(02) meet him... again?

2.1K 260 37
                                    

Esok harinya, ketika sang surya sudah mulai naik ke atas kepala, di hari menjelang siang itu di mana biasanya ia masih asik menjelajahi alam mimpinya. Kini Jihoon sudah harus bangun sejak pagi dan bersiap untuk pergi menganggantikan ibunya bekerja sebagai pelayan. Sebenarnya Jihoon tidak pernah keberatan mau bekerja seperti apa pun asalkan masih pekerjaan yang benar, tetapi ibunyalah yang melarangnya untuk ikut membantunya bekerja sebagai pelayan.

Jihoon masih berdiam diri di depan flat tempat tinggalnya. Ia berulang kali berdecak kesal karena orang yang sebenarnya sudah sejak semalam ia coba hubungi tidak juga menjawab panggilannya sampai pagi ini, bahkan satu pesan pun tidak dikirimikannya sebagai balasan pada Jihoon.

Masih fokus pada ponselnya dengan mulutnya yang tak henti-hentinya menggerutu kesal Jihoon mengangkat wajah cemberutnya begitu pendengarannya menangkap suara familiar kendaraan bermotor yang datang mendekat. Senyum manisnya terbit menghiasi parasnya begitu melihat siapa yang datang, walaupun masih mengenakan helm yang menutupi wajahnya ia jelas mengenali siapa pemilik motor abu-abu itu.

Yoshinori, atau yang sudah kerap disapa Yoshi itu menghentikan motornya di depan Jihoon, kemudian melepas helmnya dan langsung menyerahkan satu kantong plastik berisi makanan pada Jihoon.

"Apa?" Tanya Jihoon heran. Ia masih belum menerima plastik yang diulurkan padanya itu.

"Buat Tante Jennie, lo bilang semalem Tante ngedrop lagi, nih buat sarapan." Jelasnya.

Jihoon menerima pemberian Yoshi itu seraya kemudian berucap, "Mama udah sarapan kali, telat lo kalau mau ngasih makanan. Lagian," Jihoon kemudian memperhatikan makanan apa yang kiranya Yoshi bawakan untuknya ini. "Mama mana boleh makan roti yang manis gini, ada-ada aja lo." Ucapnya dengan kesal.

"Ya udah, kalau Tante Jennie gak boleh makan ini, lo aja sih yang abisin." Jawabnya ringan.

"Halah, bilang aja kalau emang buat gue." Jihoon berdecak sebal karena sifat gengsian karibnya ini. "Oh iya, gue harus pergi gantiin Mama kerja hari ini jadi gak bisa bantuin lo di cafe, sama nanti tolong liatin Mama ya, takutnya Mama drop lagi, di rumah gak ada orang."

"Iya tenang aja, lo bakal lama gak kerjanya?"

"Harusnya gak sih, Mama biasanya gak sampe malem udah pulang. Udah ya, gue duluan, bye Yoshi, hati-hati." Pamitnya.

Sebelum melangkah pergi Jihoon sempatkan diri untuk mengusak rambut merah kawannya itu sampai berantakan dan menimbulkan sebuah protesan yang Yoshi serukan dengan kesal.

Meskipun kesal namun senyum di wajahnya itu tak bisa ia sembunyikan. "Hati-hati Jihoon!" Teriaknya kemudian seraya terus memandang kepergian Jihoon menuju halte bus terdekat untuk pergi menggantikan ibunya bekerja.

Jihoon sampai di halte bus bersamaan dengan datangnya bus dengan rute tujuannya. Langsung saja ia membawa tungkainya melangkah lebih cepat agar tidak tertinggal. Beruntung baginya karena masih banyak kursi kosong yang bisa ia tempati, padahal biasanya bus sering dipenuhi oleh penumpang. Jihoon memakan roti pemberian Yoshi tadi selama perjalanannya di dalam bus.

Semalam ia sudah menghubungi yang kata ibunya adalah kepala pelayan di rumah tempatnya bekerja dan Jihoon diperbolehkan datang untuk menggantikan ibunya sementara selama ibunya masih sakit. Tidak ada yang dipersulit memang, tetapi Jihoon cukup khawatir juga dengan bosnya nanti. Ia takut pemilik rumah itu jauh lebih galak dan mengerikan dari guru matematika di sekolahnya dulu.

Setelah turun dari halte bus Jihoon kembali berjalan memasuki komplek perumahan mewah yang dipenuhi rumah-rumah besar. Untuk sesaat Jihoon berdecak kagum, sudah lama ia tidak pernah lagi menginjakkan kaki di rumah mewah seperti ini.

Jihoon kembali membuka ponselnya untuk memastikan alamat rumah yang sedang ia tuju. Ia berhenti di depan sebuah gerbang yang tinggi menjulang. Setelah memastikan kembali alamatnya Jihoon kemudian menelepon kepala pelayan di rumah itu.

Sweet Love [ kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang