Pagi di kediaman keluarga Kim dimulai dengan sedikit ricuh. Pagi-pagi Junkyu kembali mengetuk pintu kamar adiknya, namun saat ia coba buka pintunya, rupanya kamar itu sudah kosong. Jihoon yang terpaksa bangun karena keributan itu hanya bisa berdiri kaku di dekat tralis lantai dua saat melihat Junkyu yang mulai berdebat ibunya.
"Itulah kenapa kamu seharusnya berhenti mengekang adikmu! Selalu seperti ini, setiap kamu bertengkar dengan Doyoung, adikmu itu pasti kabur! Sekarang kemana kamu akan mencarinya lagi!"
Junkyu tak bereaksi banyak atau menyahuti amarah Jisoo. Hanbin yang baru keluar dari kamar itu segera hampiri istrinya dan coba tenangkan Jisoo. Junkyu berlalu kembali ke kamarnya tanpa mengatakan apa pun. Tatapan penuh amarah Jisoo beralih pada Jihoon dan dengan kikuk Jihoon lantas berpamitan.
"A-aku akan coba bicara dengannya," ucapnya gugup dan langsung berlari menyusul Junkyu.
Di dalam kamarnya, dilihatnya sang suami yang tampak gelisah. Sebenarnya Jihoon takut untuk ikut campur, tapi sepertinya itulah yang harus ia lakukan sekarang mengingat keluarga suaminya adalah keluarganya juga.
Jihoon coba hampiri Junkyu. "Pak," panggilnya pelan alihkan perhatian Junkyu. "Eum, mungkin bener deh apa kata Mama. Doyoung kan masih remaja, masih masa pubertas gitu, maklumin aja kalau dia pengen punya pacar."
"Maklum?!" Nada suaranya tak sengaja meninggi. Namun saat sadar dengan siapa ia bicara kini, Junkyu coba tenangkan dirinya lebih dulu sebelum melanjutkan bicara. "Saya udah cukup kasih dia toleransi, saya gak akan kasih Doyoung kelonggaran lagi."
"Tapi kan, Pak, kamu pernah remaja, aku pernah remaja, kita tahu gimana pola pikir anak-anak kayak Doyoung. Ngekang dia kayak gini cuman bakal dia makin ngelawan!"
"Jihoon, kamu gak ngerti," ucapnya frustasi. Junkyu mendudukkan diri di tepi ranjang.
"Gak ngerti apa?! Ya makanya kasih tahu aku, Doyoung ada salah apa sampai kamu kayak gini ke dia." Jihoon beralih berjongkok di hadapan Junkyu, letakkan kedua lengannya di paha suaminya. "Kasihan Doyoung kalau dia terus dibatesin kayak gini," katanya lagi dengan wajah sedih.
Junkyu mendesah panjang sarat akan rasa frustasi yang menggila memikirkan adiknya. Saat matanya bertemu tatap dengan manik bening Jihoon, perasaan marahnya tiba-tiba lenyap. Tangannya bergerak mengusap wajah manis istrinya. Dalam hati ia meronta, ia tak bisa biarkan istri manisnya ini memihak adiknya dan jadi ikut menentangnya.
"Kamu tahu sexting?"
Jihoon mengernyit. Kepalanya dimiringkan sedikit berusaha mengingat. "Maksudnya sex texting? Yang mirip vcs, video call sex?"
"Ya," singkat Junkyu menjawab dan Jihoon turut mengangguk katakan bahwa ia tahu hal-hal itu. "Pacar Doyoung yang sebelumnya, ngebuat Doyoung melakukan semua itu. Sexting, vcs, dan saya bahkan gak tahu apa lagi yang mungkin mereka lakukan saat mereka bertemu."
Jihoon melebarkan mata dengan mulut menganga. Dari sekian banyak kemungkinan akan kenakalan yang mungkin Doyoung lakukan, ini adalah sesuatu yang tak ia bayangkan akan dilakukan oleh adik iparnya tersebut karena baginya Doyoung terlihat begitu polos dan lugu. Apa ia mungkin telah salah menilai?
[ Sweet Love ]
Kembali ke rumah pribadi si kembar. Kamar Mashiho. Tiga serangkai itu lantas mengundang satu lagi tamu yang baru sekitar dua minggu ini bergabung di kotak pertemanan mereka, Park Jeongwoo; pacar Doyoung. Bukan tanpa alasan, tapi Jeongwoo juga akan terlibat dalam hal operasi membantu Doyoung kabur dari amarah kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love [ kyuhoon ]
FanfictionB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Tujuan awalnya adalah untuk memanfaatkan uang yang dimiliki suaminya untuk pengobatan ibunya dan juga untuk memperbaiki keuangannya yang kian memburuk setelah kepergian ayahnya. Namun kini perasaannya justru terbuai aka...