Bagian II : 34

677 136 8
                                    

***

Kwon Jiyong datang lebih cepat dari Soohyuk. Sengaja ia percepat urusannya, sebab mengkhawatirkan adik temannya. Saat kembali ke ruang tadi, dilihatnya Lisa masih duduk di kursinya, menumpu sebagian tubuhnya ke atas meja, menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu tetap diam ketika Jiyong datang, seolah tidurnya benar-benar nyenyak di sana.

Namun Jiyong tahu gadis itu bermimpi buruk. Ia bergerak resah dalam tidurnya, nafasnya tidak beraturan dan sesekali terkejut dalam tidurnya. Earphone yang Lisa pakai terjatuh dari telinganya, menggelinding lalu berhenti di atas meja karena gerak gadis itu ketika terlelap. Dari earphonenya samar-samar Jiyong mendengar suara seorang pria. Bukan musik, bukan juga sebuah lagu.

"Sadar lah, siapa namamu?" begitu yang samar-samar Jiyong dengar dari earphonenya.

Penasaran, karena berfikir Lisa terlelap saat menelepon seseorang, Jiyong meraih earphonenya. Memasang benda kecil tanpa kabel itu ke telinganya, lantas mendengar suaranya sendiri di sana. "...aku takut, aku akan menyukaimu, jadi diam lah, berhenti. Nah... begitu lebih baik, jadi kenapa kau ikut live ini?" suaranya sendiri, berkata begitu di earphonenya.

Alisnya bertaut setelah mendengar suara itu. Seingatnya, ia tidak pernah berkata begitu pada Lisa. Tidak ia ingat, ia pernah mengatakan hal seperti itu dan di rekam. "Apa ini AI?" Jiyong keheranan, lantas melihat ke sekitar gadis yang terlelap tadi, mencari handphonenya.

Sayang, suara itu berasal dari sebuah rekaman suara. Tidak diberi nama yang jelas, tidak juga ada gambar yang bisa mengingatkan Jiyong akan kejadian yang terjadi dalam pembicaraan itu. Jiyong mematikan rekaman suaranya, berencana ingin memutar rekaman suara lainnya. Namun Lisa sudah lebih terbangun dari tidurnya, gadis itu kelihatan terkejut, menoleh ke kanan dan kiri, mencari handphonenya yang masih Jiyong pegang.

"Oh? Oppa sudah datang?" katanya, sembari mengusap wajahnya, berharap usapan itu bisa menghilangkan raut kantuk di wajahnya.

Jiyong bergumam mengiyakannya, lantas menunjuk tteokbokki yang sudah diletakannya di atas meja. Ia juga melepas earphone dari telinganya, meletakan benda itu juga handphone Lisa di atas meja. "Aku pikir seseorang meneleponmu, dan kau tertidur," kata Jiyong setelah ia kembalikan handphonenya.

"Ah... Aku merekam suaramu dari YouTube," Lisa berkata, seolah tahu apa yang membuat Jiyong sedikit canggung sekarang. "Aku tidak berkhayal sedang berkencan denganmu, oppa. Tidak perlu khawatir. Aku pernah tidak terlalu baik dan oppa meneleponku, saat itu aku merasa lebih baik. Karena itu aku merekam suaramu bicara di YouTube, karena itu membuatku merasa sedikit lebih baik," katanya kemudian.

"Kau bisa mendengarkan laguku," gumam Jiyong, akhirnya mengambil duduk di sebrang meja, berhadapan dengan Lisa.

"Sudah tidak berhasil," jawab Lisa, yang sekarang mengembalikan sepasang earphone Jiyong, juga menyimpan handphonenya di dalam sakunya. "Aku ingin ke toilet-"

"Kau bisa meneleponku, kenapa merekam suaraku seperti itu?" potong Jiyong, tentu penasaran.

"Karena oppa sibuk? Lagi pula, aku tidak bisa terus mengganggumu setiap kali kambuh. Itu akan terlalu sering. Akan aku pakai yang ada di YouTube saja, jangan khawatir, aku akan baik-baik saja tanpa terlalu merepotkanmu. Bisa aku pergi sekarang?" jawabnya, menunggu Jiyong menghela nafasnya lalu mengangguk, lantas pergi meninggalkan ruangan itu dan melangkah menuju toilet di ujung lorong.

