Bab 56 : Wangye Memiliki Istri Lain

13.4K 1.5K 115
                                    

Negara Yue berhasil ditundukkan, persiapan perang lanjutan mulai dilakukan. Feng Yuxuan sedikit kebingungan darimana pasukan ini mendapatkan dana yang melimpah dan Wei Yuan tertawa menjelaskan bahwa atas saran Mu Jiang mereka mengumpulkan dana melalui perampokan orang Yue. Feng Yuxuan entah harus takjub atau apa dengan pemikiran selir kecil yang sudah dewasa ini.

Xiao Duyi bangun dengan keadaan mengenaskan dimana ia berada di dalam pelukan Chanyu dan tubuh mereka telanjang bulat, Xiao Duyi yang marah menampar Chanyu setelah tahu apa yang terjadi semalam. Ia merasa ditipu dan dijebak dengan kejam, namun Chanyu dengan sikap tidak mau tahu hanya berkata bahwa Xiao Duyi adalah miliknya dan sudah seharusnya ia menggunakan sesuatu yang telah menjadi miliknya sesuka hatinya.

Walau sangat sedih dan marah Xiao Duyi tidak bisa berbuat apa-apa, karena semuanya sudah terjadi. Ia juga tidak menceritakan ini pada Mu Jiang karena berpikir dirinya tidak bisa terus bergantung di bawah perlindungan Tuan Mudanya.

Kabar kekalahan Negara Yue segera tersebar, ini adalah peperangan paling terkenal saat ini. Pasalnya perang biasanya membutuhkan waktu setidaknya beberapa bulan atau bahkan tahun untuk menang, namun perang kali ini selesai dalam satu hari.  Itu tidak pernah terjadi sebelumnya, semua orang di kedai teh membicarakannya dengan antusias. Semua lapisan masyarakat juga turut membahasnya, bahkan pengemis di pinggir jalan juga mengetahui detail tentang perang ini.

Kaisar Yue merasa ketakutan, Chen Guyin yang dibawa kabur menuju Istana Kekaisaran menangis hingga riasannya luntur memikirkan kekalahan di depan mata. Kaisar Yue mencoba memperkuat pertahanan, namun apa daya pasukannya juga sudah takut terlebih dahulu sehingga kini Kekaisaran Yue bagaikan berdiri di atas benang tipis.

Malam hari, bulan purnama terlihat sangat mencolok. Feng Yuxuan keluar dari tenda setelah menemani Mu Jiang hingga terlelap, tampaknya Mu Jiang memiliki kecemasan yang tinggi. Beberapa jam lalu Mu Jiang berbicara dengan Yan Jin tentang kematian Xiao Xinyi, Mu Jiang menyampaikan bahwa Xiao Xinyi meminta maaf pada Yan Jin tidak bisa memenuhi janji akan menikah dengan Yan Jin setelah perang usai. Yan Jin terlihat sangat terpukul, ia mungkin mengatakan semuanya tidak apa-apa namun Yan Jin kini merenung sendirian dan merasa patah hati.

Bagi Mu Jiang kematian Xiao Xinyi di depan matanya adalah peristiwa paling menakutkan dalam hidupnya, jadi ketika Mu Jiang mengingatnya ia tidak bisa tidur dan terus menggenggam pakaian Feng Yuxuan memohon agar Feng Yuxuan tidak meninggalkannya.

Setelah memastikan Mu Jiang benar-benar terlelap, barulah Feng Yuxuan keluar. Ia berpapasan dengan Cui Manting, kedua sahabat yang hampir tewas bersama ini kemudian mengobrol di pinggir sungai sambil minum arak.

"Mu Jiang sekarang menjadi sangat kuat dan pemberani. Dia benar-benar hebat mampu melewati segalanya tanpa goyah sedikitpun." Cui Manting dengan tulus memuji, ia bisa membayangkan betapa sulitnya kehidupan yang Mu Jiang lalui.

"Dia selama ini hidup dengan kasih sayang dari orang disekelilingnya, dia begitu dimanjakan. Jika bukan karena dari dasar hatinya dia memang kuat, dia pasti akan menyerah sejak awal." Feng Yuxuan menambahkan. "Aku merasa bangga padanya."

"Dia memiliki tubuh sekecil itu, tetapi berani pergi ke orang Hu dan menghadapi Chanyu."

"Dulu bahkan dia berani menampar Chanyu, apa kau lupa?"

Cui Manting teringat pada kejadian beberapa tahun yang lalu dan tidak tahan untuk tertawa.

"Aku bersyukur kau lolos dari kematian."

"Aku hanyut terseret oleh air sungai, kemudian ditemukan oleh Tabib Qi dan dirawat olehnya. Jika bukan atas perawatan Tabib Qi, aku sudah benar-benar mati." Cui Manting bercerita, ia tiba-tiba memikirkan Qi Wei yang mengenakan jepit rambut pada hari itu. Menurutnya, Qi Wei cukup cantik.

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang