***
Ini hari ketiga Lisa tinggal di rumah barunya. Sendirian, karena ayahnya masih sibuk dengan pekerjaannya. Jiyong pun belum pernah berkunjung ke sana, pria itu dan keluarganya masih ada di Paris sekarang. Hanya ibunya, satu-satunya tamu yang berkunjung ke rumah itu.
Selama tiga hari Lisa tinggal di sana, tiga kali juga ibunya datang. Pertama untuk membantu Lisa membongkar barang-barangnya, kedua karena Lisa butuh bantuan mendorong ranjang, dan ketiga karena gadis itu terkunci di kamar mandi. Lisa melepas bola besi kecil dari roll on di eye serum-nya, bola besi itu jatuh ke arah pintu kamar mandi, ia mendorong pintu kamar mandinya untuk mencari bola itu, namun bolanya justru tersangkut di bawah pintu kamar mandinya dan ia tidak bisa keluar dari kamar mandinya.
Ia sudah berusaha mendorong pintunya, namun hanya tangannya yang bisa keluar dari celah pintu itu. Ia tidak mungkin memanjat dan keluar lewat lubang ventilasi, maka di teleponnya sang ibu, memintanya untuk datang dan mengeluarkannya. Lisa meminta ibunya memberikannya beberapa perkakas, jadi ia bisa melepaskan engsel pintunya, lalu keluar dari sana dan memasang lagi pintunya. Cara yang benar-benar rumit untuk keluar dari kamar mandi. Kim Ovkin sampai kesal karena tingkah putrinya itu.
"Kau tidak bisa tinggal sendirian," komentar Ovkin, setelah putrinya berhasil mendapatkan kembali besi roll on-nya yang jatuh. "Buang saja serummu kalau habis, untuk apa kau membuka botolnya begitu?!" omelnya kemudian, setelah ia tahu alasan putrinya terjebak di kamar mandi.
"Eomma bilang aku harus berhemat, serumnya masih ada, aku hanya perlu cara lain untuk mengeluarkannya," balas Lisa, tetap tidak merasa bersalah. "Aku hanya memintamu mengambilkan beberapa perkakas di gudang, aku yang melakukan semuanya," katanya, yang tadi sempat menyuruh-nyuruh ibunya memegangi pintu karena ia hampir tidak bisa memasang kembali engselnya. Meski begitu, Lisa tetap merusak ambang pintu kamar mandinya, ketika ia harus melepaskan pintu itu dari bingkainya. Ada lecet yang parah di beberapa titik pintu itu, seolah pintu itu baru saja dibobol pencuri.
Keesokan harinya, Ovkin tidak datang lagi. Tidak ada masalah yang mengharuskannya untuk datang dan mengecek keberadaan putrinya. Namun hari ini, Lisa menelepon kakaknya setelah membaca pesan dari pria itu. Soohyuk baru saja mengiriminya undangan untuk menonton film—penayangan perdana film Barbie, Margot Robbie pemerannya.
Butuh dua panggilan sampai Soohyuk menjawab panggilannya. Dalam panggilan itu, samar-samar Lisa bisa mendengar suara Naeun. Entah apa yang mereka lakukan sore ini, sampai Soohyuk perlu waktu lama untuk menjawab telepon adiknya.
"Kenapa?!" Soohyuk bertanya dan pria itu terdengar kesal saat menjawab teleponnya.
"Apa maksud pesanmu?" tanya Lisa, tidak peduli meski kakaknya kesal.
"Kau tidak bisa membaca?" ketus Soohyuk.
"Maksudku, kenapa oppa memberikannya padaku? Kenapa tidak kau berikan pada Naeun eonni saja?"
"Dia sudah punya tiketnya sendiri."
"Berikan pada eomma?"
"Eomma juga sudah punya tiketnya sendiri."
"Berikan pada Jiyong oppa?"
"Dia masih di Paris."
"Oppa akan datang ke acara itu juga?" tanyanya sekali lagi dan Soohyuk mengiyakannya. "Dengan siapa aku harus datang? Sendirian? Denganmu?" Lisa terus bertanya, sebab sudah lima tahun sejak kali terakhir ia diajak menghadiri acara seperti ini. Itu pun hanya sekali, karena waktu itu Lisa merengek ingin ikut, waktu itu Soohyuk sampai harus memakai koneksinya untuk mendapatkan undangan tambahan, untuk adiknya.
"Terserah," singkat Soohyuk.
"Tapi aku tidak punya baju untuk ke sana."
"Beli," ketus pria itu.
"Tapi acaranya besok," rengek Lisa. "Kenapa tiba-tiba menyuruhku datang ke acara seperti itu? Merepotkan saja!" keluhnya kemudian.
"Kalau begitu tidak usah datang, sudah!" balas Soohyuk, lantas mengakhiri panggilan itu.
Tapi bukan adik namanya, kalau tidak merepotkan kakaknya. Begitu Soohyuk mengakhiri panggilannya, Lisa berganti menelepon Naeun, yang baginya adalah calon kakak iparnya. "Eonni aku tidak punya baju untuk datang besok!" serunya, langsung mengadu begitu Naeun menjawab teleponnya.