Saat kembali, kakak laki-lakinya sudah ada di sana. Soohyuk tengah berbincang dengan temannya, duduk di sebelah Jiyong sembari menikmati sepotong tteokbokki di atas meja. "Oppa," sapa Lisa, jelas pada kakak laki-lakinya. "Pekerjaanmu sudah selesai?" tanyanya dan Soohyuk menggeleng.

"Meeting-nya di tunda sebentar,"  katanya, yang hanya mampir untuk makan tteokbokki dan berbincang sebentar dengan adiknya. "Kau mau pulang? Akan aku suruh seseorang untuk mengantarmu pulang kalau kau lelah, Jiyong bilang kau tidur di sini tadi," susulnya.

"Pulang ke rumahmu?" tanya Lisa dan Soohyuk mengangguk, kemana lagi Lisa akan pergi selain ke rumahnya? Ibunya sudah menunggu di sana. "Apa aku tidak boleh menunggumu saja? Kita pulang bersama saja, ya? Aku tidak ingin sendirian," pintanya kemudian, sebab ia merasa terlalu canggung jika harus berada di rumah, hanya berdua dengan ibunya.

"Kau tidak akan sendirian di rumah, eomma ada di rumah sekarang," kata Soohyuk namun Lisa tetap menolak untuk pulang. "Kalau begitu, tidak apa-apa menunggu di sini lebih lama? Mungkin akan lama," ucapnya sebab sang adik terus menolak untuk pulang lebih dulu. Lisa lebih suka duduk sendirian di sana, daripada bertemu dengan ibunya seorang diri, tanpa Soohyuk. Lisa takut sang ibu akan memarahinya, jika mereka hanya berdua di rumah.

Mereka makan tteokbokki sore itu, Lisa yang menginginkannya namun gadis itu hanya mengigit beberapa tteok-nya saja. Ia belum mendapatkan kembali nafsu makannya, masih terlihat sedikit murung karena traumanya tadi—meski Soohyuk menganggap Lisa murung karena akan bertemu ibunya. Hanya Jiyong dan Soohyuk yang berbincang, membicarakan pekerjaan juga beberapa rencana mereka untuk pergi bermain bersama. Membicarakan konser yang rencananya akan mereke berdua tonton beberapa minggu lagi.

"Oh! Lisa-ya, kau pasti terkejut," Soohyuk tiba-tiba mengajak adiknya bicara. "Tadi... Sebelum menjemputmu, tiba-tiba pria ini bilang dia menyukai seseorang," katanya kemudian.

"Ya!" Jiyong akan menahan Soohyuk untuk bicara, namun pria itu tidak bisa ditahan.

"Dia ternyata menyukai seseorang yang sudah berkali-kali ia tolak," kata Soohyuk, jelas membuat Jiyong harus menghela nafasnya—sekarang, tidak lagi bisa ia tunjukan wajahnya pada Lisa. Perasaan malu seketika membuatnya merasa ingin tenggelam, ingin menghilang dari ruang sempit itu. "Setelah kekasihnya selingkuh saat dia wamil waktu itu, akhirnya dia menyukai gadis yang sudah ditolaknya, menyedihkan sekali," cerita Soohyuk, meledek Jiyong tanpa tahu kalau dirinya sedang membicarakan adiknya sendiri.

"Sungguh?" senyum Lisa mengembang mendengarnya. "Jiyong oppa menyukai gadis yang sudah dia tolak? Kenapa?"

"Lucu kan?" kata Soohyuk. "Dia seperti baru saja disambar petir, itu karmanya, karena membuat wanita itu sakit hati. Sekarang, dia stress karena tidak bisa mengendalikan perasaannya. Dia malu karena baru menyukainya setelah menolaknya, atau takut wanita itu akan menolaknya, takut wanita itu balas dendam karena sudah dia tolak," oceh Soohyuk, tertawa meledek Jiyong yang hanya bisa duduk kaku di kursinya. Bingung mencari cara untuk melarikan diri dari ruangan itu.

Lisa yang mendengarkannya terus tersenyum. Menatap Soohyuk, mendengar cerita pria itu, dan ikut menertawakan Jiyong. "Jadi, oppa menyukaiku sekarang?" tanyanya kemudian, menoleh menatap Jiyong, sukses membuat dua pria di depannya tersedak. Soohyuk tersedak saus tteokbokkinya, sedang Jiyong tersedak ludahnya sendiri. "Sungguh? Oppa menyukaiku sekarang? Oppa menyesal pernah menolakku?" desak Lisa, tidak peduli pada dua orang yang tersedak di depannya. Terbatuk-batuk, mencari minuman masing-masing.

***

Post ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang