Sweet Love [ kyuhoon ]

(15) akhir kecemburuan 🔞

HATI-HATI 🔞
Kawasan dewasa, yang masih di bawah umur dibarap mundur atau disarankan sambil diawasi oleh orang tua atau wali.

Kalian boleh baca tapi setengah yang awal aja, selanjutnya ke bawah jangan diterusin!

Yang di bawah umur udah pada pulang kan? Oke.

Silahkan

Sekembalinya mereka ke rumah Jihoon makin dibuat terheran dengan Junkyu yang tiba-tiba diam dan keterdiamannya terasa begitu aneh bagi Jihoon. Tak lama setelah sampai di rumah Junkyu juga langsung berpamitan untuk pergi ke kantor. Meskipun tahu bahwa Junkyu memang tak banyak bicara, namun melihat Junkyu yang sengaja tak bicara dengannya membuat Jihoon gundah juga.

Jihoon sudah mencoba berpikir dan mengingat apa yang sekiranya membuat Junkyu kesal. Kepalanya pasti sudah beruap saking panasnya. Namun hasilnya tetap saja sama. Ia tak tahu apa yang salah.

Jihoon beralih metode. Ia akhirnya mengirimkan pesan pada ibunya untuk menanyakan apa sebenarnya yang merusak mood suaminya karena saat di rumah tadi ibunya terlihat seperti tahu sesuatu. Mungkin Junkyu memberitahunya, atau mungkin ibunya sendiri yang terlalu peka pada orang di sekitarnya.

'Mungkin dia cemburu?'

Matanya melebar terkejut saat membaca pesan singkat yang ibunya kirim. Ia melupakan satu kemungkinan tersebut, bahwa Junkyu mungkin cemburu pada seseorang yang mereka temui hari ini. Namun siapa? Jihoon tak lagi bertanya pada ibunya. Ia akan memikirkannya sendiri.

"Yoshi?"

Ragu. Namun pada siapa lagi suaminya itu cemburu jika bukan karena Yoshi? Ibunya akan jadi mengecualian, dan Yoonbin? Sepertinya Junkyu justru membenci Yoonbin selayaknya Jihoon membenci Yoonbin ketimbang adanya rasa cemburu.

Menjelang petang, Jihoon masih duduk di kamarnya seraya membaca beberapa situs di ponselnya. Meskipun begitu pikirannya terus teralihkan pada Junkyu yang belum juga pulang. Jemarinya kembali menggulir layar. Saat rungunya mendengar suara pintu dibuka ia cepat-cepat menoleh.

"Pak!" Seruannya menghentikan langkah Junkyu yang berniat berlalu tanpa menyapa Jihoon. Namun sekarang ia tetap berhenti dan menoleh pada Jihoon yang kini menghampirinya.