"Katakan padanya tidak usah datang!" suara Soohyuk terdengar lewat panggilannya.
"Tidak mau, aku mau datang. Aku mau melihat Margot Robbie dari dekat," kata Lisa, berfikir kalau Naeun menyalakan mode speaker dalam panggilan mereka. "Eonni tidak bisa menemaniku berbelanja?" tanya Lisa, dan Naeun menggumam, bertanya pada Soohyuk apa dia boleh pergi malam ini.
"Maaf-" Naeun berkata. "Ya! Soohyuk!" gadis itu berseru, sebab selanjutnya suara Soohyuk yang mendominasi telepon Lisa.
"Ini kencan pertamaku bulan ini, pergi sendiri. Jangan menggangguku, jangan menelepon lagi, kirim pesan saja," sebal Soohyuk, langsung mengakhiri pesan itu bahkan sebelum Lisa sempat berkata-kata.
"Ish! Berkencan lebih penting daripada adiknya sendiri?! Jahat!" omel Lisa, pada layar teleponnya sendiri.
Lisa akhirnya menelepon kekasihnya. Ia telepon Jiyong yang harusnya sedang bekerja sekarang. Sekarang sudah hampir tengah hari di Paris, dan pria itu langsung menjawab teleponnya, seolah memang sedang menunggu teleponnya.
"Oppa, kau sibuk?" Lisa bertanya begitu Jiyong menjawab teleponnya.
"Fashion show-nya di mulai lima menit lagi, ada apa sayang?" pria itu menjawabnya, membuat gadis yang mendengarnya langsung melorot, berbaring di sofa rumahnya sembari tersenyum.
Hatinya tiba-tiba meleleh karena jawaban Jiyong barusan. Ada suara riuh yang jadi latar belakang telepon mereka, sesekali Lisa mendengar suara blitz kamera dari sana, membuat Lisa makin hilang akal—bisa-bisanya Jiyong memanggilnya sayang di tempat ramai begitu—rasanya Lisa jadi makin gila dibuatnya.
"Ah... Begitu? Kalau begitu aku akan menelepon lagi nanti," kata Lisa, tidak bisa menyembunyikan senyumnya, meski tidak seorang pun melihat.
"Tidak, katakan sekarang saja, tidak apa-apa, kenapa kau meneleponku?" tanya Jiyong sekali lagi.
"Tapi ini bukan masalah penting," jawab Lisa.
"Tidak apa-apa, bilang saja, ada apa sayang?" tanya Jiyong sekali lagi, dan sekali lagi sukses membuat lawan bicaranya meleleh, sampai meringkuk di karpet saking senangnya, saking malunya. Siapapun akan menertawakannya, kalau melihatnya salah tingkah begini.
"Aku perlu baju baru," Lisa akhirnya berkata. "Soohyuk oppa memberiku undangan premier film, untuk besok. Aku butuh baju untuk ke sana. Rekomendasikan toko yang cocok untukku. Soohyuk oppa tidak mau menemaniku belanja, Naeun eonni dilarang menemaniku dan eomma... Selera eomma terlalu tertutup, tidak cocok untukku," ceritanya.
"Film Barbie?" tanya Jiyong dan Lisa mengiyakannya.
"Aku tahu aku tidak akan difoto, tapi tidak mungkin aku datang dengan kemeja dan celana jeans biasanya. Tolong aku," kata Lisa kemudian. "Di sana akan ada Margot Robbie, aku ingin melihatnya dari dekat, dan lebih baik lagi kalau dia melihatku juga," susulnya.
"Wah... Kau harus terlihat sangat cantik kalau begitu," komentar Jiyong.
"Karena itu, kemana aku harus pergi untuk membeli baju? Aku sedikit takut berkeliling mall sendirian," katanya.
"Akan aku minta seseorang dari Rare Market ke rumahmu, tapi pilihannya mungkin tidak banyak, karena ini mendadak, bagaimana?"
"Rare Market? Ah! Dami eonni! Harusnya aku langsung meneleponnya tadi," kata Lisa, sebelum ia menyetujui bantuan Jiyong.
"Huh? Tidak boleh begitu," balas Jiyong. "Kau harus meneleponku dulu, biar aku yang memberitahu Dami noona," katanya, memprotes ucapan Lisa.
"Kenapa?"
"Karena aku merindukanmu? Padahal besok aku pulang, tapi karena kau sangat ingin melihat Margot Robbie, aku akan mengalah beberapa jam," jawabnya, sebelum ia harus mematikan panggilannya karena acaranya hampir dimulai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Post It
Fanfic"Apa G Dragon single?" Kwon Jiyong berkata, mengulang pertanyaan dari Eric Nam yang memandu acara talk show hari ini. Ia mengigit bibirnya, dengan alis bertaut. Bukan karena gugup, bukan karena takut, tidak juga sedang mencari-cari alasan untuk meng...