Tidak terasa ini memasuki bulan kedua Mu Jiang bergabung dengan pasukan Zimo. Ia memulai segalanya dari nol, Mu Jiang yang pada dasarnya ahli dalam menggunakan Zhanmadao selalu berada di garis terdepan ketika pertempuran terjadi. Mu Jiang tidak pernah memberi ampun kepada lawan-lawannya, tidak peduli bahwa tubuhnya kini dihiasi oleh luka. Bagi Mu Jiang itu tidak menyakitkan sama sekali.
Selama dua bulan ini beberapa hal terjadi, Cui Shilin begitu lengket pada Mu Lin dan tidak pernah ingin melepaskannya. Karena kecerdasannya, Mu Lin selalu mengatur strategi bersama Cui Xiaosheng sementara Mu Jiang lebih suka bertarung langsung bersama Xiao Duyi.
Karena kekejamannya dalam melawan musuh, pasukan lawan bahkan mengatakan jika mereka tidak akan selamat ketika prajurit bernama Yu Jiang mengayunkan Zhanmadao-nya. Pasalnya seharusnya Zhanmadao digunakan untuk memotong kaki kuda, tetapi prajurit ini juga menggunakannya untuk memotong lawannya.
Hubungan Mu Jiang dengan pasukan Zimo juga sangat baik, Mu Jiang selalu mudah disukai itu tidak berubah bahkan ketika ia menjadi bagian dari pasukan.
Untuk sementara Yue mundur dan merasa bahwa kekuatan mereka tidaklah cukup. Mu Jiang juga mempersiapkan diri untuk pergi ke Institut Lihua.
Saat ini Mu Lin, Xiao Duyi, Mu Jiang, Meng Rulan, dan Cui Xiaosheng sedang berdiskusi seperti biasa untuk membahas rencana peperangan.
"Sejujurnya, aku tidak memiliki banyak pasukan disini. Jika kita memberontak melawan Yue itu akan kalah telak, selama ini Zimo dapat bertahan karena pasukanku memahami medan di sekitar tempat ini." Cui Xiaosheng berbicara.
"Aku akan pergi ke Institut Lihua untuk mencari bantuan, mendiang Permaisuri menyuruhku pergi pasti bukan tanpa maksud. Pasti ada hal besar di baliknya. Jika Institut Lihua bisa membantu kita, maka kemenangan bukannya tidak mungkin kita dapatkan."
"Aku pernah mendengar sekilas bahwa Permaisuri memiliki pasukan khusus di bawah namanya." Mu Lin melanjutkan. "Aku tidak tahu pasti berapa jumlahnya karena itu sangat rahasia. Jika itu berhubungan dengan Institut Lihua kita akan memiliki tambahan pasukan."
"Yang menjadi pertanyaan berapa jumlah pastinya? Itu mungkin hanya pasukan kecil." Cui Xiaosheng menatap wajah Mu Lin, bahkan ketika sedang serius seperti ini Mu Lin tampak begitu menyilaukan di matanya. Mu Lin tertegun sejenak, tetapi dengan cepat mengalihkan pandangannya dan terlihat gugup.
Mu Jiang memperhatikan interaksi keduanya dengan curiga, ia menaikkan salah satu alisnya karena merasa ada yang tidak beres. Apakah Cui Xiaosheng dan Mu Lin diam-diam memiliki sebuah hubungan rahasia? Tetapi rasanya sangat aneh jika dipikirkan. Ia tahu Mu Lin sangat suka memetik bunga, sementara Cui Xiaosheng sudah pernah menikahi wanita dan bahkan memiliki seorang anak. Jikapun mereka memiliki hubungan rahasia, dimulai sejak kapan itu?
"Tidak masalah, Negara Yue baru berdiri di tanah ini mereka juga lemah dalam penyerangan. Yue hanya kuat dalam pertahanan, jika kita terus menyerang mereka akan kacau balau dengan sendirinya." Mu Jiang memecahkan gelembung pikiran ambigu di kepalanya, ia kembali fokus pada pembahasan kali ini.
Meng Rulan satu-satunya gadis disini, tetapi berkat terus mengikuti diskusi demi diskusi serta mengatur strategi Meng Rulan memiliki banyak wawasan baru. Sementara Xiao Duyi awalnya merasa rendah diri karena dia hanyalah budak, akan tetapi lama kelamaan dirinya memberikan beberapa ide untuk penyerangan karena Xiao Duyi terjun langsung ke pertempuran.
Setelah berdiskusi kelompok ini membubarkan diri untuk melanjutkan aktivitas masing-masing. Mu Jiang melatih Meng Rulan beladiri, Xiao Duyi pergi ke barak untuk membantu mengasah senjata, Cui Xiaosheng disibukkan dengan tugas-tugasnya dan Mu Lin menghilang entah kemana.
Saat malam sudah sangat larut, Mu Lin baru kembali dengan ekspresi sedikit frustasi.
"Ada apa denganmu?" Mu Lin terlonjak kaget ketika mendengar suara itu. Ia mendongak dan melihat Mu Jiang sedang duduk tenang di batang pohon sambil meneguk arak. Penampilan Mu Jiang ini tidak ubahnya dari seorang bandit yang mencari mangsa, jika Selir Li melihat pemandangan ini ia pasti langsung sakit kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Land Becomes A River
RomanceMu Jiang memiliki penyesalan yang besar dalam hidupnya. Setelah ia jatuh miskin, wanita yang ia cintai wanita yang membuat hubungannya dengan keluarganya hancur meninggalkannya begitu saja saat ia sakit keras. Mu Jiang di atas ranjang kematiannya ha...