Bab 35 : Bertarung

16.4K 1.9K 47
                                    

Permaisuri sedang menikmati teh dan beberapa buah segar ditemani dayang-dayang serta Kasim Chu. 

Setelah badai melanda malam tadi, langit kini begitu cerah dengan awan melayang dan cahaya matahari yang bersinar lembut. Angin juga berhembus lembut membelai kulit.

"Apakah Niaoniao belum kembali?" Tanya Permaisuri, mata cantiknya tertuju pada Meng Rulan dan Chu Ronglian yang tengah bermain bersama. Tetapi tentu saja hanya Meng Rulan yang antusias, sementara Chu Ronglian tidak banyak menunjukkan ekspresi. Setelah dimarahi beberapa patah kata Chu Ronglian seperti memiliki gejolak emosi baru dan Meng Rulan memaksanya tersenyum.

"Menjawab Yang Mulia, Selir Mu sudah kembali namun sedang beristirahat di paviliunnya." Jawab Kasim Chu dengan sikap hormat.

Mendengar itu Permaisuri batal mengundang Mu Jiang untuk makan buah bersama ia membiarkan selir kesayangannya itu untuk beristirahat.

"Lan-er selalu kesepian sejak Putri Siyu tidak ada. Anak ini sebenarnya sangat pintar dan memahami situasi dengan baik, hanya saja karena disesatkan oleh keluarga Meng dirinya tidak tahu cara menentukan arahnya. Sekarang dia tidak memiliki penopang lagi selain wanita tua ini. Keluarga Meng tidak menginginkannya lagi. Betapa malangnya ia. Aku ingin dia memiliki masa depan yang baik dan keluarga yang baik."

Usia Meng Rulan sudah sebelas tahun, banyak gadis yang menikah pada usia ini atau paling lambat adalah tujuh belas tahun. Permaisuri tahu bahwa ia tidak bisa mengasuh Meng Rulan selamanya, ia berpikir untuk mencari suami yang tepat bagi Meng Rulan.

Kasim Chu mendengarkan ini baik-baik, ia menunggu kata-kata Permaisuri selanjutnya. Jika Permaisuri meminta dikenalkan dengan keluarga yang baik, Kasim Chu sudah memiliki beberapa kandidat.

"Bagaimana dengan Meng Rulan dan Chu Ronglian, apakah itu cocok?"

Kasim Chu sangat terkejut ketika mendengarnya.

"Chu Ronglian? Yang Mulia, Ronglian adalah anak yang tidak berbakat. Bagaimana bisa bersanding dengan Nona Meng?" 

Mendengar ini Permaisuri tertawa. "Bagiku Chu Ronglian adalah anak yang pintar, masuk akal, dan sangat tenang. Dia benar-benar cocok untuk Meng Rulan. Tentu kita tidak perlu terburu-buru, jika kau setuju maka aku bisa merasa lega."

Kasim Chu berlutut dan memberikan kowtow pada Permaisuri dengan begitu hormat. "Terima kasih atas berkat yang diberikan oleh Permaisuri. Jika Langit mengizinkan, Nona Meng dan Chu Ronglian akan bersama."

Permaisuri tersenyum puas. "Kita akan menunggu, menurut perkataanmu seharusnya akhir bulan ini Chu Ronglian akan dikirim ke Selatan untuk belajar? Kita akan menunggu sampai studi Chu Ronglian usai."

Seorang dayang muncul dengan langkah tergesa-gesa, ia memberi salam kepada Permaisuri dan berucap pelan.

"Wei Yuan datang untuk memberi laporan."

Permaisuri mengangguk. "Aku akan ke aula depan."

Permaisuri menyudahi acara minum tehnya, ia berjalan menuju aula depan dan duduk dengan anggun di kursinya. Tidak beberapa lama seorang wanita muncul, wanita itu mengenakan selendang merah yang terlilit di pinggangnya. 

"Wei Yuan, sepertinya kedai arakmu berjalan sangat bagus hingga kau lupa menemui Permaisuri ini." Goda Permaisuri Meixia. 

"Ide dan resep arak milik Permaisuri membuat Wei Yuan sibuk sepanjang tahun."

Mendengar jawaban ini Permaisuri tertawa. Kemudian ia bertanya. "Jika kau datang pasti ada sesuatu yang penting, segera laporkan."

"Orang-orang dari Kerajaan Yue mulai muncul dan menyamar untuk mendapatkan banyak informasi. Kerajaan Yue belakangan ini menjadi sombong setelah berhasil menguasai wilayah Negara Bai dan Negara He. Belakangan ini Kerajaan Yue semakin kuat, kita harus waspada."

[BL] The Land Becomes A River Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang