Mu Jiang tidak tidur semalaman, hari ini ia bersama Xiao Xinyi pergi mencari makanan. Xiao Xinyi merasa bersedih karena tatapan mata Mu Jiang menjadi begitu redup seolah jiwa sudah meninggalkan raga Tuan Mudanya sejak lama. Hanya saja Xiao Xinyi mengerti, kehilangan orang-orang yang disayangi dalam waktu berdekatan bukanlah hal yang mudah untuk diterima. Sebab dirinya juga disini mengkhawatirkan kakaknya.
Setelah pasukan Negara Yue menyerang, ibukota menjadi kota mati. Beberapa prajurit Negara Yue terlihat berpatroli untuk mengamankan wilayah, Mu Jiang dan Xiao Xinyi bersembunyi agar tidak tertangkap.
Mereka memasuki sebuah restoran yang lantai duanya terlihat hancur, bekas darah mengering mengotori lantai kayu namun di dapur banyak kue serta makanan yang belum disentuh.
"Tuan Muda, banyak sekali makanan disini!" Xiao Xinyi merasa gembira, mereka tidak perlu tidur dengan perut kosong lagi nanti malam.
"Cepat bawa semua, sebelum ada yang menyadari keberadaan kita." Mu Jiang dengan gesit memasukkan beberapa kue ke dalam tas kecilnya yang bersih.
Xiao Xinyi mengangguk. Mereka melakukannya dengan sangat cepat, ketika mendengar suara langkah kaki dari luar Mu Jiang dan Xiao Xinyi segera bersembunyi dibawah meja.
Mereka menunggu sampai pasukan yang berpatroli lewat. Baru setelah itu mereka keluar dari tempat persembunyian dan berhati-hati kembali menuju gubuk.
"Ah kita menemukan dua tikus Yezi yang menarik." Mu Jiang dan Xiao Xinyi berhenti melangkah ketika mereka dihadang oleh dua pria dengan armor. Dua pria itu menatap Mu Jiang dan Xiao Xinyi dengan lapar. "Tikus-tikus Yezi memang indah. Meskipun laki-laki juga tidak masalah, terpenting bisa memuaskanku."
Mereka tertawa menjijikkan, suara seraknya mirip dengan dengkuran babi membuat Mu Jiang mual. Kebencian di dalam hatinya mengakar begitu kuat, jika ditanya apa yang ia inginkan saat ini adalah Mu Jiang ingin membakar Negara Yue hingga menjadi abu dan meludahinya sampai puas.
Mu Jiang menarik Xiao Xinyi untuk bersembunyi di balik punggungnya, ia mengeluarkan belati pemberian Feng Yuxuan. Mu Jiang dalam posisi siap untuk melawan.
Dua tentara ini meremehkan Mu Jiang, mereka berpikir Mu Jiang hanya menggertak mereka saja. Jadi mereka melangkah mendekat tanpa rasa takut.
"Pria kecil kemarilah, puaskan paman maka aku akan membiarkanmu hidup."
Mu Jiang tersenyum miring. "Aku tidak sudi melayani pria bau seperti kalian."
Pada dasarnya mereka hanyalah prajurit rendahan yang tidak memiliki banyak keterampilan, mereka baru bergabung dengan pasukan dan tidak memiliki pengalaman sama sekali.
Disisi lain Mu Jiang adalah orang yang dilatih secara khusus oleh Cui Manting dan Feng Yuxuan, dirinya tidak bisa dianggap remeh walaupun tidak bergabung dengan tentara.
Mu Jiang melawan dua pria ini sekaligus dengan gesit, keterampilan bertarung yang tinggi dan kebencian ekstrim serta keinginan untuk membalas dendam dengan mudah membuat Mu Jiang lebih unggul. Buktinya ia kini menancapkan belati pada leher salah satu prajurit itu, Mu Jiang tanpa belas kasih langsung menariknya menyebabkan semburan darah segera terjadi. Prajurit itu jatuh merosot ke atas tanah dan kejang beberapa kali, sebelum akhirnya mati di tengah genangan darahnya sendiri.
Prajurit lainnya merasa mulai gentar, ia mencoba untuk melarikan diri namun Mu Jiang segera menangkapnya. Mu Jiang menancapkan belati pada salah satu kaki pria itu, menyebabkan suara jeritan kesakitan seolah mampu membelah langit.
Xiao Xinyi tidak tinggal diam, ia mengambil batu yang besar dan sangat berat. Membawanya dengan kepayahan, langsung menjatuhkan batu itu ke kepala prajurit yang masih menangis kesakitan.
![](https://img.wattpad.com/cover/343984274-288-k523137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...