Bab 27 : Cambukan

14.1K 1.9K 115
                                    

Mu Jiang yang menampar Chanyu sontak membuat situasi menjadi ricuh, anggota suku yang ada di tempat kejadian segera menodong Mu Jiang dengan senjata dan bersiap membunuh Mu Jiang kapan saja. Walau tubuhnya gemetar ketakutan, Mu Jiang tetap dengan wajah datarnya berusaha tidak gentar.

Feng Yuxuan tentu saja murka, ia menyeret Mu Jiang kembali ke paviliunnya. Para pelayan tidak ada yang berani bersuara sedikitpun, suasana tegang begitu terasa.

"Apa kau tahu siapa yang kau tampar itu?!"

"Chengli Gutu Chanyu." Jawab Mu Jiang tanpa ragu.

Alis Feng Yuxuan berkerut dalam, ia terkadang membenci sifat Mu Jiang yang terlalu mengecilkan semua masalah di depan matanya.

"Jika begitu, mengapa kau bisa menamparnya? Dia bukanlah orang yang bisa kau singgung! Apa kau tidak memikirkan semuanya dengan baik ketika melakukannya? Siapa kau dan siapa dia? Apakah otakmu begitu tumpul hingga tidak dapat memikirkan hal sederhana semacam ini?"

Mu Jiang duduk di pinggir ranjang, ia menerima amarah Feng Yuxuan dengan tenang. Matanya mengawasi cangkir teh yang mulai dingin.

"Apa keluargamu tidak mengajarimu tata krama? Kau merasa hidup ini selalu mudah bukan? Dengan kasih sayang semua orang kau berpikir bisa berjalan bebas menginjak kepala siapapun sesuka hatimu. Tetapi kau mungkin lupa kau sudah berada di rumah tangga ini, semua aturan ada di tanganku. Jika sampai Kaisar mendengar apa yang kau lakukan, apa kau dapat menanggung hukumannya?!" Feng Yuxuan tahu betapa ayahnya menghargai perdamaian Kekaisaran Yezi dan penguasa suku bar-bar itu. Jika insiden Mu Jiang menampar Chanyu sampai terdengar oleh Kaisar, tentu saja semurah hati apapun Kaisar ia tetap akan menghukum Mu Jiang dengan hukuman kekaisaran dimana itu tidak ada ampunan sedikitpun.

Untungnya Chanyu hanya menganggap ini hanyalah masalah lalu dan tidak ingin siapapun membicarakannya, terlebih lagi rasanya memalukan juga ia ditampar seperti itu. Demi menjaga harga dirinya apa yang terjadi di halaman kamar tamu, tidak perlu dibesarkan dan ia tidak akan menuntut apapun lagi.

Tapi bagi Feng Yuxuan tidak bisa begitu, masalah ini mungkin selesai. Akan tetapi jika Kaisar tetap mendengarnya dari sebuah informan yang sebenarnya Kaisar tidak akan puas, mungkin dirinya tidak akan menghukum Mu Jiang dengan terang-terangan karena sama saja memukul wajah Chanyu tetapi Kaisar jelas memiliki berbagai cara untuk menghukum selir ini.

Jadi, Feng Yuxuan mengambil langkah terlebih dahulu. Ia harus mendisiplinkan Mu Jiang terlebih dahulu, menunjukkan pada ayahnya bahwa ia sudah menangani hal ini dan ayahnya tidak perlu repot turun tangan untuk menghukum Mu Jiang.

"Demi seorang budak kau bertingkah lancang semacam itu!"

Mu Jiang adalah orang yang selalu ceria, jarang marah, dan menganggap semua masalah dapat diatasi dengan cara bijak. Jika dia kesal karena Mu Lin terus menindasnya Mu Jiang hanya akan melampiaskan kekesalan hatinya dengan memukuli bantalnya.

Akan tetapi kata-kata Feng Yuxuan kali ini seolah membakar sesuatu di dirinya, Mu Jiang dengan marah meraih cangkir dan membantingnya ke atas lantai. Cangkir pecah berkeping-keping dan isinya tumpah ruah di atas lantai dingin.

Feng Yuxuan membeku sesaat melihat amarah Mu Jiang ini.

"Memangnya jika dia hanya budak apa salahnya? Apakah karena dia budak dia bisa diperlakukan seperti ini? Dia dipaksa melayani seorang pria padahal dia tidak mau, bagaimanapun statusnya dia tetap manusia. Pelayan itu tumbuh bersamaku sejak aku kecil, jika aku memukul wajah Chanyu dianggap sebagai penghinaan lalu apakah ketika dia memaksa pelayanku melayaninya meski tanpa izin apakah itu bukan penghinaan?!"

Pelayan yang berada di luar merasa ketakutan, wajah mereka sepucat mayat mendengar bagaimana Mu Jiang mendebat Feng Yuxuan seperti itu.

"Kau berani mendebatku?!"

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang