Hari ini paginya diawali dengan rasa malas untuk membuka mata. Jihoon mnggeliat dalam tidurnya berusaha temukan kenyamanan lagi untuk melanjutkan mimpi yang terputus. Namun panasnya sinar mentari yang membias dari jendela kamarnya membuat Jihoon mau tak mau harus bangun juga. Keningnya mengkerut dengan mata masih setengah tertutup saat melihat ke sisi lain ranjang dan tak temukan suaminya.
Kepalanya kembali dijatuhkan ke atas bantal empuk seraya menghela nafas kasar; berpikir bahwa mungkin Junkyu sudah berangkat bekerja sebelum ia bangun-lagi. Sampai saat rungunya tiba-tiba mendengar suara pintu lemari yang dibuka yang mana akhirnya membuatnya batal memejamkan mata. Jihoon segera bangkit duduk. Matanya masih berat untuk terbuka saat samar-samar melihat punggung suaminya yang sepertinya masih mencari sesuatu di lemari.
"Aku kira kamu udah berangkat," katanya dengan suara lemas sedikit serak.
"Oh, udah bangun?" Junkyu berbalik, lantas kenakan kemejanya dan hampiri istrinya yang masih berusaha membuka mata. Tangannya mengusap puncak kepala Jihoon, lalu mengecupnya sekilas.
Jihoon mendongak menatap Junkyu. "Kamu udah mandi? Udah mau berangkat ya, rajin banget. Bangun pagi, mandi pagi, pergi kerja, kamu pernah capek gak sih."
Mendengar pertanyaan istrinya itu Junkyu justru terkekeh. "Saya sudah terbiasa bangun pagi, mandi pagi, sarapan, beraktivitas, makan tiga kali sehari, banyak minum air putih, makan makanan bergizi," Junkyu mengedikkan bahu, merasa bahwa semua rutinitas tersebut bukanlah sesuatu yang sulit baginya.
Sedangkan Jihoon justru melongo mendengar penjelasan tersebut. Saat masih hidup mapan saja Jihoon sudah terbiasa bermalas-malasan, beruntung saja sekarang pun ia masih bisa bermalas-malasan berkat suaminya yang kaya dan rajin menghasilkan uang.
"Wah, Mama mertua sukses banget ngedidik anaknya. Sehat banget kedengarannya, tapi, aku kok gak pernah liat kamu olahraga ya, berarti kurang sehat itu pola hidup kamu, belum sempurna."
"Olahraga? Sebelumnya saya sering melakukannya di akhir pekan. Kalau hari biasa seperti ini ya tidak akan sempat."
"Sekarang? Gak pernah? Aku gak pernah liat tuh."
"Sekarang saya olahraga kalau malam, sama kamu," balas Junkyu seraya ibu jarinya mengusap pipi Jihoon.
Jihoon memutar mata malas mendengar jawaban tersebut. Ia kemudian kembali menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Suaminya itu terkekeh, lalu beranjak untuk segera bersiap pergi bekerja sementara Jihoon hanya diam di ranjang nyamannya.
"Kayaknya aku juga harus mandi sekarang deh," ujarnya tiba-tiba, alihkan perhatian Junkyu yang kini sedang mematut diri di depan cermin.
"Tumben, biasanya kamu baru mandi kalau sudah siang."
Jihoon mendesah panjang. "Nanti kalau Mama mertua tiba-tiba ke sini lagi, malu kalau aku kayak kemarin lagi, pas ketemu malah aku masih pake piyama, kucel, bau, belum mandi, jelek," gerutunya sebal seraya mengingat kejadian kemarin lusa.
"Hehe, kasian Mama mertua pasti nahan kesel deh kemarin itu," ucapnya sambil terkekeh kecil mengingat wajah kesal Jisoo kemarin. "Aku juga mau mandi dulu ya," Jihoon lantas segera beranjak menuju kamar mandi.
"Aaaakh!"
Junkyu berbalik terkejut saat tiba-tiba terdengar suara teriakan Jihoon dari kamar mandi; padahal belum sampai lima detik sejak Jihoon masuk ke kamar mandi. Jihoon lalu keluar dari sana dengan buru-buru menghampiri Junkyu.
"Ada apa?" Junkyu ikut panik saat melihat wajah pucat Jihoon.
"Pak, tolongin ini cepet!" Jihoon menarik lengan Junkyu menuju kamar mandi. Jihoon menunjuk ke arah pojok ruangan. "Itu, itu, ituuuuuu," Jihoon bergidik saat menunjuk pada sebuah kecoa yang menggeliat di dekat saluran pembuangan air dengan posisi terbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanficB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...