Meskipun dikatakan bahwa Mu Shen mengirim Mu Jiang karena ia kecewa pada Selir Li, tetapi sesungguhnya Nyonya Tua yang secara pribadi meminta seorang anak untuk diasuh. Ketika Mu Shen menawarkan Mu Xiu putri bungsunya yang baru belajar berjalan, Nyonya Tua segera menolaknya ia secara spesifik menginginkan Mu Jiang yang berada dibawah asuhannya.
Awalnya Mu Shen ragu, sebab sangat jarang seorang anak laki-laki diasuh oleh wanita apalagi Mu Jiang juga sakit-sakitan. Namun disisi lain ibunya selama ini sudah hidup dalam keheningan dan kesederhaan, menjauhkan diri dari hal-hal bersifat duniawi. Mu Shen mengerti dia terlalu sibuk berperang dan jarang mengunjungi ibunya sendiri, pastilah ibunya merasa kesepian. Lagipula Mu Jiang juga anak yang cenderung tenang dan jarang membuat masalah, paling-paling Mu Jiang hanya malas belajar saja itu bukan persoalan yang terlalu berat.
Akhirnya Mu Shen setuju mengirim Mu Jiang ke Nyonya Tua. Ia yang awalnya ingin berbicara pada Selir Li dihadapkan dengan pemandangan istri sahnya dan selirnya bertarung seperti mereka adalah orang-orang Hu¹.
(Hu atau Wu Hu adalah lima suku barbarian yang bermigrasi ke Tiongkok Utara saat Dinasti Han Timur. Lima suku ini adalah ; Xiongnu, Jie, Xianbei, Di, dan Qiang. Mereka bukanlah orang Tiongkok dan hidup secara nomaden. Barbarian terkenal hebat dalam menunggang kuda dan tidak tahu aturan.)
Selir Li menangis sehari semalam sampai matanya bengkak karena tidak rela berpisah dari anaknya, tetapi apa yang bisa ia lakukan? Dirinya hanyalah selir kecil yang jelas akan kalah secara mutlak dari kekuasaan Nyonya Tua. Jika bukan karena Mu Jiang yang menghibur dan menenangkannya, Selir Li mungkin tidak akan berhenti menangis.
Zhang-shi yang mendengar ini merasa tidak puas karena bukan anaknya yang dipilih, tetapi ia juga senang ketika mendengar bahwa Selir Li menangis dan tampak menderita. Zhang-shi segera mengirim surat untuk mengejek Selir Li, mereka berdua akhirnya bertarung lewat surat. Walau mereka dihukum, isi hukumannya adalah dilarang keluar dari paviliun masing-masing jadi berkirim surat itu tidak melanggar hukuman, kan?
Mu Jiang dalam perawatan Nyonya Tua benar-benar gembira, baru satu minggu diasuh dirinya sudah menunjukkan pertambahan berat badan membuatnya terlihat bulat seperti kue mantou. Mu Jiang tertarik pada kegiatan menyulam dan memasak, dimana ketika itu terdengar oleh Selir Li wanita itu langsung mengalami sakit kepala hebat. Zhang-shi merasa berada di atas angin. Di era ini mana pria yang memasak dan menyulam seperti Mu Jiang? Para pria hanya akan sibuk mengangkat senjata serta kuas dan tinta.
Ketika Mu Jiang datang berkunjung ke paviliun ibunya, Selir Li tidak tahan untuk menegur Mu Jiang agar melakukan kegiatan pria saja. Akan tetapi ketika Mu Jiang memberinya selembar sapu tangan hasil sulamannya, ketidakpuasan Selir Li hilang entah kemana. Sapu tangan itu dalam sekejap menjadi favoritnya.
Udara berangsur-angsur menjadi dingin. Meski begitu ibukota terasa hangat oleh pembahasan dengan siapa Jun Wang akan menikah, pasalnya putra kedua Kaisar sudah memasuki waktu yang tepat untuk menikah. Diskusi terjadi dimana-mana, semua orang ingin tahu siapa gadis yang beruntung itu.
Sementar itu Mu Jiang baru kembali dari sekolah, Xiao Duyi menenteng tasnya dan Xiao Xinyi membawa kotak makan Mu Jiang. Ketiganya berjalan riang hendak kembali ke rumah.
Namun dalam perjalanan, Mu Lin muncul bersama beberapa temannya dan mengepung ketiganya. Xiao Duyi ketakutan, ia sedikit mundur.
"Untuk apa kau pergi ke sekolah? Kau itu bodoh, diajari beberapa kalipun tidak akan mengerti!" Mu Lin menjadi otak kejahatan bicara terlebih dahulu, disambut tawa kawan-kawannya. "Kalian tahu? Dia diasuh oleh Nyonya Tua! Dia tidak pandai pelajaran tetapi suka menyulam dan memasak!"
"Hahahaha! Aku akan memberimu pakaian milik Jiejieku! Kemarin dia menikah, pakaiannya saat kecil tidak ada yang memakainya! Jiang Meimei, kau pasti akan suka!" Anak lain menimpali, disambut tawa nyaring oleh kawan-kawannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...