(20) makin ribut

1.7K 221 34
                                    

Malam itu Junkyu pulang saat Jihoon telah terlelap. Perlahan ia hampiri istrinya. Perhatiannya teralihkan pada ponsel Jihoon yang tiba-tiba menyala, perlihatkan beberapa notifikasi pesan masuk dari seseorang yang Jihoon namai 'Mama my angel'. Junkyu mengambil ponsel Jihoon dan membukanya, karena memang Jihoon tidak mengunci ponselnya. Saat dibuka, terlihat di layarnya sebuah riwayat panggilan yang durasinya hampir 4 jam lamanya; dengan ibunya.

'Pasti ketiduran ya'

'Kalau gitu mama matiin ya teleponnya'

'Selamat tidur sayangnya mama'

'Jangan lupa untuk bicara dengan suamimu besok. Dia juga harus tahu bagaimana perasaanmu'

Junkyu membaca semua pesan itu dari jendela notifikasi. Ia lalu menoleh pada Jihoon yang terpejam. Lantas berikan satu kecupan ringan di keningnya. "Ada apa, kenapa kamu cuman cerita sama Mama kamu, hm?" Junkyu berbisik di dekat wajah Jihoon, buat Jihoon sedikit kerutkan wajah karena merasa terganggu. Namun tetap melanjutkan mimpinya dengan damai.

Ketika pagi beranjak dari timur. Jihoon terbangun dengan sisi lain ranjangnya yang telah kosong. Keningnya mengkerut, ia tak ingat telah tidur semalam. Ia bangun mencari ponselnya yang rupanya sudah diletakkan di atas nakas. Kerutan di keningnya semakin dalam. Seingatnya ia masih menelepon ibunya semalam, dan saat ia membuka pesan dari ibunya barulah ia sadar kalau ternyata semalam ia bertelepon sampai tertidur.

Namun sekarang, kemana suaminya pergi sepagi ini. Setelah mencuci wajahnya, Jihoon lantas keluar dari kamarnya dan pergi turun. Saat pergi ke dapur, saat itulah ia melihat punggung suaminya yang tengah sibuk di dekat kompor. Aroma wangi panggangan roti mengalihkan seluruh perhatiannya dari memperhatikan punggung tegap suaminya.

Jihoon segera beranjak menghampiri Junkyu. "Pagi suami!" Tangannya merangkul pinggang Junkyu, membuat suaminya itu kontan terkejut dan hampir melemparkan spatula kayu di tangannya ke wajah Jihoon.

"Astaga, jangan tiba-tiba mengagetkan seperti itu," omelnya pada Jihoon. Namun segera kembali sibuk dengan beberapa irisan daging kalengan di atas wajan.

"Heheh," Jihoon hanya nyengir. "Mau buat apa," tanyanya seraya perhatian sekitar konter yang penuh dengan beberapa lembar roti yang sudah dipanggang dan banyak selada.

"Sandwich," jawabnya singkat.

Jihoon mengangguk-angguk saja, lalu beranjak pergi dan kembali tak lama setelahnya. "Pak, tahu gak apa yang lucu?" tanyanya, berdiri tepat di samping Junkyu.

"Apa," Junkyu sekilas menoleh pada Jihoon yang tersenyum padanya. Ia akan menaruh curiga pada bagaimana senyum itu terpatri.

"Aku," katanya. Jihoon lalu letakkan dia lembar roti tawar ke atas piring kosong. "Aku nitip ya Pak, buatin sekalian, tapi jangan dikasih tomat ya Pak," ucapnya, buat Junkyu hanya bisa pasrah sambil mengangguk-sudah menduga akan permintaan istrinya ini. "Makasih," serunya dengan gembira dan lantas beranjak dan duduk di meja makan. Tangannya kembali meraih beberapa lembar roti tawar di atas meja.

"Suami," Jihoon kembali memanggil Junkyu dengan suara mendayu manja. Junkyu di balik kompor sana hanya bisa mendengus saat mendengar bagaimana Jihoon memanggilnya, namun juga tak bisa hindarkan senyumnya untuk timbul.

"Aku boleh nitip lagi gak, mau sandwich-nya dua," katanya.

"Bawa sini rotinya." Junkyu tak keberatan. Pun lagipula, bagaimana ia bisa menolak permintaan istri manisnya yang saat kembali menghampirinya dengan dua lembar roti di tangannya itu juga langsung mencium pipinya sebagai ucapan terima kasih. Kalau begini mau diminta membuat seribu sandwich pun akan ia laksanakan asal dapat balasan setimpal dengan ribuan ciuman.

Sweet Love [ kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang