Dari pagi-pagi sekali Jihoon sudah bangun, bahkan lebih awal dari Junkyu dan itu sempat membuat Junkyu terkejut juga terheran. Jihoon bahkan sudah sibuk di dapur, namun bukan memasak atau menyiapkan sarapan melainkan menemani Sana yang memasak dan menunggunya selesaikan makanan yang Jihoon minta, dan sedikit membantunya.
"Kenapa sibuk sekali, padahal masih pagi." Junkyu menarik kursi, lalu duduk kursi meja makan yang di atas mejanya sudah tersaji menu sarapannya.
Jihoon menoleh. Ia lantas membawa semangkuk serealnya ke meja makan dan duduk di samping Junkyu. Junkyu hanya melirik Jihoon yang justru hanya makan sereal sebagai menu sarapan. Tak akan aneh karena selama bulan madu kemarin Jihoon memang tak pernah makan makanan berat sebagai sarapan.
"Pak, aku nanti mau ke rumah Mama ya, boleh kan," tanyanya meminta sebuah izin yang selama ini tak pernah ia minta.
"Ya boleh, kenapa tumben kamu izin."
Junkyu mulai mengisi piringnya dengan nasi dan lauk, sementara Jihoon hanya sibuk mengaduk-aduk sereal di mangkuknya. Jihoon mendengung lama memikirkan bagaimana ia harus menjawab pertanyaan suaminya karena sejujurnya ia juga tak yakin kenapa ia tiba-tiba meminta izin.
"Mau ikut gak?" Jihoon mengabaikan pertanyaan Junkyu sebelumnya dan justru balik melempar pertanyaan lainnya. Junkyu juga tak langsung menjawab. Suaminya itu terlihat menatap jam tangannya lalu kembali berpikir.
"Sekarang ya, bisa."
"Oke!"
Jihoon melanjutkan sarapannya dengan semangat. Junkyu memperhatikan Jihoon seraya ia yang juga turut menyantap makanannya. Ia tak tahu apa yang membuat istrinya itu begitu gembira tapi rasanya menyenangkan melihat bagaimana Jihoon tersenyum menikmati setiap suapannya.
Tak lama setelah selesai dengan sarapan Sana datang membawakan sebuah totebag besar yang penuh dengan makanan jadi. Jihoon segera meminta Junkyu untuk beranjak dan mempercepat diri. Namun sebelum mereka semat tinggalkan meja makan suara gemeletak sepatu yang beradu dengan lantai marmer mengalihkan perhatian keduanya.
Jisoo, ibu Junkyu datang dan langsung hampiri meja makan. Jihoon kembali mendudukkan diri dan sedikit menundukkan pandangan. Entah kenapa ia merasa begitu takut pada ibu mertuanya tersebut.
"Mama, kok tumben ke sini, ada apa," tanya Junkyu lebih dulu. Para pelayan segera datang membereskan meja makan dan menawari Jisoo apakah dia ingin minum atau makan sesuatu dan Jisoo hanya menyuruh semua pelayan itu untuk lakukan pekerjaannya dan abaikan kedatangannya.
"Gak ada apa-apa, Mama cuman mampir buat ketemu anak Mama, gak boleh?" Jisoo menjawab sedikit sinis. Ia melirik Jihoon yang duduk di samping putranya, lalu beralih pada totebag di atas meja. "Sepertinya kalian mau pergi ya," katanya kemudian.
"Iya, Jihoon mau menemui Mamanya."
"Baiklah, sepertinya kalian baik-baik saja. Oh iya, kamu bisa kan datang ke pesta pembukaan yang akan diadakan oleh Tuan Zhong besok, itu juga sekaligus hari ulang tahun putranya."
Junkyu mengangguk. "Iya," jawabnya singkat.
Jisoo kembali melirik Jihoon dengan sedikit kerutan di kening dan Jihoon yang ditatap begitu hanya bisa bengong karena tak tahu harus bereaksi bagaimana.
"Ajak istrimu sekalian. Yasudah, Mama pergi dulu ya." Jisoo langsung bangkit tinggalkan tempatnya duduk.
Junkyu hanya menatap kepergian ibunya sekilas, lalu turut bangkit berdiri. "Jihoon, ayo. Kenapa malah diam saja."
Panggilan itu sadarkan Jihoon dari lamunannya. "Pak, Mama mertua kok kayaknya gak suka aku ya," katanya tiba-tiba yang ditanggapi tawa samar dari Junkyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...