Untuk Yiniang dan seluruh keluarga Mu yang aku cintai.
Tidak terasa waktu bergulir dengan cepat, sekarang sudah perayaan festival Duanwu. Mu Jiang ini sudah duduk menjadi Permaisuri disisi Kaisar Jianhong dengan gelar Permaisuri Niao Yang Berbudi Luhur, Pemberani, Bijak, dan Sederhana.
Yiniang, Nenek, Ayah, Niang, Hua-Jie, dan Dage… aku selalu merindukan kalian. Aku selalu berharap bahwa kalian akan melihatku hidup dengan sangat bahagia dan baik-baik saja sekarang.
Saat aku kecil, Yiniang selalu mencintaiku tanpa syarat dan bertarung dengan Niang demi kehidupan nyaman anak ini. Sepenuh hati Mu Jiang mencintai Yiniang. Kemudian, Mu Jiang diasuh oleh Nyonya Tua penuh kasih sayang dan diajari berbagai hal yang berguna bagi kehidupan Mu Jiang kedepannya.
Ayah selalu menyayangi Mu Jiang, berusaha membela Mu Jiang ketika banyak yang mengejek Mu Jiang sebagai lengan potong. Apakah ayah ingat Ayah menghukum Mu Jiang tetapi juga mengunjungi Mu Jiang di Aula Leluhur untuk menghibur Mu Jiang?
A-Niang walaupun selalu memarahi Mu Jiang tetapi tidak pernah berbuat kasar kepada Mu Jiang, A-Niang bisa lega karena Mu Lin masih hidup dan tumbuh menjadi lebih kuat.
Hua-jie, aku rindu mendengarkan puisi-puisi yang kau bacakan dan memakan masakan buatanmu.
Dage, terima kasih selalu melindungi dan menyayangi Mu Jiang selama ini.
Xiao Xinyi, maafkan aku karena gagal melindungimu dan aku gagal menjadi kakak yang baik untukmu. Aku berharap kau bisa berkumpul lagi dengan ayah dan ibumu di dunia bawah.
Musim dingin berubah menjadi musim semi, musim semi berubah menjadi musim panas, musim panas berubah menjadi musim gugur, dan musim gugur berubah menjadi musim dingin.
Layaknya sebuah pohon yang tumbuh, berbunga, gugur, mati, dan kemudian menumbuhkan tunas-tunas baru.
Kehidupan di sekelilingku juga bergerak dengan cepat. Seringkali aku memandang langit dan memikirkan kenangan lampau, jika aku sedih aku hanya akan minum arak sampai mabuk.
Perang benar-benar kejam, membuatku kehilangan segalanya dalam satu waktu namun ini juga membuatku menyadari bahwa kehidupan damai serta bahagia tidak akan bertahan selamanya. Layaknya musim yang terus berganti.
Rumah lamaku dihancurkan, teman-temanku tidak dapat ditemui lagi, keluargaku pergi ke dunia bawah bersama-sama, harapan-harapanku dan masa mudaku terbakar habis hingga menjadi abu.
Tetapi ditengah gejolak semua hal menyakitkan itu aku terus menemui harapan demi harapan.
Barangkali di suatu tempat yang lain orang-orang juga merasakan hal yang sama.
Pada detik ini barangkali ada seseorang yang tengah duduk termenung merasakan patah hati.
"Bagaimana, apakah kau sudah menemukan dimana Mu Lin berada?" Cui Xiaosheng bertanya pada pria berpakaian serba hitam yang berdiri di hadapannya, Cui Xiaosheng tampak berbeda dengan terakhir kali. Ia menumbuhkan kumis yang cukup tebal, tatapn matanya begitu suram.
Pria berpakaian hitam itu menggeleng. "Kami tidak mendapatkan jejak sedikitpun tentang dimana Tuan Mu berada."
Cui Xiaosheng menghela nafas berat, ia memberikan isyarat bahwa pria itu bisa pergi.
Cui Xiaosheng memandang pohon haitang yang mekar di dekat jendela ruang kerjanya, warna bunga merah muda yang lembut tetapi entah mengapa membawa rasa getir di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...