Warning : 🔞, dub consent, Masturb*tion
Mu Jiang duduk dengan tenang menghadap kaca, ia mengenakan pakaian berwarna merah yang terlihat sederhana. Xi Momo dengan perasaan berat merias tipis wajah Mu Jiang, meskipun tidak seheboh riasan wanita tetapi riasan ini perlu agar Mu Jiang terlihat segar. Tetapi tentu saja Tuan Kesebelas ini tetap indah walaupun tanpa riasan.
Selir Li sudah tidak bisa menangis lagi, air matanya terasa sudah kering ia hanya bisa menatap hampa putranya yang memakai pakaian pengantin yang seharusnya untuk wanita.
"Tuan Kesebelas sudah siap." Xi Momo mengumumkan dengan suara parau, nadanya sedikit gemetar.
Mu Jiang bangkit, ia berlutut di depan ibunya. Mu Jiang menggenggam tangan Selir Li erat, tidak di kehidupan lalu dan kehidupan saat ini Mu Jiang tetap pergi meninggalkan ibunya sendirian. Hatinya merasa sangat tidak rela. Impian dan harapannya tidak berjalan sesuai dengan keinginannya, mungkin Dewa sudah cukup untuk mengasihinya dan membiarkannya melanjutkan perjalannya lagi.
Selir Li menangkup wajah Mu Jiang, memandangi putranya dengan penuh kasih sayang. Sudut matanya kembali basah, ia berkata lembut. "A-Jiang sudah dewasa."
"Terima kasih banyak sudah merawatku, Yiniang."
"Jiang-er ingat ini, kau tidak boleh terlalu menonjol di Istana dengan begitu kau akan baik-baik saja. Saat situasi mulai tidak memihak ayahmu, lebih baik segera lari dan menyembunyikan diri. Jangan terus membuat kekacauan. Jika kau merasa tidak sehat segera beritahu Xiao Xinyi. Jangan pernah menyinggung Jun Wang, lebih baik kau tidak pernah menemuinya!"
Mu Jiang mengangguk. "Aku mengerti!"
Selir Li menatap serius Mu Jiang, kata-katanya penuh dengan penekanan dan harapan. "Teruslah hidup. Kau harus tetap bertahan hidup."
"Sudah saatnya Mu Jiang dibawa ke Istana." Seorang Kasim yang bertugas menjemput Mu Jiang berkata dengan tidak sabar, beberapa dayang mulai membantu Mu Jiang untuk bangun dan setengah menyeretnya memasuki tandu. Mu Jiang terus menatap Selir Li yang terlihat tidak rela untuk melepaskannya.
Xiao Xinyi mengusap air matanya, ia menatap Xiao Duyi yang berdiri di sisi Selir Li. Mu Jiang memang meminta Xiao Duyi untuk menetap di keluarga Mu, jika Xiao Duyi ikut bersamanya ke Istana maka Xiao Duyi harus menjadi kasim. Mu Jiang tidak menginginkan hal itu, ia ingin Xiao Duyi bisa memiliki keluarga seperti yang seharusnya.
Dayang menutupi kepala Mu Jiang dengan kain merah, tandu mulai digotong oleh beberapa pelayan.
"A-Jiang!" Mu Jiang tersentak, ia membuka tirai tandu dan melihat Neneknya. Wanita tua itu mengatakan beberapa hal padanya malam tadi dan hampir sama seperti Selir Li, meminta Mu Jiang untuk tidak terlalu menonjol dan selalu memastikan keselamatannya.
"Nenek!"
Nyonya Tua tidak sanggup mengatakan apa-apa, ia hanya terisak melihat cucunya itu. Seorang dayang segera menutup tirai melarang Mu Jiang melihat kebelakang.
Tetapi baru saja dayang menutup tirai, tirai itu kembali terbuka. Mu Jiang kaget setengah mati melihat Mu Lin.
"Mu Lin?!"
"Shiyi Niang! Kau bodoh! Apa kau benar-benar akan pergi ke Istana?! Kau pasrah begitu saja?!"
"Apa yang kau bicarakan?!"
"Shiyi Niang, walaupun kau bodoh tetapi kau adalah orang yang gigih dan takut mati. Mengapa kau menyerahkan dirimu seperti ini dengan mudah?! Baiklah, biarkan aku yang datang memohon agar dekrit dibatalkan."
"Mu Lin, apa yang kau katakan?! Semua sudah seperti ini, jangan memasukkan dirimu sendiri ke dalam api."
"Shiyi Lang!" Mu Lin berteriak frustasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/343984274-288-k523137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...