***
Kembali ke gedung utama. Kwon Jiyong melompat turun dari truck, sama seperti prajurit lainnya. Ia sudah sangat berhati-hati ketika melompat, namun sial, kakinya tetap terasa sakit saat menginjak tanah. Sebentar pria itu berpegangan pada sisi truck. Menahan sakit di pergelangan kakinya.
"Hyung! Kau baik-baik saja?!" seru Jihoon, yang sudah berada jauh di depan Jiyong, akan pergi ke barak. Dua senjata ada dalam pegangannya, milik Jiyong juga miliknya sendiri.
"Ya! Aku baik! Duluan saja," suruh Jiyong, masih mengatur nafasnya untuk lanjut berjalan. Ia perlu kekuatan ekstra, untuk melawan lelah juga nyeri di pergelangan kakinya.
"Sungguh?" Letnan Kim menginterupsi, membuat Jiyong langsung menoleh ke arahnya. Lisa berdiri di depan Jiyong, baru saja turun dari bagian depan truck itu.
"Sakit," ucap Jiyong, jelas berbisik. "Tapi, apa tidak apa-apa kalau kau bicara padaku di sini? Ada yang ingin aku bicarakan juga, sebentar dan penting," susulnya tetap berbisik.
Lisa mengerutkan dahinya, lantas mengulurkan tangannya untuk membantu Jiyong berjalan. "Letnan Lee, cideranya parah, aku akan membawanya ke gedung kesehatan," ucap Lisa, bicara pada Letnan Lee yang kebetulan lewat, beberapa langkah di depannya.
"Naik apa?" tanya Letnan Lee. "Kau tidak bisa mengeluarkan mobilmu," susulnya, sebab melihat jalan mobil Lisa tertutup truck. "Pakai saja mobilku," tambahnya kali ini sembari memberikan kunci mobilnya pada Lisa.
"Thank you," santai Lisa, yang kali ini menoleh pada Jiyong. "Bisa berjalan kan?" tanyanya, sembari melingkarkan tangannya di pinggang Jiyong, juga melingkarkan milik pria itu ke bahunya. Mereka akan melangkah, namun Lisa kembali berhenti, kembali menolehkan kepalanya untuk memanggil Letnan Lee. "Oh! Letnan Lee! Kalau aku belum kembali, mulai saja meetingnya tanpaku. Taruh bagianku di belakang, okay?" pintanya.
"Bagianmu? Apa bagianmu? Paha? Ah kelinci? Okay," angguk Letnan Lee, dengan tambahan acungan ibu jarinya.
Lisa membantu teman kakaknya itu untuk naik ke mobil milik Letnan Lee. Juga memasang seat belt untuknya, membuat Jiyong mendorong dirinya ke belakang, merapatkan punggungnya dengan sandaran kursi. Pria itu merasa canggung, diperlakukan begitu oleh atasannya. Sadar kalau Jiyong canggung, Lisa bergerak mundur. "Pakai sendiri seat beltnya," kata gadis itu, lantas menutup pintu mobilnya, dan berjalan memutar ke kursi pengemudi.
Mobil melaju, tidak terlalu cepat karena Jiyong tidak dalam keadaan darurat. Sembari melihat pemandangan di luar, pria itu bertanya. "Hari ini aku dapat hadiah," katanya. "Maksudnya reguku dapat hadiah, karena selamat," susulnya.
"Selamat, karena berhasil," balas Lisa, mengemudikan mobil itu sembari menumpu kepalanya dengan tangan ke jendela mobilnya.
"Apa hadiahnya? Yang pasti bukan liburan kan?"
"Makan malam diluar ruang makan," santai Lisa.
"Makan malam? Sekarang?"
"Hm..." angguk gadis itu. "Meeting yang aku bicarakan dengan Letnan Lee tadi," susulnya.
"Lalu kenapa aku harus ke gedung kesehatan sekaran? Aku mau makan malam juga!" serunya, sedang Lisa hanya melirik. Pada wajah Jiyong kemudian pada kakinya.
"Masih ada waktu oppa, kakimu tidak sakit? Oppa lebih suka makan malam daripada mengobati kakimu sendiri?" tanya Lisa, jelas heran.
"Aku ingin makan malam dengan reguku," gumam pria itu, membuat Lisa berdecak kemudian mengiyakannya. Gadis itu berjanji mereka tidak akan terlambat.
"Haruskah aku minta Letnan Lee menunda makan malamnya? Untukmu?" goda Lisa, yang langsung Jiyong tolak. Pria itu enggan diperlakukan spesial, meski beberapa kali ia ingin diberi keringanan oleh adik temannya itu.
Tiba di gedung kesehatan, sekali lagi Lisa membantu Jiyong keluar dari mobilnya. Tempat itu hampir sama seperti rumah sakit. Bedanya, mereka yang berkeliaran di sana mengenakan pakaian militer mereka. Bukan setelan layaknya seorang dokter dan perawat di rumah sakit.
"Kelincinya sudah dibunuh?" Kim Jisoo bertanya, ketika Lisa membawa Jiyong masuk ke ruangannya. Ruang pemeriksaan dengan nama dr. Kim Jisoo di pintunya.
"Kelinci di truck tadi? Itu akan dibunuh?" Jiyong menginterupsi, bergabung dalam obrolan yang normalnya tidak boleh ia sela. Senioritas di militer cukup kental hingga menyela pembicaraan senior saja dilarang di sana-terlarang, dalam aturan tidak tertulisnya.
"Hm... Dagingnya enak, mirip seperti daging ayam," angguk Lisa, kemudian menoleh pada Jisoo, yang wajahnya sebal karena ocehannya di sela G Dragon. "Ini teman dekat Soohyuk oppa, temanku juga? Dan Oppa, ini teman dekatku di sini, Kim Jisoo. Tapi di depan tentara lainnya, panggil dia dr. Kim," susul Lisa memperkenalkan mereka. "Dia punya pengalaman buruk dengan idol, maklumi saja kalau dia sinis padamu," bisik Lisa kemudian, sangat pelan di sebelah telinga Jiyong.
"Halo dr. Kim?" Jiyong menarik senyum canggungnya, berterima kasih karena Jisoo mau memeriksa kakinya.
Selesai diperiksa, Jiyong kembali berterima kasih. Jisoo memasang plat penyangga di kaki Jiyong, untuk mengurangi gerakan berlebih di sana. Ia juga memberi Jiyong beberapa obat pereda nyeri. "Akan aku beri rujukan, besok pergilah ke rumah sakit yang lebih besar. Aku tidak bisa mengobatinya di sini," kata Jisoo kemudian. Setelah mendengar banyak penjelasan rumit tentang otot kakinya yang bermasalah, Jiyong kembali ke barak bersama Lisa.
Kim Jisoo akan menyusul mereka, nanti setelah gadis itu pulang dan mandi. Lisa kembali mengantar Jiyong ke barak. Namun setelah tiba, ia menurunkan pria itu di depan pintu utama barak, lalu melaju lagi ke tempat parkir. Jiyong diberi alat bantu jalan oleh Jisoo, jadi Lisa tidak perlu mengangarnya sampai ke kamar regu delapan. Begitu tiba, Jiyong diberi tahu kalau hadiah mereka adalah pesta barbeque bersama para senior.
"Hyung... Apa menurutmu Letnan Kim akan ikut?" tanya Jihoon, si bungsu dalam regu delapan.
"Tentu saja!" seru Im Siwan, sibuk memilih pakaian mana yang akan ia pakai-kaus putih atau hitam, hanya itu pilihannya. Sebab hanya itu yang ia punya di lemari pakaiannya. Mereka tidak diizinkan membawa pakaian dari rumah kecuali pakaian dalam.
Sayang, meski Im Siwan sudah sangat antusias akan makan malam bersama Letnan Kim, gadis itu tidak datang. Bahkan sampai pagi datang, Lisa tidak muncul di belakang barak. Ia tidak datang dalam pesta barbeque yang direncanakannya sendiri. Dan meski penasaran, tidak seorang pun bisa menjawab pertanyaannya-kemana Letnan Kim?-tidak seorang pun tahu alasan gadis itu tiba-tiba menghilang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Post It
Fanfiction"Apa G Dragon single?" Kwon Jiyong berkata, mengulang pertanyaan dari Eric Nam yang memandu acara talk show hari ini. Ia mengigit bibirnya, dengan alis bertaut. Bukan karena gugup, bukan karena takut, tidak juga sedang mencari-cari alasan untuk meng...