(58) teman gosip

1.8K 175 90
                                    

Siang itu Junkyu pergi mengantarkan Jihoon untuk mengurus pengajuan cutinya. Jihoon sudah berada di ruang tata usaha, sementara Junkyu menunggu di luar sendirian. Tidak sendirian sebenarnya karena ada banyak mahasiswa lainnya yang juga sedang menunggu giliran pelayanan. Di saat begini pun, Junkyu masih sempat sibukkan diri memeriksa pekerjaannya yang sekarang sedang dipegang Doyoung.

Fokusnya hanya terpusat pada ponselnya saat tiba-tiba namanya dipanggil. Junkyu menoleh, mencari siapa yang tadi memanggilnya karena ia yakin seratus persen suara itu bukan milik istrinya.

"Loh kan, beneran Kim Junkyu?"

Junkyu terkejut, lantas berdiri dan langsung menyelami pria seumuran ayahnya yang baru saja menyapanya. "Lama gak ketemu, apa kabar kamu," ucapnya seraya menepuk pelan punggung Junkyu dengan akrab.

"Baik Om. Om sendiri gimana kabarnya? Sekarang ngajar di sini?"

Chanwoo, pria yang merupakan teman lama ayahnya itu menggeleng. "Baik dong, sehat gini. Saya jadi dosen undangan aja, ngisi satu matkul di sini. Kamu ngapain di sini? Mau balik jadi dosen lagi?"

"Bukan Om, gak bisa, nanti gak ada yang jalanin perusahaan, Papa ngamuk lagi. Ini cuman nganterin istri ngurus cuti," jawabnya menjelaskan. Yang rupanya justru buat teman ayahnya itu terheran-heran sambil berusaha mengingat.

"Istri?" tanyanya berusaha membenarkan apa yang baru saja didengarnya dan Junkyu mengangguk. "Istri kamu dosen di sini juga? Yang mana? Saya kenal dosen sama karyawan sini, gak pernah ngeh kalah ada istri kamu. Duh, gara-gara saya dateng ke pernikahan kamu sih ya.

"Oh, bukan, istri saya-"

"Pak!" Jihoon tiba-tiba keluar dari ruang tata usaha lalu berlari kecil menghampiri Junkyu.

"Ini dia," lanjutnya begitu saja. Junkyu lalu mengulurkan lengan dan merangkul bahu Jihoon.

"Loh? Kamu jadi cuti Jihoon?" Tapi Chanwoo justru tak memperhatikan dan malah beralih fokus pada mahasiswanya yang ia kenal penuh energi.

"Iya dong Pak," jawabnya dengan bangga. Ia tak perlu pusingkan tugas akhirnya untuk sementara selama cutinya.

"Cuti tuh mau ngapain, mau nikah kamu?"

"Ih ngapain nikah, kan aku udah nikah, nih suamiku," Jihoon menunjuk Junkyu, dan akhirnya barulah pria berkacamata itu melihat tangan Junkyu yang sudah bertengger di bahu Jihoon.

"Ohhh, astaga, jadi Jihoon ini istri kamu Jun?"

"Iya Om, kan tadi saya udah bilang."

Jihoon menatap dua orang di hadapannya itu bergantian. Tiba-tiba merasa aneh dengan panggilan yang terdengar akrab. "Kok..., kamu kenal Pak Chanwoo ya Pak?" tanyanya kemudian pada Junkyu.

Suaminya itu mengangguk. "Iya, Om Chanwoo ini temen Papa, beliau juga yang dulu bantuin saya ngajar di kampus."

"Ah, itu, sayang banget kamu gak lanjut ngajar tapi bagus juga kamu nerusin perusahaan Papa kamu, uangnya lebih jelas dan memastikan." Dua orang itu tertawa bersama, lain dengan Jihoon yang tak tahu dimana letak lucunya.

"Oh iya, ini cuti mau kemana? Kan nikahnya udah lama. Gak sekalian nunggu Jihoon lulus aja, emangnya mau kemana," Chanwoo kembali ajukan tanya.

"Jihoon hamil," Junkyu menjawab dengan singkat, padat, jelas, dan cukup buat yang lebih tua terkejut bukan main.

Chanwoo berkacak pinggang. Otaknya seperti baru saja mendapatkan pengetahuan luas biasa. "Istri kamu hamil, si Jihoon ini lagi hamil, berapa bulan?" tanyanya ulang berusaha mempernelas.

"Yah, udah mau tujuh bulan? Perutnya aja udah gede."

Jawaban itu buat Chanwoo menoleh pada Jihoon dan memperhatikan perut Jihoon yang memang benar terlihat lebih buncit dari perut pria kurus biasanya. Efek Jihoon yang juga mengenakan pakaian besar, ia jadi tak menyadari perubahan bentuk badannya jika saja tak disebutkan.

Sweet Love [ kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang