Sementara itu di Daerah Zimo, para pasukan sibuk untuk mempersiapkan perang. Tanpa adanya Xiao Duyi dan Mu Jiang disini, Mu Lin hanya bisa bermain-main dengan Cui Shilin yang semakin tidak bisa dipisahkan darinya.
Sejujurnya Mu Lin masih terus memikirkan kata-kata Cui Xiaosheng waktu itu, tentang Saudara Cui yang menyatakan perasaan padanya. Jujur saja Mu Lin tidak akrab dengan hal berbau asmara, ia tidak pernah dengan serius menyukai orang lain dan orang lain tidak pernah menyatakan perasaan padanya. Terlebih lagi dari seorang pria dan itu adalah Cui Xiaosheng yang tidak pernah Mu Lin bayangkan akan memiliki perasaan terhadapnya, pasalnya ia tahu betul bahwa Cui Xiaosheng selama ini hanya menyukai Mu Jiang.
Mu Lin tidak bisa fokus pada buku bacaannya, mungkinkah Saudara Cui ini hanya menyukainya karena ia adalah saudara Mu Jiang? Jika Cui Xiaosheng tidak bisa memiliki Mu Jiang maka ia dijadikan pilihan kedua?
Memikirkan hal ini hati Mu Lin menjadi sangat tidak nyaman, seolah-olah ada angin badai yang mengamuk di dalamnya.
Mu Lin memarahi dirinya sendiri karena seharusnya ia fokus pada mengatur strategi perang bukannya memikirkan hal tidak penting semacam ini!
Mu Lin berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia masih menyukai wanita dan akan menikah serta memiliki anak selucu Cui Shilin!
Adapun pertanyaan Cui Xiaosheng saat itu, ia harus menolaknya dengan tegas. Cui Xiaosheng mungkin sedang kebingungan, pasti Cui Xiaosheng hanya berkata omong kosong!
Mu Lin menutup bukunya ketika mendengar suara renyah Cui Shilin dari kejauhan, anak itu ada di gendongan Cui Xiaosheng dan menggenggam permen gula berbentuk kelinci di tangannya dengan riang.
Ketika melihat Mu Lin, Cui Shilin sangat bersemangat mengajak ayahnya pergi menuju 'Niang' kesayangannya itu.
"Kau makan banyak sekali gula, gigimu akan sakit." Mu Lin memperingatkan dengan sedikit galak. Cui Shilin agak cemberut, tetapi ia tidak bisa marah kepada Mu Lin.
Mu Lin menggoda anak ini beberapa kali, tawa Cui Shilin begitu menyenangkan ketika didengar. Cui Xiaosheng memandangi semua interaksi ini dengan hati hangat, ia teringat percakapan terakhir dengan mendiang istrinya dimana istrinya memohon jika Cui Xiaosheng menikah maka ia harus menikahi seseorang yang juga bisa menyayangi Cui Shilin sepenuh hati.
"Bawa Tuan Muda mandi." Cui Xiaosheng menyerahkan anak itu pada Momo Chun. Cui Shilin adalah anak yang sangat suka ketika mendapatkan pujian, ia mengerti bahwa ketika ia mandi maka ia akan bertambah tampan dan akan semakin disukai orang-orang dewasa disekelilinya jadi Cui Shilin pergi tanpa merengek.
Sekarang yang tersisa di tempat ini hanya Mu Lin dan Cui Xiaosheng, mendadak suasana menjadi agak canggung.
Belakangan ini Cui Xiaosheng sangat sibuk sehingga belum bisa membahas keinginannya untuk menikah dengan Mu Lin, tetapi sekarang ada waktu luang dan ia segera berkata.
"Mu Lin, maukah kau menikah denganku?"
Mu Lin sangat shock mendengar hal itu, Cui Xiaosheng memang pernah membahas tentang meminta Mu Lin menetap di rumah ini tetapi sekarang Cui Xiaosheng mengatakan dengan gamblang bahwa ia ingin menikahi dirinya.
"Saudara Cui… aku pikir… kau hanya kebingungan?"
"Apa maksudmu?"
"Maksudku adalah selama ini kau menyukai Shiyi, aku tahu betul betapa kuatnya perasaanmu terhadapnya. Perasaan semacam itu tidak bisa hilang begitu saja, mungkin kau melihatku sebagai saudara dari Shiyi dan dalam kebingunganmu kau salah mengartikan perasaanmu terhadapku. Apalagi kita sudah dua kali… ekhem… melakukan itu." Mu Lin menyatakan pemikirannya, ia mengawasi ekspresi Cui Xiaosheng yang tetap tenang. "Sejujurnya Saudara Cui, aku masih ingin memiliki keluargaku sendiri. Adapun yang terjadi pada kita dua kali itu hanyalah kecelakaan karena mabuk. Aku akan melupakannya dan kita bisa tetap menjadi teman baik."

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...