.
.
Sore hari, Mu Jiang sedang menikmati waktu bersantai dengan Xiao Xinyi ketika Kasim yang selalu berada disisi Permaisuri Meixia tiba-tiba muncul dan mengatakan bahwa Mu Jiang dipanggil menghadap Permaisuri.

Mu Jiang dan Xiao Xinyi tidak mengerti apa yang terjadi, mereka setengah ketakutan dan setengah penasaran. Apakah mereka membuat kesalahan yang tidak disukai oleh Permaisuri?

Kasim dengan suara tinggi menyuruh keduanya segera bergegas, jangan sampai membuat Permaisuri menunggu.

Kediaman Permaisuri Meixia sangatlah luas dan mewah, bunga-bunga ditanam dengan cantik menggambarkan bahwa selera estetika Permaisuri Meixia sangat tinggi. Pelayan-pelayan disini lebih banyak dan memiliki pakaian yang lebih indah. Mu Jiang memandangi sekelilingnya dengan takjub dan ingin tahu.

Sebelum menemui Permaisuri, Mu Jiang harus berganti pakaian terlebih dahulu dan diperiksa secara ketat memastikan Mu Jiang tidak membawa benda berbahaya. Xiao Xinyi juga diperlakukan sama.

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang