Bab 49 : "Katakan pada A-Niao aku tidak bisa pulang."

10.9K 1.4K 120
                                    

Ternyata tamu yang datang adalah orang yang sangat tidak disangka-sangka, bahkan Cui Xiaosheng membeku selama beberapa saat ketika melihat siapa yang berada di aula perjamuan.

"Kakak!" Cui Xiaosheng berseru, ia bergegas mendekati Cui Manting yang tersenyum lebar kearahnya.

Dibawah perawatan telaten Qi Wei, Cui Manting berhasil sadar dari komanya. Ia menjalani pemulihan selama beberapa bulan, Qi Wei menceritakan apa yang terjadi pada Kekaisaran Yezi dan Cui Manting tidak mampu menutupi kesedihannya. Pasalnya Keluarga Cui juga seluruhnya meninggal, untungnya Perdana Menteri Cui meninggal tidak lama setelah pernikahan Cui Xiaosheng sehingga dirinya tidak perlu melihat tanah air yang ia cintai hancur dalam semalam.

Untuk pertama kalinya Qi Wei melihat Cui Manting menangis, dalam bayangannya Wangfei ini selalu kuat dan tangguh. Namun Qi Wei juga memahami kesedihan mendalam Cui Manting.

Qi Wei kemudian menambahkan informasi bahwa Cui Xiaosheng masih hidup dan menjaga Daerah Zimo dengan sangat baik. Jadi Cui Manting, Qi Wei, dan Chu Ronglian segera pergi ke Daerah Zimo.

Melihat adik tirinya yang terlihat sangat baik-baik saja, Cui Manting segera memeluk Cui Xiaosheng dengan perasaan haru. Ia dalam hati mengucapkan terima kasih kepada Dewa berulang kali. Ini adalah reuni yang mengharukan, Qi Wei yang melihatnya juga merasa bahagia. Sejak kecil ia hanya sendirian, keluarganya meninggal kelaparan ketika bencana terjadi di desa tempat mereka tinggal dulu. Qi Wei kecil hidup di jalanan selama beberapa bulan sebelum akhirnya ditemukan oleh seorang tabib tua yang tidak memiliki sanak keluarga, Qi Wei kemudian diangkat menjadi murid dan mempelajari ilmu medis. Meski pada awalnya dia selalu diremehkan tetapi Qi Wei mampu memanjat lebih tinggi, ia menjadi tabib pribadi di kediaman Jun Wang.

Cui Xiaosheng segera meminta pelayan untuk pergi ke barak dan mengabarkan berita ini kepada Mu Jiang. Sementara itu Momo Chun muncul dengan Cui Shilin yang terlihat baru bangun tidur, mata Cui Manting menjadi semakin cerah ketika melihat keponakan kecilnya ini. Ia belum pernah melihat Cui Shilin dan berpikir bahwa anak ini benar-benar seperti Cui Xiaosheng ketika kecil.

Awalnya Cui Manting berniat untuk menggendong Cui Shilin, tetapi Shilin kecil justru menangis sekeras mungkin enggan disentuh.

Mu Lin muncul dengan cara berjalan yang sedikit aneh, setelah Cui Xiaosheng menggempurnya tadi Mu Lin bergegas membersihkan diri dan berniat pergi ke barak menyusul Mu Jiang. Tetapi langkah kakinya berbelok ketika mendengar suara tangisan Cui Shilin.

Mu Lin hampir terjungkal ketika melihat Cui Manting, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang dilihatnya benar-benar manusia! Bagaimanapun Cui Manting dikabarkan meninggal setelah jatuh dari tebing, lalu bagaimana Cui Manting bisa berdiri di hadapannya?

Cui Xiaosheng yang melihat Mu Lin muncul segera tersenyum hangat pada Mu Lin dan membantunya duduk dengan hati-hati. Cui Manting yang melihat itu menaikkan salah satu alisnya penuh tanda tanya.

Belum sempat Cui Manting bertanya, dari arah luar terdengar suara tapak kaki kuda disusul dengan langkah terburu-buru. Mu Jiang muncul bersama Meng Rulan dengan penampilan prianya.

"Ada apa menyuruhku pulang, Saudara Cui? Apakah ada hal buruk terjadi?"

Demi menjaga rahasia keberadaan Cui Manting, pelayan itu hanya mengatakan bahwa Cui Xiaosheng meminta Mu Jiang segera kembali karena ada hal penting. Mu Jiang takut jika orang Yue membuat masalah, jadi ia bergegas kembali tanpa berpikir panjang.

Cui Manting yang melihat Mu Jiang juga terkejut, ia berpikir Mu Jiang ikut tewas bersama Permaisuri.

"Mu Jiang!"

Mu Jiang sejak tadi fokus menatap Cui Xiaosheng, ketika mendengar suara yang akrab ini Mu Jiang segera menoleh. Ia tidak dapat mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini, ia berjalan mendekati Cui Manting dan segera memeluk Cui Manting.

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang