Gema langkah kakinya membuat keningnya berkerut heran merasakan kesunyian rumahnya. Malam belum menjelang dan sang surya masih mengintip dari arah barat. Langkah kakinya dibelokkan ke arah tangga menuju lantai dua. Kerutan di keningnya semakin dalam saat ia membuka pintu dan justru dapati kamarnya yang gelap gulita. Hanya ada satu sumber cahaya yang sepertinya berasal dari sebuah ponsel yang juga mengeluarkan suara-suara samar.
Saklar lampu di samping pintu ia tekan. Nyalakan lampu dan tunjukkan sosok Jihoon yang kini asyik berbaring di ranjang sambil bermain game di ponselnya. Jihoon menoleh saat cahaya tiba-tiba menerangi ruangan.
"Oh, hai, baru pulang ya," katanya tak acuh dan kembali fokus pada ponselnya.
"Kenapa lampunya tidak dinyalan? Padahal gordennya sudah ditutup." Junkyu menutup pintu, lalu berjalan hampiri ranjang seraya lepaskan jas dan dasinya. Tubuh lelahnya lantas dijatuhkan ke atas ranjang. Berbaring di sebelah Jihoon yang tak begitu memperhatikan Junkyu.
Jihoon hanya melirik Junkyu sekilas. "Capek ya Pak, mending buruan mandi sana biar segeran dikit. Kalo langsung tidur pasti tambah capek."
Mendengar kalimat Jihoon itu membuat Junkyu batal memejamkan mata. Nafasnya dihela dengan berat rasakan lelah setelah bekerja ditambah besok masih harus tempuh perjalanan panjang bulan madu; membayangkannya saja Junkyu sudah merasa kewalahan.
"Kamu sudah mandi?"
"Sudah dong!" Jihoon menyahuti dengan suara lantang. "Orang udah cakep gini. Kenapa, mau dimandiin?"
Junkyu bangkit. Mendengar pertanyaan itu membuat Junkyu terpejam sambil menggeleng pelan. "Mau?" tanyanya balik meladeni candaan Jihoon.
Jihoon menggeleng cepat dengan wajah pucat. Melihat respon itu Junkyu lantas terkekeh dan berlalu pergi ke kamar mandi. Jihoon menatap pintu kamar mandi yang tertutup dengan tatapan cemas. Sepertinya ia harus lebih hati-hati jika mau bercanda dengan Junkyu atau dia akan benar-benar jadi yang pertama menyesal.
Jihoon segera mengalihkan perhatiannya. Gamenya ia tinggalkan, lalu pergi mengambil koper untuk mulai berkemas. Jihoon mengeluarkan dua koper, tapi hanya mengisi salah satunya dengan barang-barang yang ia butuhkan.
"Pak, jangan lupa kemas-kemas ya, biar besok tinggal berangkat."
Junkyu yang baru keluar dari kamar mandi dan masih kenakan bathrobe itu hanya bisa melongo saat langsung menitahnya. Ia tak katakan apa pun dan lantas menghampiri lemarinya untuk mengambil beberapa pakaian dengan asal. Karena tidak hati-hati Junkyu sampai hampir tersandung oleh pakaiannya yang menjuntai ke lantai.
Jihoon yang duduk di ranjang sambil memperhatikan suaminya itu sampai terkejut. Ia menggeleng melihat Junkyu yang justru menghancurkan beberapa pakaiannya yang sebelumnya sudah terlipat dak kini harus melipat ulang semuanya agar muat dimasukkan ke koper.
"Mau dibantu?"
Tawaran itu justru membuat Junkyu mendengus sebal. "Kamu ini sepertinya memang menunggu saya jatuh ke tebing lebih dulu baru menawari bantuan, dan bahkan tidak langsung membantu," gerutunya sebal sambil berusaha melipat ulang pakaiannya.
Jihoon hanya tertawa samar mendengar penuturan suaminya barusan. Ia lantas menghampiri Junkyu dan mengambil alih koper berantakan tersebut. "Yaudah sini, kamu ganti baju aja sana."
"Terima kasih," katanya seraya beranjak meninggalkan Jihoon yang masih sesekali menertawakan Junkyu dan kekesalannya.
Saat sedang memeriksa beberapa kantong di koper Jihoon menemukan sesuatu yang dibungkus oleh kantong kain kecil. "Apa ini?" Jihoon meraba-raba isinya dari luar berusaha menebak isinya yang sepertinya banyak. Berpikir untuk membukanya namun juga berpikir bahwa tindakan tersebut tidaklah sopan mengingat ini bukanlah miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...