Di pertengahan musim panas yang membakar epidermis ini Jihoon juga harus turut merasakan panas di hatinya. Berulang kali ia berdecak kesal karena chat yang ia kirimkan kepada sang kekasih tidak ada satu pun yang direspon.
Bicara soal pacar, ini sudah masuk bulan ketiga ia menjalin hubungan asmara dengan orang yang sudah sejak lama ia sukai itu. Namun entah mengapa pacarnya itu sangat sulit untuk dihubungi akhir-akhir ini, bahkan telepon darinya pun jarang diangkat.
Jihoon berjalan menyusuri trotoar jalan dengan kedua matanya yang terus fokus pada benda pipih di tangannya kini. Bibir delimanya itu tak henti-hentinya menggerutu kesal karena chat yang ia kirim bahkan tidak dibaca sama sekali.
Ia berhenti di tepi jalan, berniat menyeberang. Sebelum lampu lalu lintas berubah warna matanya sudah lebih dulu menangkap sosok sang kekasih yang berada di sebuah cafe yang terletak di seberang jalan. Matanya memicing begitu melihat adanya seorang gadis yang duduk bersama pacarnya itu dengan tawa bahagia di wajahnya.
Sekarang bukan hanya panas di hatinya, tetapi emosinya kini juga ikut terbakar begitu melihat pemandangan di depannya sana. Setelah lampu lalu lintas berubah jadi merah dan lampu penyeberangan berubah hijau Jihoon segera membawa tungkainya melangkah menyeberangi jalan bersama dengan beberapa orang lainnya yang juga tengah menyeberang.
Di tengah keramaian itu Jihoon mengepalkan tangannya menahan kesal. Ketika ia sampai di depan pintu cafe yang di dalamnya terdapat pacarnya yang sepertinya tangah asik berselingkuh itu Jihoon sempat terdiam sejenak untuk menenangkan diri agar ia tidak langsung mengamuk begitu masuk dan melihat wajah pacarnya yang mungkin sebentar lagi akan jadi mantannya.
Klingg
Jihoon masuk ke dalam cafe. Sapaan hangat dari pelayan cafe itu ia baikan, bahkan dinginnya pendingin ruangan di dalam cafe itu tidak akan mampu meredakan hatinya yang sudah memanas.
"Yoonbin."
Panggilan itu membuat pria yang tadinya masih asik mengobrol dengan seorang gadis yang duduk di hadapannya jadi mengalihkan perhatiannya. Kedua matanya melebar terkejut begitu melihat siapa yang kini berdiri di belakangnya.
"Ji-Jihoon." Gugup. Pemuda yang dipanggil dengan nama Yoonbin itu secara otomatis berdiri dari duduknya.
Jihoon tak menghiraukannya. Ia lalu keluar dari cafe itu, dan tentu saja Yoonbin yang baru saja tertangkap basah itu segera mengikuti Jihoon keluar.
"Jihoon! Jihoon dengerin gue dulu."
Yoonbin dengan sigap meraih lengan Jihoon dan menahannya, membuat Jihoon akhirnya menghentikan langkah kakinya. Ia memang sigap dalam menahan Jihoon namun begitu Jihoon berbalik padanya-
Bugh
Satu pukulan berhasil mendarat di wajah tampannya sampai membuatnya jatuh tersungkur karena tak siap dengan serangan fisik yang Jihoon berikan.
"Yoonbin!"
Pekikan histeris itu datang dari gadis yang tadi duduk dengan Yoonbin di dalam cafe. Gadis cantik itu segera menghampiri Yoonbin dan membantunya untuk berdiri. Jihoon masih diam memperhatikan keduanya.
"Lo siapa sih?! Kenapa main pukul pacar gue gitu aja? Emang gak bisa apa ngomong baik-baik dulu!?" Gadis itu kembali bersuara dengan suara keras, membuat beberapa orang yang lewat jadi memperhatikan mereka.
"Lo pacaran sama ni cowok sejak kapan sih? Kayaknya sayang banget lo sama dia." Tanya Jihoon dengan suara tenang, walaupun saat ini sebenarnya ia sudah ingin sekali mencakar wajah Yoonbin dan gadis yang mengaku pacar dari lelaki yang juga pacarnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanficB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...