Bab 40 : Kegelapan Memenuhi Semesta, Tanah Berubah Menjadi Sungai

15K 1.8K 90
                                    

Biasanya para selir akan memiliki waktu melakukan perjamuan dengan istri sah, namun karena Wangfei adalah wanita yang sangat sibuk pertemuan ini hanya akan dihadiri oleh Mu Jiang dan Yang Caihong.

Mu Jiang terlihat sudah sembuh sepenuhnya dan bisa berjalan-jalan dengan bebas. Hari ini Mu Jiang muncul mengenakan pakaian biru muda yang terlihat halus dan indah, Mu Jiang tidak lupa mengenakan gelang giok hijau milik Yiniangnya.

Mencapai tempat perjamuan, Yang Caihong sudah duduk dengan anggun di kursinya. Yang Caihong selalu cantik seperti biasanya, ia mengenakan pakaian merah muda dengan bibir merah cerah. Tatapan mata Yang Caihong begitu tajam, ia berharap mampu membakar Mu Jiang hanya melalui tatapannya saja.

Kebencian Yang Caihong pada Mu Jiang sudah berada di batas tertinggi, Yang Caihong semakin membenci Mu Jiang setelah tahu bahwa Wangye dan Mu Jiang sudah menyempurnakan malam mereka. Dimana hal itu tidak pernah Yang Caihong dapatkan selama bertahun-tahun menjadi selir Jun Wang.

Mu Jiang memberi isyarat bahwa ia tidak ingin ada banyak pelayan disini, para pelayan yang kini menatap Mu Jiang bagaikan patung giok berharga tidak menolak.

Sekarang di tempat ini hanya ada Yang Caihong, Mu Jiang, Xiao Xinyi, Zihao, dan Du Xia.

Melihat betapa pelayan begitu menghargai Mu Jiang membuat hati Yang Caihong semakin tidak puas, ia mendengus dan tertawa dingin.

"Kau benar-benar merasa diatas angin huh? Semua orang begitu menghormatimu. Hati-hati Mu Jiang, suatu saat jika kau terjatuh kau akan merasa sangat patah hati."

Mu Jiang tersenyum, namun jelas bukan senyum ceria yang biasanya ia tunjukkan. Ini hanyalah senyum dangkal yang bahkan tidak mencapai matanya.

"Bukankah Jiejie yang seharusnya patah hati? Mu Jiang masih hidup, lolos dari pengepungan perampok yang Jiejie atur. Bukankah Jiejie merasa sangat rugi?" Mu Jiang berkata dengan tenang, suaranya tidak tinggi tidak pula rendah seolah-olah Mu Jiang sedang membicarakan cuaca.

Mendengar apa yang Mu Jiang katakan, Yang Caihong terkejut. Ia meremas sapu tangannya dengan tangan sedikit gemetar. "Omong kosong macam apa yang kau ucapkan?!"

Mu Jiang menatap lurus Yang Caihong. "Di dunia ini siapa yang membenci Mu Jiang ini hingga rela mengotori tangannya dengan darah kecuali Jiejie?"

"Mu Jiang! Tutup mulutmu! Untuk apa kau mengatakan omong kosong dan fitnah keji semacam ini?!" Yang Caihong membentak marah, ia memukul meja hingga menimbulkan suara berisik.

Mu Jiang berhenti mengusap gelangnya. "Mana berani Mu Jiang mengatakan omong kosong? Mungkin kau berpikir bahwa perampok itu berhasil dibungkam ketika ditangkap olehku, namun itu salah besar. Aku masih bisa mendengarkan kata-kata terakhirnya, siapa yang menyuruhnya. Kau terlambat satu detik."

Tangan Yang Caihong gemetar hebat, tetapi ia tetap berusaha mempertahankan ketenangannya. Semua rencananya terbongkar, terlebih lagi itu oleh Mu Jiang!

Mu Jiang menatap tajam Yang Caihong tanpa ampun, dimana ini membuat Yang Caihong merasa ketakutan. "Aku tidak masalah jika kau berusaha membunuhku, aku pernah mati sekali dan meskipun aku takut tapi aku pernah mengalaminya. Aku hanya tidak bisa menerima bahwa kau hampir membunuh saudaraku! Jika dia mati, aku bersumpah Yang Caihong aku yang secara pribadi akan membunuhmu dan membuang abumu ke kandang babi!"

Mu Jiang bisa saja mentolerir jika Yang Caihong hanya menyerangnya, namun hal yang tidak dapat Mu Jiang terima adalah Mu Lin hampir tewas saat itu. Bagi Mu Jiang dua pelayan dan keluarganya jauh lebih berharga dibanding apapun, jika ada yang menyakiti keluarganya maka Mu Jiang tidak akan bisa tinggal diam.

Mu Lin meski beberapa kali menindasnya namun mereka tetap saudara dan tumbuh bersama sejak kecil, dalam kehidupan keduanya ini Mu Jiang dengan tulus menyayangi Mu Lin sebanyak ia menyayangi Mu Hua dan Mu Liang. Melihat Mu Lin hampir mati jelas membuat darah Mu Jiang mendidih, ia tidak bisa hanya diam saja.

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang