Ketika perang meletus secara tiba-tiba, banyak prajurit yang tidak siap harus tewas dan beberapa Jenderal gugur.
Jenderal Mu Shen yang dalam beberapa tahun ini dalam masa keemasan dan terkenal sebagai Jenderal yang kuat tidak luput dari kemalangan itu. Mu Shen meninggal saat berusaha menjaga gerbang Istana.
Kabar kematian Mu Shen dengan cepat diterima oleh keluarganya. Para selir yang merasa tidak memiliki harapan lagi mencoba untuk melarikan diri, namun mereka barangkali tidak tahu bahwa tentara Negara Yue sangatlah kejam. Mereka terkenal sering melecehkan para wanita yang negaranya dikalahkan, jika wanita itu hamil ia akan dipermainkan dan janinnya ditarik keluar, bahkan jika itu mayat selama mereka wanita mereka tetap akan dilecehkan. Selir-selir Mu Shen yang melarikan diri tidak luput dari hal mengerikan itu.
Zhang-shi barangkali bisa merasa lega karena saat ini Mu Lin sedang pergi ke rumah orangtuanya, berada di tempat yang jauh dari ibukota. Zhang-shi berharap bahwa putranya yang bodoh itu dapat selamat.
Kediaman Jenderal Mu yang awalnya begitu padat oleh pelayan kini benar-benar sepi.
Zhang-shi berjalan ke aula depan, ia melihat Selir Li duduk di kursi dengan tenang. Namun jelas mata wanita itu dipenuhi oleh kegetiran, Selir Li sudah mendengar bahwa Kaisar, Putra Mahkota, dan Permaisuri gugur. Istana terbakar hebat, tidak ada yang lolos dari kebakaran itu. Bisa dipastikan bahwa Mu Jiang juga telah tewas.
Hati Selir Li begitu mendung. Ia tidak bertemu anaknya bertahun-tahun dan sekarang ketika anaknya meninggal, ia tidak melihatnya.
Zhang-shi dan Selir Li duduk bersisian, selama beberapa waktu keduanya saling diam. Dari luar samar-samar terdengar suara prajurit Negara Yue yang bersenang-senang merayakan kemenangan atau membantai orang-orang yang mereka lihat.
"Saat pertama kali kau dibawa kemari sebagai selir, aku berpikir bahwa kau adalah orang tercantik yang pernah aku lihat. Aku kemudian mengerti bahwa pada akhirnya Mu Shen menyukaimu. Aku menikah dengannya karena perjodohan, aku harus menerima satu persatu selirnya di rumah ini. Untungnya dia kaya, jika tidak aku pasti sudah sakit kepala. Lalu, aku mengandung Mu Lin dan dalam waktu berdekatan kau juga mengandung Mu Jiang. Kau adalah wanita yang tangguh, meski aku suka membuat masalah denganmu kau berani melawanku. Jika aku sehari tidak berkelahi denganmu, kupikir ada yang salah dengan hidupku." Zhang-shi adalah putri pejabat yang cukup memiliki reputasi, ibunya meninggal muda dan ibu barunya bukanlah wanita yang mudah. Zhang-shi kemudian dikirim untuk tinggal bersama bibinya, seperti wanita kebanyakan yang dilarang untuk belajar. Zhang-shi tidak bisa baca tulis, ia juga selalu bertindak terlebih dahulu tanpa berpikir.
"Aku ini bodoh. Aku tidak bisa membaca buku, aku mungkin bukan teman mengobrol yang menyenangkan. Ketika melihatmu bisa menyanyi, membaca puisi, berhitung, dan dapat diajak mendiskusikan berbagai hal dengan suamiku, hatiku dipenuhi kegelisahan. Aku selalu menyalahkan diriku sendiri karena seperti ini, aku tidak bisa menjadi wanita yang seperti suamiku inginkan. Jadi dalam hati aku membencimu, aku membencimu karena aku tidak bisa seperti dirimu." Zhang-shi tidak pernah mengatakan ini kepada siapapun, namun hari ini ia begitu terbuka pada musuh besarnya sendiri.
"Tahukah apa yang aku pikirkan ketika pertama kali melihat Jiejie? Aku berpikir bahwa Jiejie adalah wanita yang tangguh. Dalam hidup ini aku tidak pernah berpikir tentang menikah, melihat bagaimana ayahku mencampakkanku ketika kecil membuatku berpikir bahwa pernikahan hanya akan membawa penderitaan bagiku. Aku pikir dengan semua keterampilan yang aku miliki, aku akan mampu bertahan. Tetapi wanita tetaplah wanita. Pada akhirnya aku harus bersedia menjadi selir Jenderal Mu. Setiap melihat Jiejie aku berpikir betapa beruntungnya terlahir dari keluarga pejabat, tidak perlu merisaukan apapun, dan bisa memiliki rumah serta pakaian yang nyaman. Menikahpun bisa dengan orang yang memiliki status setara, jika tidak berniat menikah masih ada keluarga yang menopang. Aku selalu ketakutan jika aku dicampakkan lagi, aku takut jika Mu Jiang akan mengalami hal yang sama. Jadi aku melakukan berbagai cara agar mampu bertahan di rumah ini. Jauh di lubuk hatiku, aku tidak pernah membencimu Jiejie."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...