Satu minggu kemudian Mu Jiang kembali ke Istana setelah melewatkan masa berkabungnya di rumah Keluarga Mu. Temperamen Mu Jiang tidak banyak berubah, meskipun ia sangat sedih atas kematian Nyonya Tua namun dirinya mengerti bahwa di dunia ini selalu ada pertemuan dan perpisahan. Nyonya Tua telah menghabiskan seluruh usianya dengan hal bermanfaat, ini saatnya Nyonya Tua untuk beristirahat dengan tenang.
Xiao Duyi dan Mama Liu tidak kembali ke keluarga Mu, mereka tetap tinggal di kediaman terakhir Nyonya Tua sesuai dengan keinginan Mu Shen.
Pada sore hari, Permaisuri mengundang Mu Jiang untuk menikmati teh dan melihat matahari terbenam. Mu Jiang tidak menolak, ia pergi ke wilayah Permaisuri.
"Niao Niao." Permaisuri merasa berduka untuk Mu Jiang.
"Yang Mulia."
Permaisuri dan Mu Jiang duduk bersama. "Apakah perasaanmu sudah lebih baik?"
Permaisuri tahu bahwa sangat berat bagi Mu Jiang setelah kematian orang terdekatnya.
Mu Jiang tersenyum lebar. "Semuanya baik-baik saja. Seperti yang sering Nenek katakan bahwa tidak baik berduka untuk berlalunya musim semi atau merasa sedih dengan datangnya musim gugur¹."
(berduka untuk berlalunya musim semi atau merasa sedih dengan datangnya musim gugur : menjadi sentimental.)
"Itu benar, memang Nyonya Tua Mu adalah wanita yang sangat bijaksana." Permaisuri memuji setulus hatinya. Ia tidak ingin membahas hal ini lagi karena tahu bahwa Mu Jiang berusaha bangkit dari rasa sedihnya. Jadi Permaisuri berusaha mengganti topik lainnya.
"Terima kasih atas perhatian Permaisuri. Selir kecil ini sangat menghargainya."
"Itu bukan apa-apa." Permaisuri menyesap tehnya. "Aku mengatur perjodohan Meng Rulan, pilihanku jatuh kepada Chu Ronglian putra angkat Kasim Chu bagaimana menurut pendapatmu?"
Mu Jian jujur terkejut mendengar hal ini, pasalnya Meng Rulan ini terlalu galak dan berterus terang untuk Chu Ronglian yang selalu berhati-hati.
"Chu Ronglian adalah anak yang cerdas, berwawasan luas, dan tahu sopan santun. Tidak ada yang salah dengan sifatnya. Akan tetapi bukankah usia Nona Meng baru sebelas tahun? Tidakkah ini terburu-buru?"
"Kau benar. Tetapi situasi belakangan ini sangat tidak pasti, tentu pernikahan tidak akan terjadi dalam waktu dekat sebab Chu Ronglian harus menempuh pendidikannya ke Selatan. Hanya saja Permaisuri ini ingin mengatur pertunangan terlebih dahulu."
Latar belakang Meng Rulan tidaklah terlalu kuat, karena Permaisuri mengasihinya dan memenuhi keinginan terakhir Putri Siyu maka Permaisuri mengasuh Meng Rulan. Ini adalah kebijaksanaan tertinggi Permaisuri, sebab jika dilihat lebih jauh lagi Permaisuri dan Meng Rulan tidak memiliki ikatan darah sedikitpun. Permaisuri tidak bisa terlalu memanjakannya, namun tak bisa pula terlalu keras kepada Meng Rulan.
"Apapun yang Permaisuri atur untuk Nona Meng, pastilah itu adalah hal yang baik." Mu Jiang tidak bisa berkomentar lebih banyak sebab keputusan Permaisuri sudah dibuat.
Mu Jiang mengobrol dengan Permaisuri hingga hari malam, kemudian ia kembali ke paviliunnya untuk menyalin buku Seni Berperang seperti yang Feng Yuxuan sudah perintahkan.
"Kekacauan mungkin timbul karena keteraturan, kepengecutan mungkin timbul dari keberanian, keberanian mungkin timbul dari ketakutan, dan kelemahan mungkin timbul dari kekuatan. Keteraturan dan kekacauan adalah masalah pengaturan ; keberanian dan kepengecutan adalah masalah kekuatan; kekuatan dan kelemahan adalah masalah posisi²." Mu Jiang memiringkan kepala dan mengerutkan dahinya dalam berusaha mencerna maksud dari kata-kata ini. Tetapi sekeras apapun Mu Jiang berpikir hingga kepalanya hampir berasap dia tidak dapat memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...