Bab 41 : Akhir Dari Yang Caihong

15.2K 1.9K 142
                                    

"Memang benar! Selir Yang memang mencoba mengutuk Selir Mu dengan sihir dan meracuninya dengan bubuk dupa! Saat itu... saat Selir Mu hampir tidak selamat setelah dicambuk, racun berperan didalamnya!" Zihao menangis merasakan betapa sakitnya cambukan ini, bibir Zihao menjadi sangat pucat dan luka terbuka karena cambukan meneteskan darah.

Yang Caihong yang mendengar ini merasa seolah seluruh dunianya runtuh, orang yang paling ia percayai memberinya pengkhianatan yang menyakitkan.

"Lalu, kejahatan apa lagi yang dia lakukan?" Tanya Feng Yuxuan, kata-katanya dingin seolah mengisyaratkan jika Zihao berbohong maka tubuhnya akan dipotong menjadi seribu bagian.

Zihao merasakan cambukan datang lagi karena ia hanya diam.

"Jawab!" Kasim Chu menjadi tidak sabar.

"Saat... saat Selir Mu diserang waktu itu... itu semua adalah skema Selir Yang."

"Berbohong! Dia berbohong! Zihao kau budak rendahan tercela! Sundal bahkan lebih baik darimu! Bagaimana bisa kau menuduhku! Bagaimana bisa!"

Cui Manting dengan marah menampar Yang Caihong lagi, ia menunjuk Yang Caihong marah. "Apakah ini adalah tempat bagimu untuk berbicara?!"

Hukuman kembali dilanjutkan karena Yang Caihong masih kukuh mengakui bahwa ia tidak meracuni Mu Jiang saat ini. Semakin Yang Caihong membela diri, semakin keras cambukan yang pelayannya rasakan. Bahkan beberapa pelayan yang tidak sanggup lagi tumbang satu persatu, entah pingsan ataukah tewas.

Zihao mengeratkan giginya, ia tidak mampu lagi menahan semua rasa sakit dan penderitaan ini. Toh, Selir Yang sudah tidak akan bisa lepas dari jeratan semua tuduhan dan segala bukti kejahatan sudah terbongkar. Zihao hanya ingin lepas dari rasa sakit ini.

Jadi dengan lantang ia mengakui bahwa Yang Caihong memang kembali meracuni Mu Jiang dan berniat membunuhnya lagi dan lagi.

Sekarang tidak ada toleransi lagi. Feng Yuxuan mengumumkan dengan suara lantang.

"Selir Yang sudah melakukan hal keji! Dia akan dihukum cambuk lima belas kali dan dibuang ke desa kecil untuk merenungkan diri. Dia tidak boleh dijenguk, tidak boleh memakai perhiasan, tidak ada pelayan yang boleh merawatnya. Apapun yang terjadi padanya di desa kecil itu biarkan Langit yang menentukan. Semua pelayan yang terlibat dalam kejahatan ini akan dihukum mati."

Cambukan lima belas kali sudah cukup untuk membuat seseorang lumpuh.

Zihao yang mendengar kata-kata Feng Yuxuan hanya bisa menatap langit dengan sedih dan air matanya menetes perlahan-lahan.

Yang Caihong mencoba memberontak, tetapi beberapa pelayan menangkapnya dan mulai mencambuknya. Tidak peduli bahwa Yang Caihong tidak sadarkan diri, mereka tetap memberi cambukan.

Setelah hukuman selesai, tubuh tidak berdaya Yang Caihong diseret dengan menyedihkan untuk dimasukkan ke kereta kuda. Para pelayannya dihukum mati satu persatu. Paviliun Yang Caihong dikosongkan. Seolah-olah menegaskan bahwa di rumah tangga ini tidak pernah ada selir bernama Yang Caihong.

Di depan paviliun Mu Jiang, Meng Rulan duduk bersama Chu Ronglian. Ketika mendengar bahwa Mu Jiang diracuni Meng Rulan segera pergi untuk menjenguk Mu Jiang, Meng Rulan berpikir bahwa Selir Mu ini memiliki banyak sekali nyawa karena lolos dari kematian berkali-kali.

Pelayan kecilnya yang bertugas menjadi mata-mata memberikan informasi terbaru tentang Yang Caihong, Meng Rulan tidak tahan untuk mendengus dan mencibir. "Seharusnya dia dihukum pancung saja! Benar-benar wanita berhati hitam!"

Kemudian Meng Rulan menatap Chu Ronglian dengan tidak puas. "Suatu saat jangan mengambil selir, jika kau memiliki selir aku akan mendorongmu ke dalam sumur!"

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang