Bab 36 : Selamat Jalan Nenek

14.8K 1.9K 39
                                    

Seseorang berpakaian pelayan wanita berjalan menaiki tangga satu persatu dengan langkah ceria. Ditangannya terdapat sekeranjang buah segar yang baru dipetiknya dari hutan kecil di belakang kuil, Xiao Duyi mendorong pintu tempat tinggal Nyonya Tua dan melihat Nyonya Tua sedang menyulam sementara Mama Liu membersihkan tempat tidur.

Xiao Duyi merasa bahagia selama satu tahun ini, ia tinggal di tempat yang nyaman bersama Nyonya Tua yang bisa dikatakan bersikap bijak padanya dan Xiao Duyi bisa berlatih beladiri juga. Pekerjaannya relatif santai karena tempat ini cukup kecil dan letaknya tersembunyi. Perlahan namun pasti Xiao Duyi bisa bangkit dari mimpi buruk tentang apa yang Chanyu itu lakukan terhadapnya.

"Nyonya Tua, pelayan ini menemukan beberapa buah segar dari hutan. Ini sangat manis, silahkan mencoba." Nyonya Tua menghentikan sulamannya, ia tersenyum lebar pada Xiao Duyi.

"Baiklah, kita akan memakannya nanti saat makan siang." Nyonya Tua menyelesaikan sulaman berbentuk kelinci putih yang terlihat polos dan imut.

Xiao Duyi yang melihatnya memuji dengan kagum. "Itu sangat indah, Nyonya Tua."

"Benarkah? Aku membuat sepasang, untukmu dan Xiao Jiang." Ketika menyebutkan cucu kesayangannya, Nyonya Tua tidak tahan untuk merasa sedih. Ia merindukan Mu Jiang, walau keduanya sering bertukar kabar melalui surat namun rasanya tetap saja berbeda. Memikirkan hal ini Nyonya Tua tidak tahan untuk meneteskan airmata.

"Nyonya Tua…" Mama Liu bergegas menenangkan Nyonya Tua.

"Aku merindukan Xiao Jiang, apakah hidupnya benar-benar baik saja di Istana?" Nyonya Tua mengusap air matanya dengan tangan gemetar.

Pintu rumah diketuk dari luar, Xiao Duyi segera membuka pintu dan terkejut melihat siapa yang berdiri disana.

"Tuan Kesebelas!" Serunya.

Nyonya Tua yang sedang menangis seketika berhenti, ia menatap Mama Liu penuh tanda tanya.

"Ya ini aku, aku datang mengunjungi Nenek!" Mu Jiang bergegas masuk, melihat cucunya Nyonya Tua segera bangkit untuk memeluk Mu Jiang.

Reuni ini sangat mengharukan, Xiao Xinyi juga memeluk kakaknya. Ia hampir tidak mengenali kakaknya karena mengenakan baju pelayan wanita, sepasang kakak beradik berpelukan erat enggan melepaskan.

"A-Jiang. Ini benar A-Jiangku? Apa aku hanya bermimpi?" Nyonya Tua menangkup wajah Mu Jiang, memastikannya dengan hati-hati. Setelah yakin bahwa ini bukan hanya ilusinya belaka Nyonya Tua memeluk Mu Jiang sekali lagi.

Mama Liu mengusap sudut matanya yang basah.

Setelah melepas rindu, Nyonya Tua mengajak Mu Jiang untuk duduk. Ia bahagia melihat Mu Jiang tampak sangat sehat dan terlihat lebih dewasa.

"Bagaimana kau bisa keluar seperti ini? Apa kau menyelinap diam-diam?"

"Tidak! Mu Jiang meminta izin pada Yang Mulia Permaisuri untuk menjenguk Nenek, Permaisuri mempertimbangkan bahwa Nenek dulu melayani disisi mendiang Janda Permaisuri hingga mengizinkannya. Adapun Wangye setelah tahu cucu ini mendapat izin langsung dari Permaisuri, Wangye tidak berkomentar banyak."

Nyonya Tua mengangguk lega. "Yang Mulia Permaisuri berasal dari keluarga yang baik dan sangat bijaksana, Permaisuri menghargai hubungan-hubungan lama."

"Cucu ini dapat mengambil hati Permaisuri, jadi kehidupan cucu ini tidaklah terlalu sulit di Istana. Nenek tidak perlu mengkhawatirkan apapun."

Nyonya Tua bertambah lega lagi, cucunya ini sangat mudah untuk disukai orang lain. Ia awalnya sempat meminta Mu Jiang untuk bersikap hati-hati dan tidak terlalu menonjol tetapi jika Permaisuri sendiri memihak Mu Jiang, maka ia tidak perlu terlalu risau.

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang