Kabar pernikahan Cui Xiaosheng tersebar di ibukota, usia Cui Xiaosheng termasuk terlambat untuk menikah, namun hal itu bisa dikesampingkan mengingat Cui Xiaosheng berhasil menjadi hakim daerah di usia semuda itu dan sangat berprestasi dari segi akademik. Menurut kabar calon istri Cui Xiaosheng adalah putri dari seorang pejabat tinggi dan terkenal memiliki paras cantik serta berbudi luhur. Semua orang berpikir bahwa pasangan ini akan cocok satu sama lain.
Mu Lin menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai dua, ia memasuki sebuah kamar dan langsung berseru memanggil Cui Xiaosheng.
"Saudara Cui!" Sapa Mu Lin.
Karena mereka bersekolah di tempat yang sama dan bisa dibilang cukup akrab, Cui Xiaosheng mengundangnya makan malam dan Mu Lin tidak menolaknya.
Disebutkan dulu Zhang-shi adalah wanita paling cantik di kota ini meskipun sifatnya sangat pemarah dan sering berucap semaunya, saat menikah dengan Mu Shen yang juga tampan itu menghasilkan anak-anak yang berwajah rupawan. Mu Liang si sulung terkesan lebih mirip dengan Mu Shen, Mu Hua juga bisa dikatakan cantik walaupun memiliki kesan sinis, sementara Mu Lin yang memiliki wajah lembut Zhang-shi di beberapa bagian. Hal ini menyebabkan Mu Lin menjadi anak kesayangan Zhang-shi. Wajah lembut Mu Lin dipadukan dengan kesukaannya pada sastra membuatnya terlihat indah, walau tidak secantik dan selembut Mu Jiang namun Mu Lin tetap diperhitungkan serta disukai diam-diam oleh pria homoseksual di kota ini.
Mu Lin mengenakan pakaian berwarna biru cerah, gantungan giok tersemat manis di pinggangnya. Ketika ia berjalan lengan bajunya agak melayang membuatnya terlihat seperti makhluk abadi.
Mu Lin duduk di hadapan Cui Xiaosheng, ketika dua sarjana duduk bersama maka suasananya terlihat sangat lembut.
"Pertama-tama selamat untuk pernikahanmu." Mu Lin tersenyum cerah, yah, ia merasa agak sedih karena dirinya belum menikah dan sepertinya akan ditunda dalam tiga tahun karena Nyonya Tua meninggal. Saat tetua meninggal, sudah seharusnya yang muda berada dalam masa berkabung selama tiga tahun. Acara-acara perayaan akan ditinggalkan sejenak.
"Terima kasih." Jawab Cui Xiaosheng, tidak ada senyum di wajahnya dan ia terlihat memikirkan sesuatu.
"Ada apa? Bukankah seharusnya kau bahagia karena akan menikah?" Mu Lin menyantap biji teratai yang terasa manis.
"Pernikahan ini diatur oleh ayahku tanpa meminta persetujuan dariku."
Meski begitu Mu Lin merasa ada hal lain yang membuat Cui Xiaosheng merasa tidak bahagia. Ia bertanya dengan hati-hati. "Apakah kau masih menyukai Shiyi Niang?"
Walau Cui Xiaosheng tidak menjawab, namun Mu Lin dapat membaca dengan mudah semua situasinya.
"Mu Jiang adalah selir Wangye, menurut kabar dia juga sangat dihargai oleh Wangye. Lagipula Mu Jiang bukan lagi seseorang yang dapat kau inginkan. Sudahlah, sebaiknya lupakan saja perasaanmu padanya." Mu Lin menatap lurus Cui Xiaosheng, ia heran Cui Xiaosheng ini benar-benar tampan dan cerdas. Mengapa Cui Xiaosheng bisa jatuh cinta pada Mu Jiang yang jelas-jelas sangat sembrono dan otaknya seperti sudah dilemparkan ke lumpur.
"Bagaimana jika dia tidak bahagia ketika bersama Wangye?" Cui Xiaosheng meminum araknya, raut wajahnya menjadi sangat tertekan.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan? Huh? Membawanya kabur?" Tanya Mu Lin tajam.
"Apakah aku harus benar-benar melakukannya? Aku sangat menyukainya." Tampaknya Cui Xoaosheng saat ini sedang mabuk, Mu Lin berpikir bahwa Cui Xiaosheng jelas tidak akan menjadi teman minum yang menyenangkan. Hanya dengan satu cawan kecil Cui Xiaosheng sudah mabuk seperti ini!
"Jangan berpikiran gila. Kau pikir Wangye akan membiarkanmu?!" Mu Lin memukul meja, ia memarahi Cui Xiaosheng. "Dulu saat Mu Jiang masih belum terikat dengan siapapun dimana kau? Sekarang ketika Mu Jiang sudah menjadi milik oranglain kau baru berniat untuk mengambilnya. Sadarlah, Mu Jiang bukan lagi orang yang dapat kau inginkan. Lalu, kau pikir nyawamu ada sembilan hingga berani mengucapkan menginginkan selir Wangye?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomantiekMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...